© 2004 Dwi Purwoko Posted ,
Makalah pribadi
Pengantar ke Falsafah Sains
(PPS702)
Sekolah Pasca Sarjana / S3
Institut Pertanian Bogor
April 2004
Dosen:
Prof. Dr. Ir.
Rudy C. Tarumingkeng (penanggung jawab)
Prof. Dr. Ir.
Zahrial Coto
Dr Ir Hardjanto
PENYULUHAN
MELALUI PROGRAM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN
GUNA MEMBANGKITKAN MOTIVASI USAHA MASYARAKAT KE ARAH KEMANDIRIAN: KASUS MASYARAKAT DESA PAOMAN DAN KENANGA DI
INDRAMAYU
Oleh:
Dwi Purwoko
P061O24021/PPN
Kata Pengantar
Paper yang dibuat ini merupakan hasil penelitian yang berkaitan dengan bidang
penyuluhan yang telah dilakukan penulis
. Hasil penelitian ini kemudian ditulis ulang dengan dilengkapi teori maupun data lainnya setelah
mengikuti mata kuliah : Falsafah Sains yang diasuh oleh Prof. Dr. Rudy C.
Tarumingkeng.
Dari mata kuliah Falsafah Sains yang
diikuti tersebut , penulis menangkap bahwa materi yang disajikan terkait erat
dengan upaya membuat hasil karya akademik yang sistematis dan logik . Dari filosofi inilah penulis
merasa relevan menghadirkan hasil
penelitian penulis guna memenuhi
persyarakatan mata kuliah Falsafah Sains.
Saya mengucapkan banyak terima kasih
kepada Prof.Dr. Rudy C. Tarumingkeng ,
Dr. Hardjanto dan Dr. Sjahrial Coto yang telah memberi banyak pelajaran yang berkaitan dengan penulisan akademik
melalui pelajaran falsafah sains, dan
dapat memperkaya pengetahuan penilis
yang menjadi kritis dalam pengembangan ilmu pengetahuan terutama dalam kegiatan
penulisan hasil penelitian.
Tentunya sebagai sebuah karya akademik
masih terdapat pula kekurangan baik dari sisi sistematika ilmu pengetahuan
yang terkait dengan metodologi, teori
dan mungkin pula data yang diungkapkan
dalam paper ini. Saran dan kritik membangun amatlah sangat diharapkan guna
memperbaiki paper ini.
Jakarta , 22 April 2004
Dwi Purwoko
PENYULUHAN MELALUI PROGRAM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN GUNA MEMBANGKITKAN MOTIVASI
USAHA MASYARAKAT KE ARAH KEMANDIRIAN , KASUS: MASYARAKAT DESA PAOMAN DAN
KENANGA DI INDRAMAYU
I. Pendahuluan
I.1. Latar
Belakang
Penyuluhan merupakan kegiatan
atau sistem pendidikan non formal dengan
tujuan mengubah perilaku (clien) dengan sasaran yang dikehendaki. Penyuluhan
memiliki tujuan dalam skala jangka pendek yakni mengubah perilaku baik
dari sisi pengetahuan (kognitif),
sikap mental (afektif) dan ketrampilan (psikomotorik) agar clien
agar clien menjadi tahu, mau dan mampu mengubah kehidupannya ke arah yang lebih baik lagi. Dengan demikian
tujuan jangka panjang penyuluhan adalah menciptakan masyarakat yang sejahtera
dan makmur.
Saville, Ian Mac Donald dan David
Haerle mendefinisikan bahwa penyuluhan merupakan upaya mendidik manusia untuk
meningkatkan standar kehidupannya, dengan usaha mereka sendiri, menggunakan
sumber-sumber kekuatan dan materi mereka sendiri disertai bantuan yang terbatas dari pihak lain, melalui
partisipasi pemimpin setempat dan semangat menolong diri sediri.
Tentunya dalam penyuluhan diperlukan adanya perencanaan program yang akan memberikan
semacam krengka kerja bagi penyluh dan semua pihak (termasuk masyarakat) untuk
mengambil keputusan tentang kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan demi
tercapainya tujuan pembangunan.
Perencanaan program penting untuk
dilakukan dengan alasan agar menjadi acuan dalam mempertimbangkan secara
seksama apa yang dilakukan, dan
bagaimana cara melaksanakannya dengan pelbagai alternatif. Tersdianya acuan
tertulis yang dapat digunakan untuk
mencegah terjadinya salah pengertian
serta dapat dikaji ulang (evaluasi). Sebagai
pedoman dalam pengembilan keputusan bila ada usulan/saran penyempurnaan yang
baru serta memantapkan tujuan serta dapat diukur dan dievaluasi untuk
mengetahui seberapa jauh telah dicapai.
Dalam model yang digunakan untguk
perencanaan Program pembangunan dengan
menggunakan model KOK (1962) yakni :
1. Survey
2. Analisis keadaan (alanysis of situation)
3. Identifikasi masalah (identification
of problems)
4. penetapan alternatif pemecahan masalah (decition
on alternative solution)
5. Rincian kegiatan dan lingkup tujuan (determination
of objectives and scope)
6. perumusan rencana kegiatan (development
of plan of action)
7. Pelaksanaan rencana kegiatan (execution
of plan of work)
8. evaluasi
Oleh karena itu dalam melaksanakan program
perencanaan pembangunan pada masyarakat di desa yang diteliti terlebih dahulu perlu kita memperhatikan kondisi daerah yang hendak diteliti.
Berdasarkan data
statistik , jumlah penduduk kabupaten Indramayu pada tahun 1999 sekitar
1.550.173 jiwa. Mereka bermukim di 10 kecamatan, yaitu Indramayu, Haurgelius,
Gabus Wetan, Cikedung, Lelea, Bango Dua, Jatibarang, Kertasemaya, Krangkeng,
Lohbener, Kandang Haur, Anjatan, Bongas dan Widasari. Berdasarkan peraturan
daerah kabupaten tingakt dua Indramayu no. 17 1993, kabupaten ini dibagi diabagi ke dalam 5 simpul pengembangan, yaitu
simpul Inramayu, Karangampel, Jatibarang, Losarang dan Haurgelis. Secara
berturut-turut yang tersebut pertama merupakan pusat pertumbuhan ekonomi bagian
kota, yang kedua bagaian Timur, yang ketiga bagian tenggara, yang keempat
bagian barat, dan yang kelima bagian utara.
Dari
sejumlah desa yang ada di kabupaten Indramayu yang menjadi objek penelitian
riset aksi ini adalah desa Paoman, kecamatan Indramayu dan desa Kenanga,
kecamatan Sindang Desa yang tersebut pertama hanya berjarak 1,8 km dari ibukota
kabupaten dan termasuk ramai karena setiap 10 menit dilalui oleh angkutan umum.
Jumlah penduduk desa ini adalah 8.189 jiwa dengan 1.755 KK.
IV. Penutup
IV.1.Kesimpulan
Pendidikan
non formal dalam rangka membentuk individu dalam mayarakat menajadi tahu, mau
dan mampu terutama dalam menolong dirinya sendiri menajasdi sangat penting dalam situasi dewasa ini
terutama pada masyarakat yang diajadikan focus penelitian ini. Pendidikan wirasusaha menajadi penting untuk
dilakukan agar mereka tahu, mau dan mampu mengelelola sumber daya
yang ada disekelilingnya.
Dalam upaya
menghadapi krisis ekonomi yang telah terasa di pedesaan, operasi Jaring
Pengaman Sosial menjadi penting. Pelbagai upaya dilakukan oleh pemerintah
maupun swasta termasuk program aksi riset ini. Aksi riset ini bertujuan untuk
membantu warga desa untuk lebih mampu mengambil inisiatif untuk membantu diri
sendiri dan secara berangsur-angsur dengan melalui kelompok yang terbatas
melakukan perubahan mentalitas dari yang sebelumnya cenderung tergantung kepada
pemberi kerja dalam memperoleh penghasilan, kearah usaha-usaha yang lebih
keatif, inovatif dan memanfaatkan sumberdaya yang ada di lingkungan melalui
kegiatan wirausaha.
Tentunya
peneliti dan penyuluh sebagai agen perubah terlebijh dahulu menganalisa kondisi
atau situasi keadaan masyarakat tersebut dengan melakukan survey maupun
mnganalisa situasi, mengindentifikasi masalah, membuat keputusan dalam
alternatif solusi, menetapkan tujuan, membangun perencanaan aksi, mengadakan
evaluasi dan reconsideration.
Setelah
langkah tersebut dilakukan baru dijalankan
implementasi kegiatan riset aksi pemberdayaan melalui motivasi daan
potensi kewirausahaan yang dilakukan dengan memperhatikan jenis usaha yang
memungkinkan dilakukan warga masyarakat dengan cara berkelompok. Pengembangan
motivasi dalam kelompok dilakukan dengan AMT dan pengembangan usaha melalui
pelatihan EMD serta dilakukan pelatihan teknis khusus untuk kelompok pengusaha
kerupuk. Sebelum dilakukan pelatihan peneliti membentuk kelompok-kelompok dalam
masyarakat dengan asumsi melalui kelompok maka tujuan individu lebih dapat
terealisisi. Setelah itu dilakukan pengguliran dana dan monitoring atau
pemantauan terhadap kegiatan yang telah dijalankan.
Adapun
personil kelompok berasal dari pemilihan dari aspirasi warga desa. Dan
diharpkan bahwa anggota juga dapat mengontrol personil bahkan pimpinan kelompok
terhadap dana yang digulirkan.
Dalam
menjalankan kegiatan riset aksi, pemilihan lokasi adalah sanagat mutlak untuk
dilaksanakan dengan memperhatikan bahwa lokasi penelitian tersedia sumber daya
alam, sumber daya manusia yang cukup bisa diandalkan dan mempunyai akses
pemasaran.
Namun
bagimanapun upaya yang direncanakan ternyata kelompok LKMD dan Batik masih
dapat bertahan dengan terjadinya pengguliran dana kepada anggota kelompok yang
membutuhkan, sedangkan kelompok pengusaha kerupuk tinggal papan nama saja. Hal
ini karena unsur-unsur dalam dinamika kelompok dan masalah kepemimpinan antara
pimpinan dan anggota sangat mempengaruhi maju mundurnya kelompok.
IV.2. Rekomendasi
Pemberdayaan masyarakat desa yang
bertumpu pada kemampuannya sendiri dapat dilakukan dengan pembentukan kelompok
dalam masyarakat. Pendiian non formal berupa pelatihan praktis wirausaha
diharapkan individu yang terlibat memiliki daya enterpreneur yang dapat
menajadi sadar bahwa mereka tahu,
mau dan mampu mengelalola sumber daya
yang ada di sekitarnya.
Dinamika
kelompok dan kepemimpinan dalam kelopok sangatlah penting untuk diperhatikan. Dengan
memperhatikan kedua aspek ini diharapkan eksistensi suatu kelompok dalam
masyarakat dapat berjalan dan ini dapat bermanfaat bukan saja bagi anggota yang
terdapat dalam kelompok tapi juga warga desa secara keseluruhan, sebab kegiatan
kelompok secara langsung dan tidak langsung dapat mempengaruhi kehidupan warga
desa.
Tetapi
juga perlu diperhatikan bahwa kegiatan
pendidikan non formal dengan upaya memberi kesadaran wirausaha juga merupakan upaya yang sangat strategis menolong mereka untuk
bangkit dari ketakberdayaannya.
Kegiatan
aksi riset yang terencana dengan memperhatikan dinamika dan kepemimpinan
kelompok dalam masyarakat desa dapat mensukseskan upaya pemberdayaan masyarakat
desa dengan usaha-usaha yang dijalankannya dan dengan suntikan dana untuk usaha
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan demikian riset aksi ini berbeda
dengan JPS pada umumnya yang memberi bantuan langsung yang bersifat konsumtif,
kegiatan aksi riset ini lebih bersifat strategis yakni memberi bantuan agar
masyarakat desa dapat memulai atau meningkatkan usaha-usaha yang bersifat
produktif, yang pada akhirnya dapat mengurangi ketergantungannya dari bantuan
pihak luar.
Meskipun
demikian riset aksi ini perlu pula memperhatikan dinamika dan kepemimpinan yang
ada dalam kelompok. Dengan memperhatikan kedua aspek ini diharapkan
kelompok tetap eksis.
Daftar Bacaan
Bertrand,
Alvin L. 1972. Social Organization
: A General Systems and RoleTheory Prespective. F.A. Davis Company.
Boyle,
Patrick G., 1981., Planning Better Programs,
Cartwrigt,
Dorwin dan Alvin Zander, 1968, Group
Dynamics, Research and
Theory, Harper dan Row Publishers,
New-York.
Gibson,
Alvin A. 1985. Group Communication,
Discussion Process and Aplication (terj.), UI Press,
Goudy,
Willis J. and Vernon D. Ryan, 1982, “Changing Communities,” dalam Dillaman, Don A and Daryl J. Hobbs (eds), Rural Society in
US: Issues for the 1980s,
Westview Press,
Horton, Paul B. dan Chester L. Hunt. 2001. Sosiolog jilid 1. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Kartohadikusumo,
Soetarjo, 1984, Desa, Balai Pustaka,
Loomis,
Charles P. 1967. Social Systems: Essays
on Their Persistence and Change.
D. van Nostrand Company, Inc.
Margono, Slamet dan Soemardjo, 2003, Catatan Kuliah Kelompok
Organisasi Kepemimpinan,
Pasca Sarjana Studi Penyuluhan Pembangunan,
Margono, Slamet dan Pang S. Asngari, 1969. Penyuluhan Peternakan. Ditjen Peternakan, Deptan, Jakarta.
Maskun, Sumitro, 1993, Pembangunan Masyarakat Desa Asas, Kebijaksanaan dan Manajemen,
Media Widya Mandala, Yogyakarta.
McClelland,
David C. 1961, the Achieving Society,
Free Press,
Pang
Soetomo,
1990, Pembangunan Masyarakat
: Beberapa Tinjauan Kasus,
Singarimbun,Masri dan Sofian Efendi, 1985. Metode: Penelitian Survey, Jakarta .
Sugiyanto,1996. “Persepsi Masyarakat Tentang Penyuluhan
Pembangunan Dalam Pembangunan Masyarakat Pedesaan,” Disertasi Program Pasca
Sarjana IPB, Bogor.
Soemarjo, 1999, ”Transformasi Model Penyuluhan Pertanian
Menuju Pengembangan Kemandirian Petani: Kasus di Propinsi Jawa Barat,”
Disertasi Program Studi Ilmu Penyuluhan
Pembangunan Program Pasca Sarjana IPB, Bogor.
Spaling,
Williard B.,1958,
Planned Change : A Comparative
Study of Principles and Techniques, Harcourt, Brace &
World, Inc.,
Syamsu
Syahriman, M. Yusril dan FX Suwarto,1991, Dinamika Kelompok dan Kepemimpinan (sebuah Pengantar), Universitas Atmajaya,
Tarumingkeng,
Rudy C., 2004, Catatan Kuliah Falsafah Sains, Sekolah Pasca Sarjana Intitut
Pertanian
Tjokrowinoto,
Moeljarto, 1996, Pembangunan
: Dilema dan Tantangan,
Pustaka Pelajar,