© Eddi Husni Posted
Makalah Individu
Pengantar Falsafah Sains
(PPS702)
Program Pascasarjana / S3
Institut Pertanian
November 2003
Dosen:
Prof. Dr. Ir. Rudy C. Tarumingkeng (penanggung
jawab)
Prof. Dr. Ir. Zahrial Coto
Analisis Gerakan Coupled
Heaving-Pitching Kapal Purse Seine Terhadap Gelombang Reguler Head
Seas
Oleh:
Eddi Husni
C561030091/TKL[1]
E-mail: eddi_husni@yahoo.com
ABSTRAK
Efektivitas pengoperasian
kapal penangkap ikan di laut pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh kemampuan
kapal untuk tetap selamat (seaworthiness) dan karakteristik yang
menekankan pada respon kapal terhadap kondisi operasional di laut (seakindliness),
kedua hal tersebut merupakan kriteria utama yang harus dipenuhi oleh suatu
kapal, yang berkaitan erat dengan karakteristik gerakan kapal.
Dalam penelitian ini secara khusus
dianalisis gerakan coupled heaving-pitching di gelombang reguler head
seas dengan sudut encounter 180o. Untuk itu penelitian
ini bertujuan (1) menganalisa besarnya amplitudo dan frekuensi gerakan coupled
heaving-pitching kapal purse seine pada gelombang reguler head
seas (2) Menganalisa gerakan coupled heaving-pitching pada gelombang
reguler head seas.
Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Kapal Perikanan dan Sistem Navigasi,
Jurusan Pemamfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor (IPB). Pelaksanaan penelitian kurang lebih enam bulan,
yaitu mulai bulan Maret 2002 hingga September 2002.
Data-data hasil
pengukuran dilapangan dianalisis secara numerik dan besarnya
tinggi gelombang adalah 3m dalam kondisi full capacity selama
600 detik. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa berdasarkan rasio dimensi utama
kapal purse seine (L/B, L/D dan B/D) dan parameter hidrostatis menunjukkan bahwa kapal purse seine
yang diteliti memiliki kemampuan laju kapal, kekuatan memanjang, turning ability dan
propulsive ability yang cukup baik.
Dari perhitungan secara
teoritis diperoleh, (1) Gerakan coupled heaving-pitching dapat
menurunkan besarnya amplitudo gerakan heaving dan sudut pitching
jika dibandingkan dengan gerakan uncoupled. (2) Gerakan coupled heaving-pitching
lebih nyaman daripada gerakan uncoupled heaving-pitching bagi
operasional di atas kapal dan menjamin keselamatan serta konstruksi kapal
selama berada dilaut, (3) Sudut pitching pada gerakan coupled
heaving-pitching dengan kecepatan kapal 3,090 m/det pada gelombang reguler head
seas akan selalu mengikuti pola gerakan gelombang, sedangkan gerakan heaving
akan bervariasi pada pola gerakan gelombang yang terjadi.
1. PENDAHULUAN
Perairan Aceh berhubungan
langsung dengan Samudera Hindia yang berada di bagian sebelah barat Sumatera
dan mempunyai potensi sumberdaya perikanan yang cukup besar. Luas perairan laut
Aceh adalah 56.563 km2, yang terdiri dari laut teritorial seluas
23,563 km2 dan perairan ZEE seluas 33.000 km2.
Rata-rata kapal yang digunakan
para nelayan untuk menangkap ikan di perairan Aceh adalah jenis kapal purse seine dengan panjang 25 m, draft
1,8 m dan lebar 6 m. Mesin yang digunakan juga bervariasi mulai dari 105 hingga
320 PK. Kecepatan rata-rata kapal adalah
3,090 m/det (6 knot = 6,90 mil/jam) yang merupakan kecepatan pada saat
berlayar. Dari jumlah jenis kapal ikan yang digunakan menunjukkan bahwa jenis
alat tangkap purse seine termasuk ke
dalam alat tangkap yang produktif.
Keadaan perairan Aceh cukup beragam,
hal ini disebabkan karena dipengaruhi oleh arus maupun gelombang laut Samudera
Hindia dengan rata-rata tinggi gelombang pada musim timur adalah 3 m dan
panjang gelombang adalah 28 m. Jika ditinjau dari pengaruh yang ditimbulkan,
maka kapal purse seine yang
dioperasikan di daerah tersebut harus memiliki efektivitas pengoperasian yang
cukup baik dari segi kenyamanan dan keamanan nelayan selama berada di atas
kapal serta cukup kuat untuk bertahan terhadap pengaruh eksternal terutama
gelombang laut pada saat cuaca buruk sekalipun.
Salah satu bentuk gerakan
yang terjadi dan jelas terlihat oleh adanya pengaruh faktor eksternal
(gelombang head seas) adalah gerakan coupled heaving-pitching.
Gerakan yang terjadi pada gelombang ini akan menghasilkan amplitudo heaving
dan sudut pitching terbesar.
Gerakan coupled heaving-pitching merupakan perpaduan (coupled) antara
gerakan translasi dan rotasi. Dimana gerakan heaving merupakan bagian
dari tiga gerakan translasi yaitu surging,
swaying dan heaving dan gerakan pitching
merupakan bagian dari tiga gerakan rotasi yaitu rolling, pitching dan yawing.
Kesemua gerakan tersebut merupakan enam gerakan derajat bebas berdasarkan sumbu
simetri (x, y dan z). Gerakan heaving
dan pitching apabila terjadi dengan amplitudo dan sudut yang besar, dapat
mempengaruhi kemampuan operasional di atas kapal serta keselamatan kapal.
Bahkan, apabila hempasan badan kapal di bagian haluan terhadap permukaan air
sangat kuat dan terjadi dengan frekuensi yang besar akibat terjadinya pitching,
maka akan berpengaruh buruk terhadap kekuatan konstruksi kapal.
Gerakan coupled heaving-pitching
merupakan salah satu element yang terpenting yang sangat menentukan unjuk kerja (seakeeping) kapal di laut. Tingkat
efektivitas kapal baik dalam jangka pendek maupun panjang dapat dilihat dari
kualitas seakeeping kapal sebagai
indikasi teknik pengoperasian. Sejauh ini galangan kapal-kapal tradisional
hanya membuat kapal dengan teknik dan bentuk yang secara turun temurun
dilakukan tanpa adanya pengujian terhadap kapal yang dibuat dengan suatu model
pengujian kapal. Hal ini disebabkan karena ilmu pengetahuan secara teoritis
tidak diperoleh, tidak memiliki sarana pengujian untuk model kapal serta
memakan biaya yang besar, sehingga hal semacam itu tidak terfikirkan oleh
mereka. Pada kenyataannya dengan segala kelebihan maupun kekurangan dari desain
kapal yang dihasilkan, kapal-kapal kayu penangkap ikan ini tetap dapat
beroperasi sampai sekarang.
Tujuan dari penelitian ini
adalah menganalisa nilai amplitudo dan frekuensi gerakan coupled heaving-pitching kapal purse seine pada gelombang reguler head
seas, yang terjadi sebagai akibat
dari tinggi gelombang dengan muatan kapal pada kecepatan kapal sebesar 3,090
m/det (6 knot).
2.
METODOLOGI
2.1
Waktu dan Tempat
Penelitian
ini dilaksanakan di laboratorium Kapal Perikanan dan Sistem Navigasi, Jurusan
Pemamfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor (IPB). Pelaksanaan penelitian kurang lebih enam bulan,
yaitu mulai bulan Maret 2002 hingga September 2002.
2.2
Bahan
Data kapal purse seine dan data
karakteristik gelombang adalah data yang digunakan dalam penelitian ini. Data
kapal merupakan data primer yang diperoleh dari hasil pengukuran di lapangan
pada kapal purse seine yang umum
dioperasikan di perairan Aceh seperti yang ditunjukkan pada Tabel.
Tabel
1. Data Primer Kapal Purse Seine
No |
Dimensi Kapal Purse Seine |
Nilai |
Keterangan
|
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14 15 |
LOA
(m) Lpp
(m) LWL2
(m) LWL4
(m) LWL6
(m) B
(m) BWL2
(m) BWL4
(m) BWL6
(m) D
(m) dWL2
(m) dWL4
(m) dWL6
(m) LWL6/BWL6 LWL6/DWL6 BWL6/dWL6 Kecepatan
(m/det) |
25,00 20,50 19 21 22 6 3,4 4,6 5,2 2,6 0,6 1,2 1,8 3,667 8,461 3,333 3,090 |
Panjang keseluruhan
kapal Panjang antara Fp
dan Ap Panjang pada garis
air kedua (muatan kosong) Panjang pada garis
air keempat (muatan sedang) Panjang pada garis air keenam
(muatan penuh) Lebar pada deck Lebar kapal pada garis air
kedua Lebar kapal pada garis air
keempat Lebar kapal pada garis air
keenam Draught Draft kapal pada garis air
kedua Draft kapal pada garis air
keempat Draft kapal pada
garis air keenam Perbandingan panjang
dan lebar pada garis air keenam Perbandingan panjang
dan Draught pada garis air keenam Perbandingan lebar
dan draft pada garis air keenam Kecepatan berlayar
kapal purse seine |
2.3 Metode Simulasi
Dalam metode simulasi dengan
menggunakan analisis numerik, karakteristik gelombang yang digunakan adalah
gelombang reguler head seas yang merupakan
gelombang sinusoidal. Panjang gelombang reguler yang digunakan adalah 28 m
dengan tinggi gelombang 3 m. Metode tersebut dimaksudkan untuk memprediksikan
frekuensi dan amplitudo gerakan coupled heaving-pitching dalam
kondisi full capacity selama 600 detik.
Koefisien added mass, koefisien damping,
restoring force, added mass moment,
damping moment dan restoring moment ditentukan dengan
menggunakan metoda Lewis Form (berdasarkan
teori Strip) secara teoritis.
2.4 Analisis Data
Data-data
tersebut diolah secara teoritis dengan menggunakan formula perhitungan seakeeping kapal. Perhitungan yang
selalu berhubungan dengan luasan suatu bidang baik pada heaving, pitching maupun kopelnya dapat menggunakan metode integral
Simpson yang mempermudah dalam perhitungan yaitu :
......... (1)
dimana
s merupakan selisih antara satu titik
dengan titik lainnya pada suatu
luasan (jarak ordinat), å Produk adalah
jumlah hasil perhitungan dari titik ke titik
lainnya pada suatu luasan dengan
menggunakan multiplier individu
dari aturan Simpson yaitu 1,4,2,4,2,4,…,2,4,1 (Rawson dan
Tupper, 1994).
Untuk menganalisa
dan menyelesaikan permasalahan untuk amplitudo dan frekuensi
coupled heaving-pitching dengan menggunakan teori Strip untuk
keduanya yaitu dengan menganalisa koordinat system, gerakan gelombang, heaving,
dan pitching
seperti yang ditunjukkan pada persamaan (2) dan (3).
....... (2)
... (3)
Dimana m = massa kapal, az
= added mass, Ayy= added mass
moment, Iyy = momen
inersia, = koefisien damping moment, = koefisien restoring
moment, e = phase angle, tiga elemen pengkopel untuk heaving (= pengkopel displasemen, = pengkopel damping force dan
= pengkopel restoring force), tiga
elemen pengkopel untuk pitching ( = pengkopel displasemen, = pengkopel damping moment, = pengkopel restoring
moment), Fo = amplitudo
gaya eksternal, Mo = momen eksternal dan we = frekuensi encounter.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Dimensi Utama Kapal
Dari hasil perhitungan rasio dimensi utama yang terdiri dari L/B, L/D dan B/D diperoleh nilai-nilai seperti yang disajikan pada Tabel 2. Dari hasil tersebut terlihat bahwa bahwa kapal
purse seine di Aceh dari segi dimensi
utama telah sesuai peruntukkannya sebagai kapal purse seine dengan katagori yang memiliki kemampuan bergerak dengan kecepatan yang cukup tinggi, memiliki kekuatan memanjang disepanjang badan kapal yang cukup baik serta memiliki
stabilitas dan turning ability yang cukup
baik.
Tabel 2. Rasio
Dimensi Utama Kapal Purse Seine yang diteliti
Dimensi
Utama |
Nilai
Acuan |
Purse Seine yang
diteliti |
L/B |
<
4,30 *) |
3,666 |
L/D |
<
11,00*) |
8,461 |
B/d |
>
2,15*) |
3,333 |
3.2 Parameter Hidrostatis
Berdasarkan Tabel
3, terlihat bahwa nilai coefficient of fineness (Cb,
Cp, Cw dan CÄ) telah sesuai
dengan acuan. Hal ini menunjukkan bahwa kapal purse seine
yang diteliti memiliki ruang kerja yang cukup luas serta
tempat penyimpanan ikan (palkah) yang mencukupi serta kemudahan dalam pengaturan barang di atas kapal
secara horizontal.
Tabel 3. Coefficient of
fineness kapal purse seine yang diteliti
Parameter
|
Nilai
Acuan
|
Purse
Seine yang diteliti
|
Cb
|
0,57 –
0,68
|
0,612
|
Cp
|
0,67 –
0,75
|
0,670
|
CÄ
|
0,91 –
0,95
|
0,912
|
Cw
|
0,76 –
0,92
|
0,847
|
3.3 Gerakan Coupled Heaving-Pitching
Pada Gambar 1
menunjukkan hasil dari gerakan coupled heaving-pitching yang terjadi
pada tinggi gelombang 3m dalam kondisi full capacity, dimana terjadinya
variasi gerakan gabungan antara gerakan heaving dan pitching pada saat
gelombang meninggalkan puncak gelombang menuju ke lembah gelombang. Gerakan pitching
akan mengalami derajad terbesar pada saat gelombang berada pada puncaknya
yaitu sebesar 6,565 deg begitupula sebaliknya jika gelombang berada pada lembah
gelombang. Dari grafik tersebut dapat dikatakan bahwa gerakan pitching akan
selalu mengikuti gerakan gelombang. Selanjutnya pada gerakan heaving
maksimum akan terjadi pada saat gelombang menuju puncak gelombang atau dengan
kata lain gerakan heaving ini akan terjadi setelah gelombang
mengakibatkan gerakan pitching terjadi. Pada grafik terlihat gerakan heaving
maksimum dan minimum sebesar 0,468 m dan – 0,468 m. Gerakan gabungan
tersebut akan memiliki selisih waktu terjadinya gerakan sebesar 0,9 det
sepanjang periode gelombang (T) selama 3,2 det. Hal ini menunjukkan bahwa
durasi dari kedua gerakan tersebut tergolong ke dalam durasi cepat pada tinggi
gelombang 3 m.
4. Kesimpulan dan Rekomendasi
4.1 Kesimpulan
1. Perbandingan dimensi utama
kapal (B/D, L/D, L/B) dan parameter hidrostatis menunjukkan bahwa kapal purse
seine yang diteliti telah sesuai dengan nilai acuan. Sehingga secara
teoritis dapat dikatakan bahwa kapal purse seine Aceh yang dijadikan
objek dalam penelitian ini memiliki kekuatan memanjang kapal, stabilitas kapal,
turning ability dan propulsive ability yang cukup baik.
2. Sudut pitching pada
gerakan coupled heaving-pitching dengan kecepatan kapal 3,090 m/det pada
gelombang reguler head seas akan selalu mengikuti pola gerakan
gelombang, sedangkan gerakan heaving akan bervariasi pada pola gerakan
gelombang yang terjadi.
3. Tinggi gelombang reguler head
seas selama 600 detik tidak merubah pola gerakan, tetapi merubah besarnya
amplitudo heaving, sudut pitching dan beda fase yang dihasilkan.
4. Tinggi gelombang reguler head
seas sebesar 3m merupakan tinggi gelombang yang menghasilkan amplitudo heaving
dan sudut pitching yang terbesar dan berbahaya bagi kapal itu
sendiri jika penanganan yang salah oleh nahkoda terhadap pengambilan arah kapal
terhadap gelombang.
5. Berdasarkan analisis yang
dilakukan secara teoritis, bahwa kapal purse seine Aceh yang sebagai
objek penelitian memiliki kenyamanan dan keamanan yang cukup baik.
4.2 Rekomendasi
1. Kesesuaian antara dimensi kapal
dengan muatan kapal haruslah selalu dipertimbangkan guna menjaga kenyamanan dan
keselamatan kapal pada saat beropersi di laut.
2. Diperlukannya penelitian lebih
lanjut tentang gerakan kopel heaving dan pitching pada gelombang
reguler head seas terhadap model kapal pada tangki percobaan (tank
test) untuk memberikan validasi hasil yang diperoleh secara teoritis.