© 2001
Trioso Purnawarman Posted: 11 Dec. 2001 [rudyct]
Makalah
Falsafah Sains (PPs 702)
Program
Pasca Sarjana / S3
Institut
Pertanian Bogor
December
2001
Dosen:
Prof Dr Ir
Rudy C Tarumingkeng (Penanggung Jawab)
Oleh
SVT.
186.00004
E-mail: trioso@cbn.net.id
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Definisi ini berdasarkan pada konsep inti, yaitu : kebutuhan, keinginan dan permintaan; produk, nilai, biaya dan kepuasan; pertukaran, transaksi dan hubungan; pasar, pemasaran dan pemasar. Adapun tujuan pemasaran adalah mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya. Idealnya pemasaran menyebabkan pelanggan siap membeli sehingga yang tinggal hanyalah bagaimana membuat produknya tersedia. Sedangkan proses pemasaran terdiri dari analisa peluang pasar, meneliti dan memilih pasar sasaran, merancang strategi pemasaran, merancang program pemasaran, dan mengorganisir, melaksanakan serta mengawasi usaha pemasaran.
Strategi pemasaran adalah serangkaian tindakan terpadu menuju keunggulan
kompetitif yang berkelanjutan. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi
pemasaran adalah
(1) faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan
masyarakat,
(2) faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik
dan sosial/budaya. Sedangkan strategi dan kiat pemasaran dari
sudut pendangan penjual (4 P) adalah
tempat yang strategis (place), produk
yang bermutu (product), harga yang
kompetitif (price) dan promosi yang
gencar (promotion). Sedangkan dari
sudut pandang pelanggan (4 C) adalah
kebutuhan dan keinginan pelanggan (customer
needs and wants), biaya pelanggan (cost
to the customer), kenyamanan (convenience)
dan komunikasi (comunication). Tujuan
akhir dan konsep, kiat dan strategi pemasaran adalah kepuasan pelanggan
sepenuhnya (total Customer Statisfaction). Kepuasan pelanggan
sepenuhnya bukan berarti memberikan kepada apa yang menurut kita keinginan dari
mereka, tetapi apa yang sesungguhnya mereka inginkan serta kapan dan bagaimana
mereka inginkan. Atau secara singkat adalah memenuhi kebutuhan pelanggan.
Ada hubungan erat
antara mutu suatu produk dengan kepuasan pelanggan serta keuntungan industri.
Mutu yang lebih tinggi menghasilkan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi,
sekaligus mendukung harga yang lebih tinggi dan sering juga biaya lebih rendah.
Eksekutif puncak masa kini melihat tugas meningkatkan dan mengendalikan mutu produk sebagai prioritas
utama, sehingga setiap industri tidak punya pilihan lain kecuali menjalankan
manajemen mutu total (Total Quality
Management).
1. Kebutuhan , Keinginan dan Permintaan
Ada perbedaan antara
kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kebutuhan
manusia adalah keadaan dimana manusia
merasa tidak memiliki kepuasan dasar. Kebutuhan tidak diciptakan oleh
masyarakat atau pemasar, namun sudah ada dan terukir dalam hayati kondisi
manusia. keinginan adalah hasrat akan
pemuas tertentu dari kebutuhan tersebut. Keinginan manusia dibentuk oleh
kekuatan dan institusi sosial. Sedangkan Permintaan adalah keinginan akan
sesuatu yang didukung dengan kemampuan serta kesediaan membelinya.
Keinginan
menjadi permintaan bila didukung dengan
daya beli. Perbedaan ini bisa menjelaskan bahwa pemasar tidak menciptakan kebutuhan;
kebutuhan sudah ada sebelumnya. Pemasar mempengaruhi keinginan dan permintaan
dengan membuat suatu produk yang cocok, menarik, terjangkau dan mudah
didapatkan oleh pelanggan yang dituju.
2. Produk
Produk adalah sesuatu
yang dapat ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan pelanggan.
Pentingnya suatu produk fisik bukan terletak pada kepelikannya tetapi pada jasa
yang dapat diberikannya. Oleh karena itu dalam membuat produk harus
memperhatikan produk fisik dan jasa yang diberikan produk tersebut.
3. Nilai, Biaya dan Kepuasan
Nilai adalah perkiraan
pelanggan tentang kemampuan total suatu produk untuk memenuhi
kebutuhannya. Setiap produk memiliki kemampuan berbeda untuk memenuhi kebutuhan
tersebut, tetapi pelanggan akan memilih produk mana yang akan memberi kepuasan
total paling tinggi. Nilai setiap produk sebenarnya tergantung dari seberapa
jauh produk tersebut dapat mendekati produk ideal, dalam ini termasuk harga.
4. Pertukaran, Transaksi dan Hubungan
Kebutuhan dan keinginan
manusia serta nilai suatu produk bagi manusia tidak cukup untuk menjelaskan
pemasaran. Pemasaran timbul saat orang memutuskan untuk memenuhi kebutuhan
serta keinginannya dengan pertukaran. Pertukaran adalah salah satu cara
mendapatkan suatu produk yang diinginkan dari seseorang dengan menawarkan
sesuatu sebagai gantinya. Pertukaran
merupakan proses dan bukan kejadian sesaat. Masing-masing pihak disebut berada
dalam suatu pertukaran bila mereka berunding dan mengarah pada suatu
persetujuan. Jika persetujuan tercapai maka disebut transaksi. Transaksi merupakan pertukaran nilai antara dua pihak. Untuk kelancaran
dari transaksi, maka hubungan yang baik dan saling percaya antara pelanggan,
distributor, penyalur dan pemasok akan membangun suatu ikan ekonomi, teknis dan
sosial yang kuat dengan mitranya. Sehingga transaksi tidak perlu dinegosiasikan
setiap kali, tetapi sudah menjadi hal
yang rutin. Hal ini dapat dicapai dengan menjanjikan serta menyerahkan mutu
produk, pelayanan dan harga yang wajar secara kesinambungan.
5. Pasar
Pasar
terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan
tertentu serta mau dan mampu turut dalam pertukaran untuk memenuhi kebutuhan
atau keinginan itu. Istilah pasar untuk menunjukan pada sejumlah pembeli dan
penjual melakukan transaksi pada suatu produk.
6. Pemasaran dan Pemasar
Pemasaran
adalah keinginan manusia dalam hubungannya dengan pasar, pemasaran maksudnya
bekerja dengan pasar
untuk mewujudkan transaksi
yang mungkin terjadi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasar
adalah orang yang mencari sumberdaya dari orang lain dan mau menawarkan sesuatu
yang bernilai untuk itu. Kalau satu pihak lebih aktif mencari pertukaran
daripada pihak lain, maka pihak pertama adalah pemasar dan pihak kedua adalah
calon pembeli.
Dari konsep inti
pemasaran maka, ada lima konsep pemasaran yang mendasari cara organisasi
melakukan kegiatan pemasarannya.
A. Konsep Pemasaran
Berwawasan Produksi
Konsep ini adalah salah
satu konsep tertua, yaitu akan memilih produk yang mudah didapat dan murah
harganya. Dalam hal ini memusatkan perhatiannya untuk mencapai efisiensi
produksi yang tinggi serta cakupan
distribusi yang luas. Konsep ini dapat dijalankan apabila permintaan produk
melebihi penawarannya dan dimana biaya produk tersebut sangat tingi. Kelemahan
konsep pemasaran ini adalah pelayanan tidak ramah dan buruk.
Konsep ini berpendapat bahwa pelanggan akan memilih
produk yang menawarkan mutu, kinerja terbaik dan inovatif dalam hal ini
memuaskan perhatian untuk membuat produk yang lebih baik dan terus
menyempurnakannya. Industri yang berwawasan ini cenderung tidak memperhatikan
keinginan dan kebutuhan dari pelanggan, sehingga divisi pemasaran akan
mengalami kesulitan dalam pemasaran.
C. Konsep Pemasaran
Berwawasan Menjual
Konsep ini berpendapat
bahwa kalau pelanggan dibiarkan saja, pelanggan tidak akan membeli produk
industri dalam jumlah cukup sehingga harus melakukan usaha penjualan dan
promosi yang agresif. Konsep ini beranggapan bahwa pelanggan enggan
membeli dan harus didorong supaya
membeli. Konsep ini sering digunakan pada Produk
yang tidak dicari atau tidak terpikir untuk dibeli serta pada industri
yang mengalami kelebihan kapasitas produksi.
Konsep ini berpendapat bahwa kunci untuk
mencapai tujuan industri terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar
sasaran serta memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan
efisien daripada saingannya. Konsep berwawasan pemasaran bersandar pada empat
pilar utama, yaitu
(1) pasar
sasaran,
(2) kebutuhan
pelanggan,
(3) pemasaran yang terkoordinir serta
(4) keuntungan.
Konsep ini telah
dinyatakan dalam banyak cara :
-
Memenuhi kebutuhan dengan menguntungkan
-
Temukan keinginan dan penuhilah
-
Cintailah pelanggan bukan produknya
-
Dapatkanlah sesuai kesukaan anda
-
Berusaha sekuat tenaga memberikan nilai, mutu dan
kepuasan tertinggi bagi uang pelanggan.
Konsep ini
beranggapan bahwa tugas industri adalah menentukan kebutuhkan, keinginan serta
kepentingan pasar sasaran dan memenuhi dengan lebih efektif serta lebih efisien
daripada saingannya dengan cara mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan
pelanggan dan masyarakat. Konsep pemasaran bermasyarakat meminta pemasar untuk
menyeimbangkan tiga faktor dalam menentukan kebijaksanaan pemasaran, yaitu
(1) keuntungan
industri jangka pendek,
(2) kepuasan
pelanggan jangka panjang dan
(3) kepentingan
umum dalam pengambilan keputusan.
Kepuasan Pelanggan Sepenuhnya (Total Customer Satisfaction)
Kepuasan adalah tingkat
perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang dirasakan
dibandingkan dengan harapannya. Jadi tingkat kepuasan adalah fungsi dari
perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan.
Kepuasan pelanggan
sepenuhnya dapat dibedakan pada tiga taraf, yaitu:
(1) memenuhi
kebutuhan-kebutuhan dasar pelanggan, contoh : Wiraniaga toko daging A
menunjukan jenis daging yang dibutuhkan seseorang pelanggan. Ia menanyakan
beberapa kg diperlukan, kemudian ditimbang dan dibungkus.
(2) memenuhi
harapan pelanggan dengan cara yang dapat membuat mereka akan kembali lagi.
Contoh : Wiraniaga toko daging B menunjukan jenis daging yang dibutuhkan
seorang pelanggan. Ia menunjukan jenis
daging apa yang diperlukan (disesuaikanCdengan masakannya), yang sudah di aging atau tidak (dijelaskan
keuntungannya), kemudian di timbang diberi es dan dibungkus.
(3) melakukan
lebih daripada apa yang diharapkan pelanggan. Contoh : Wiraniaga toko daging C
(selain seperti di toko daging B), juga dijelaskan berbagai hal tentang
kualitas daging dan perbedaan dari masing-masing jenis daging, jenis kemasan
(vacum atau tidak dan selain itu diberikan alternatif daging dari industri yang lain (setengah atau sudah
matang). Setelah itu ditimbang, diberi es , dibungkus dan diserahkan sambil
tersenyum serta mengucapkan terima kasih.
Dari ketiga taraf
diatas, keberhasilan strategi pemasaran dapat dicapai apabila sudah mencapai
ketaraf 3, yaitu yang paling memberikan kepuasan kepada pelanggan.
Setiap orang diindustri
mempunyai pelanggan yang harus dipuaskannya. Ini
yang pertama-tama harus disadari setiap karyawan. Kepuasan pelanggan relevan untuk kita semua, apapun pekerjaan kita,
jadi kepuasan pelanggan bukan semata-mata urusan dan tanggung jawab divisi
pemasaran dan pelayanan purna jual. Langkah pertama dalam usaha
memuaskan pelanggan adalah menentukan dan mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan
pelanggan. Pelanggan yang berbeda dapat pula berlainan kebutuhannya dan juga
berbeda perioritasnya, tetapi pada dasarnya kebutuhan-kebutuhan umum hampir sama.
Untuk mencapai kepuasan
pelanggan dalam konteks industri diperlukan beberapa kondisi dan usaha, antara
lain
(a) filosofi
kepuasan pelanggan
(b) mengenal
kebutuhan atau harapan pelanggan
(c) membuat
standar dan pengukuran kepuasan pelanggan
(d) orientasi
karyawan
(e) pelatihan
(f) keterlibatan
karyawan dan
(g) pengakuan.
Sedangkan
dalam konteks karyawan, ada empat unsur pokok yang harus dimiliki karyawan, yaitu
(a) keterampilan
(b) efisiensi,
yaitu target zero defect dan tepat waktu deadline
(c) ramah
dan
(d) rasa bangga.
Setiap orang adalah pelanggan. Pelanggan adalah
setiap orang, unit atau pihak dengan siapa kita bertransaksi, baik langsung
maupun tidak langsung dalam penyediaan produk. Pada
dasarnya ada dua jenis pelanggan, yaitu Pelanggan
Eksternal dan Pelanggan Internal
.
Pelanggan Eksternal. Pelanggan eksternal adalah orang diluar industri yang menerima suatu
produk (end-user). Pelanggan eksternal setiap industri jelas adalah masyarakat
umum yang menerima produk industri tersebut. Beberapa hal yang diperlukan
pelanggan eksternal adalah
(a) kesesuaian
dengan kebutuhan akan produk
(b) harga
yang kompetitif
(c) kualitas
dan realibilitas
(d) pengiriman
yang tepat waktu dan
(e) pelayanan purna jual.
Pelanggan Internal. Pelanggan internal adalah orang yang melakuakan proses selanjutnya dari
suatu pekerjaan (next process) Pelanggan internal merupakan seluruh karyawan
dari suatu industri. Yang diperlukan pelanggan internal adalah
(a) kerja
kelompok dan kerjasama,
(b) struktur
dan sistem yang efisien,
(c) pekerjaan
yang berkualitas dan
(d) pengiriman
yang tepat waktu.
Pelanggan Eksternal. Hasil studi di Amerika menunjukan hal-hal berikut :
-
90 % Pelanggan yang tidak puas tidak akan membeli lagi
produk
-
Setiap pelanggan yang tidak puas akan menceritakan
kepada paling sedikit 9 orang lain
-
Waktu usaha, tenaga dan uang yang diperlukan untuk
menarik seseorang pelanggan baru 5 kali lebih banyak daripada untuk mempertahankan
seorang pelanggan lama.
-
Setiap pelanggan yang puas akan menceritakannya kepada
paling sedikit 5 orang lainnya, yang sebagian diantaranya dapat menjadi
pelanggan.
Hasil Studi National
Productivity Board di Singapura menunjukkan :
-
77 % responden menyatakan tidak akan kembali jika
mendapatkan pelayanan yang buruk di restoran, pusat perbelanjaan atau sevice counter
-
55 % responden menyatakan akan memberitahukan kepada
teman mereka agar tidak belanja atau pergi ketempat tersebut.
Pelanggan Internal Pada umunya, bila karyawan sebagai pelanggan internal tidak puas maka kesalahan
yang dibuat akan bertambah, kualitas produk menurun dan biaya industri
meningkat. Jika suatu proses produksi telah menyimpang sejak awal, berapa
banyak biaya yang harus ditambahkan untuk perbaikan atau penggantian.
Tujuh Langkah Psikologis dalam Mengkonsumsi Produk
Secara psikologis ada tujuh tahap yang dilewati pelanggan sebelum
memutuskan membeli suatu produk:
Langkah 1 : Perhatikan
-
Calon pelanggan memandang sekejap mata produk yang
dipanjang di etalase atau ruang pamer.
Langkah 2 : Minat
-
Calon pelanggan menunjukan minat pada produk tertentu
dipajang, mencari tahu rancangan, harga dan kualitasnya.
Langkah 3 : Asosiasi
Gagasan
- Calon Pelanggan membayangkan dirinya menggunakan produk sesuai dengan
iklannya
Langkah 4 : Keinginan
-
Jika calon pelanggan ragu-ragu, maka ia akan
membandingkan dengan produk lain yang sejenis dan kemudian akan mengevaluasinya
terhadap rancangan, harga dan kualitasnya.
Langkah 5 :
Kepercayaan
-
Keputusan calon pelanggan untuk membeli suatu produk
didasarkan atas kepercayaan tumbuhnya rasa kepercayaan dipengaruhi oleh
wiraniaga, reputasi industri, merek produk dan kualitas produk
Langkah 6 : Tindakan
-
Calon pelanggan membeli produk
Langkah 7 : Kepuasan
-
Setelah membeli produk, pelanggan dapat mengalami 2
jenis kepuasan, yaitu kepuasan saat proses pembelian (pelayanan wiraniaga) dan
kepuasan menggunakan produk (kualitas)
Ada dua hal yang dapat
dipetik dari tujuh langkah psikologi tersebut :
1. Keputusan
untuk membeli terjadi karena kebutuhan-kebutuhan pelanggan terpuaskan, mulai
dari ruang pamer yang telah mengantisipasi kebutuhan, penyusunannya (display)
yang menarik, pelayanan penjualan dan purna jual yang prima serta kualitas
produk terpercaya.
2. Setiap
karyawan sebenarnya terkait kepada produk dan mempunyai andil untuk memberikan
kepuasan pelanggan, mulai dari karyawan produksi sampai wiraniaga.
Cara sederhana yang digunakan untuk mengukur
kepuasan pelanggan, yaitu :
a. Sistem
Keluhan dan Saran
Industri yang
berwawasan pelanggan akan menyediakan formulir bagi pelanggan untuk melaporkan
kesukaan dan keluhannya. Selain itu dapat berupa kotak saran dan telepon
pengaduan bagi pelanggan. Alur informassi ini memberikan banyak gagasan baik
dan industri dapat bergerak lebih cepat untuk menyelesaikan masalah.
b. Survei
Kepuasan Pelanggan
Industri tidak dapat
menggunakan tingkat keluhan sebagai ukuran kepuasan pelanggan. Industri yang
responsif mengukur kepuasan pelanggan dengan mengadakan survei berkala, yaitu
dengan mengirimkan daftar pertanyaan atau menelpon secara acak dari pelanggan
untuk mengetahui perasaan mereka terhadap berbagai kinerja industri. Selain itu
juga ditanyakan tentang kinerja industri saingannya.
c. Ghost Shopping (Pelanggan Bayangan)
Pelanggan bayangan
adalah menyuruh orang berpura-pura menjadi pelanggan dan melaporkan titik-titik
kuat maupun titik-titik lemah yang dialami waktu membeli produk dari industri
sendiri maupun industri saingannya. Selain itu pelanggan bayangan melaporkan
apakah wiraniaga yang menangani produk dari industri.
d. Analisa Pelanggan yang Beralih.
Industri
dapat menghubungi pelanggan yang tidak membeli lagi atau berganti pemasok untuk
mengetahui penyebabnya (apakah harganya tinggi, pelayanan kurang baik,
produknya kurang dapat diandalkan dan seterusnya, sehingga dapat diketahui
tingkat kehilangan pelanggan.
Manajemen Mutu Total (Total Quality Management)
Manajemen mutu total
dapat dilihat sebagai pendekatan utama untuk mendapatkan kepuasan pelanggan dan
keuntungan industri. Industri harus memahami bagaimana pelanggannya memandang
mutu dan tingkat mutu yang diharapkan pelanggan. Industri
harus berusaha menawarkan mutu lebih
baik dari pada saingannya. Hal ini melibatkan komitmen manajemen dan karyawan secara total dalam usaha
mencapai mutu yang lebih tinggi.
Mutu
adalah keseluruhan ciri serta sifat produk yang berpengaruh pada kemampuannya
memenuhi kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat. Definisi ini berpusat
pada pelanggan , dimana pelanggan punya kebutuhan dan pengharapan tertentu.
Selain itu mutu dapat diartikan jaminan kesetiaan pelanggan, pertahanan terbaik
melawan saingan dari luar dan satu-satunya jalan menuju pertumbuhan dan
pendapatan yang langgeng.
Custom Research Incorporate (CRI) di
Amerika Serikat menggunakan kreteria Baldrige untuk dapat meningkatkan mutu
dari suatu produk, yaitu:
-
Menjalankan strategi yang berpusat pada membangun
hubungan dekat dengan pelanggan.
-
Diorganisasi berdasarkan tim antar divisi yang
berpusat pada pelanggan
-
Mengembangkan proses dan prosedur untuk menyelesaikan
pekerjaan dan mengukur hasilnya.
-
Bertanya pada pelanggan secara eksplisit apa yang
mereka harapkan dari hubungan kemitraan.
-
Mencari umpan balik dari pelanggan tentang
masing-masing produk maupun hubungan keseluruhan.
-
Memperkerjakan orang-orang terbaik dan menananam modal
dalam pengembangan diri mereka.
-
Tetap fleksibel, gesit, cepat bergerak dan memberi
wewenang pada semua untuk bertindak
saja
-
Bergembira dengan suka ria dan pemberian penghargaan
-
Terus membangun mutu
-
Tidak pernah puas
Menurut Prof Charlie
Chang (1995), untuk menjamin kemampuan suatu industri bertahan (survive) dalam era global ini, maka
penerapan Manajemen Mutu Total bukan lagi merupakan suatu pilihan, tetapi suatu
keharusan. Untuk mengelola manajemen secara baik dan praktis, maka dapat dibagi
atas tiga suara, yaitu Voice of Customer, Voice of Employee dan Voice of Process.
Voice of Customer,
pendekatan manajemen pemasaran klasik dimana prilaku pelanggan seringkali
sebagai objek penelitian, pemasaran, dimanipulasi dan dieksploitasi.
Sedangkan manajemen mutu total melihat pelanggan sebagai salah satu aset
usaha yang terpenting. Bahkan dapat dikatakan bahwa suatu industri ada karena diperbolehkan ada oleh pelanggan, oleh
karena itu persaingan usaha adalah dalam kemampuannya mendengarkan Voice of Customer dan mencoba
memenuhinya secara lebih baik.
Voice Employee. Selaras
dengan falsafah mengenai pelanggan. maka manajemen mutu total juga memberikan
perhatian yang luar biasa dalam pemberdayaan
karyawan (empowerment). Dalam hal ini
jauh melampaui wewenang, namun juga penghapusan atas atasan-bawahan,
keterbukaan atas rahasia industri
dan mengembangkan setiap karyawan agar dapat bertindak sebagai pengusaha atau
presiden direktur. Sehingga manajmen mutu total berlandaskan asas
mampaat bisnis, bukan semata-mata demokratis
atau sosialis. Manajemen mutu total dapat membuktikan bahwa management
Control yang dikenal sebagai pengendali karyawan dalam rangka pengendali biaya (realized Cost), maka pengelolaan Voice of employe adalah prediktor
yang baik bagi efisiensi industri (future
costs).
12
Voice of Process. Setelah
kedua voice diatas organisasi
manajemen mutu total dapat dijamin, maka keduanya perlu diwadahi dalam bentuk
proses kerja organisasi yang memadai, atau lebih tepat dapat mengantisipasi
masa depannya (future sales future
costs = future profit).
Voice of Process mengintegrasikan potensi-potensi dari pengelolaan kedua vioce diatas kedalam sistem kerja mempunyai tatacara, kinerja, target dan ambisi yang maksimal.
Cung, C. 1995. Best Practices of
Total Quality Management, Makalah seminar PQM. Jakarta
Gruenwald, G.
1985. Seri Pemasaran dan Promosi,
Pengembangan Produk Baru, PT Alex Media
Komputindo, Jakarta
Ishikawa,
K. dan David, J.L. 1992. Pengendalian Mutu terpadu. Penerbit
P.T. Remaja Rosdakarya, Bandung
Nainggolan, M. 1996. Total Customer sutisfaction, P.T. Agro
Manunggal International Corporate Training Centre, Jakarta.
Kotler,
P. 1995. Manajemen Pemasaran; Analisa, Perencanaan, Implementasi dan
Pengendalian. Jilid I, edisi kedelapan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.