©
2001 Sutrisno Posted: 16 Nov. 2001 [rudyct]
Makalah
Falsafah Sains (PPs 702)
Program
Pasca Sarjana / S3
Institut
Pertanian Bogor
November
2001
Dosen:
Prof
Dr Ir Rudy C Tarumingkeng (Penanggung Jawab)
DENGAN KETEGUHAN REKAT
INTERNAL PAPAN UNTAI
Oleh
:
Salah satu sifat papan untai yang harus diuji adalah keteguhan rekat internal atau keteguhan tarik tegak lurus permukaan. Cara pengujian tersebut relatif sukar karena contoh uji harus direkatkan pada alat penguji, sehingga ada kalanya contoh uji lepas dari alat penguji terutama pada pengujian basah, di mana contoh ujinya harus direbus dahulu. Untuk memudahkan cara pengujian tersebut, telah dicoba cara lain yaitu pengujian keteguhan geser tekan. Hubungan antara keteguhan geser tekan (X) dengan keteguhan rekat internal (Y) dapat dinyatakan dengan garis regresi linier yaitu Y= -0,007 + 0,114 X dengan koefisien korelasi (r)=0,999 untuk papan untai pada pengujian kering, dan Y= -0,002 + 0,117 X dengan koefisien korelasi (r)=0,975 untuk papan untai pada pengujian basah. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa keteguhan rekat internal papan untai dapat diduga dari keteguhan geser tekannya.
Abstract
One of oriented
strand board (OSB) properties tested was internal bond. Internal bond testing
method was difficult because the specimen must be adhesived to tester. So
sometimes this specimen separates from the tester especially for wet testing,
because the specimens must be boiled prior to the test. To simplify this
method, stress shear strength test was conducted.
Relationship of stress shear strength
(X) to internal bond (Y) stated with linear regression equation, Y = - 0.007 +
0.114X with correlation coefficient (r) = 0.999 for dry testing OSB and Y =
-0.002 + 0.117X with correlation coefficient
(r) =0.975 for wet testing OSB. Based of this research, OSB internal
bond can be estimated from its stress shear strength.
Papan
untai (Oriented Strand Board atau OSB)
merupakan salah satu jenis papan partikel yang dibuat dari partikel yang
berbentuk untai (strand). Berdasarkan
arah seratnya, papan untai bisa dibuat dengan arah serat sejajar dan tidak
sejajar. Papan untai dengan arah serat tidak sejajar, dapat berupa papan untai
lapisan luar sejajar sedangkan lapisan tengahnya acak, atau lapisan luar tegak
lurus dengan lapisan tengah. Berdasarkan jumlah
lapisannya, papan untai terdiri dari papan satu lapis, tiga lapis, lima lapis
atau lebih. Papan untai berlapis tiga dengan arah serat lapisan luar tegak
lurus dengan lapisan tengah memiliki sifat sama dengan kayu lapis, sehingga
dalam pemakaiannya dapat menggantikan kayu lapis dengan ketebalan yang sama
(Blomquist, Christiansen, Gillespie dan Myers (1983) dan Blinn, Sinclair,
Gallagher, Wengert dan Crist (1986).
Keteguhan
rekat internal atau keteguhan tarik tegak lurus permukaan diuji berdasarkan
contoh uji berukuran 5 cm x 5 cm. Cara demikian
terdapat pada standar beberapa negara, seperti Indonesia (SNI, 1996), Jepang
(JIS, 1994), Amerika, Inggris dan Kanada (Walter, 1993). Cara ini relatif sukar
karena contoh uji harus direkatkan pada alat penguji, sehigga ada kalanya
contoh uji terlepas dari alat penguji terutama pada pengujian papan untai
eksterior di mana contoh ujinya harus direbus lebih dahulu.
Oleh karena itu ada usaha untuk mengganti cara pengujian tersebut dengan
cara lain. Hall, Haygreen dan Lee (1984) telah mencoba memakai
cara uji geser dengan membuat alat khusus. Ternyata terdapat hubungan antara
keteguhan geser dengan keteguhan rekat internal. Sutigno dan Sulastiningsih
(1992) telah mencoba memakai cara uji geser tekan dengan menggunakan alat uji
geser tekan atau alat uji geser blok seperti terdapat pada ASTM D 1037-93
(ASTM, 1995). Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara keteguhan
geser tekan dengan keteguhan rekat internal. Dengan demikian sifat keteguhan
rekat internal papan untai dapat diduga dari keteguhan geser tekannya. Pada
tulisan ini dikemukakan hubungan antara keteguhan geser tekan dengan keteguhan
rekan internal papan untai. Pengujian keteguhan geser tekan dilakukan menggunakan
alat uji geser tekan seperti terdapat pada ASTM D 1037-93 (ASTM, 1995).
Jenis
kayu yang digunakan dalam pembuatan papan untai adalah sengon (Paraserianthes falcataria) dan tusam (Pinus merkusii). Papan untai dibuat
berlapis tiga dengan arah serat lapisan luar tegak lurus dengan lapisan tengah,
menggunakan perekat fenol formaldehida dengan penambahan pengeras
paraformal-dehida sebanyak 0%, 1% dan 2% dan nisbah tekan 1,1; 1,3 dan 1,5.
Lembaran papan untai terdiri dari lapisan luar dan tengah campuran merata kayu
sengon dengan tusam, lapisan luar kayu tusam dan lapisan tengah kayu sengon,
lapisan luar dan tengah kayu sengon serta lapisan luar dan tengah kayu tusam
(Sutrisno, Hadi, Sutigno dan Prihanto, 1999). Pengujian papan untai dilakukan
pada keadaan kering dan basah yaitu setelah perebusan dalam air mendidih selama
2 jam dan perendaman dalam air dingin selama 1 jam.
Ukuran
contoh uji untuk keteguhan rekat internal adalah 5 cm x 5 cm sedangkan ukuran
contoh uji untuk keteguhan geser tekan adalah 5 cm x 5 cm tetapi bidang
gesernya 4 cm x 5 cm. Seperti dikemukakan sebelumnya bahwa ukuran contoh uji
keteguhan rekat internal sebesar 5 cm x 5 cm terdapat pada standar papan untai
dari beberapa negara, sehingga hasil penelitian ini dapat diterapkan juga pada
standar tersebut.
Berdasarkan pengujian keteguhan geser
tekan dan keteguhan rekat internal diperoleh pasangan data sebanyak 108 untuk
pengujian pada keadaan kering dan 108 untuk pengujian basah. Melalui sidik
regresi dicari hubungan antara keteguhan geser tekan dengan keteguhan rekat
internal pada pengujian kering dan basah.
Hasil
perhitungan sidik regresi tercantum pada Tabel 1 yang menunjukkan bahwa
hubungan antara keteguhan geser tekan dengan keteguhan rekat internal dapat
dinyatakan dengan garis regresi linier. Penelitian Hall et al. (1984) dan Sutigno dan Sulastiningsih (1992) menunjukkan
bahwa hubungan tersebut berupa garis regresi linier. Selang nilai keteguhan
geser papan untai pada pengujian kering adalah 10,98 72,08 kg/cm2
sedangkan selang nilai keteguhan rekat internal-nya adalah 1,26 8,13 kg/cm2.
Untuk papan untai pada pengujian basah, selang nilai tersebut adalah 5,10
28,66 kg/cm2 untuk keteguhan geser tekan dan 0,71 3,29 kg/cm2
untuk keteguhan rekat internal. Bentuk kedua garis regresi
tersebut tercantum pada Gambar 1 dan 2.
Hasil
penelitian ini (Tabel 1) menunjukkan nilai intersep (a) adalah negatif yang
sesuai dengan hasil penelitian Hall et
al. (1984) dan Sutigno dan Sulastiningsih (1992). Selain itu dapat
diketahui pula bahwa nilai keteguhan geser tekan selalu lebih besar dari nilai
keteguhan rekat internal.
Tabel
1.Hubungan Antara Keteguhan Geser Tekan (X, kg/cm2)
Dengan Keteguhan Rekat Internal
(Y, kg/cm2) Papan
Untai
Papan Untai |
Bentuk Hubungan |
n |
F Hitung |
r |
Pengujian Kering |
Y = -0,007 + 0,114 X |
108 |
185447,62** |
0,999 |
Pengujian basah |
Y = -0,002 + 0,117 X |
108 |
963,50** |
0,975 |
Keterangan :
** = sangat nyata
Penelitian
Hall et al. (1984) menunjukkan bahwa
selang keteguhan geser tekan adalah 36,41 40,38 kg/cm2 sedangkan
keteguhan rekat internal adalah : 5,93 6,66 kg/cm2. Hasil
penelitian Sutigno dan Sulastiningsih (1992) menunjukkan bahwa selang nilai
tersebut adalah 2,24 51,20 kg/cm2 untuk keteguhan geser tekan
papan partikel interior sedangkan selang nilai keteguhan rekat internalnya
adalah 0,40 9,28 kg/cm2. Pada papan partikel eksterior selang
nilai tersebut adalah 2,25 7,43 kg/cm2 untuk keteguhan geser tekan
dan 0,34 2,49 kg/cm2 untuk keteguhan rekat internal. Hal serupa
dapat dijumpai pada sifat kayu utuh, yaitu nilai keteguhan geser tekan lebih
besar daripada nilai keteguhan tarik tegak lurus serat (Martawijaya,
Kartasajuna, Kadir dan Prawira, 1981). Pada prinsipnya cara pengujian keteguhan
tarik tegak lurus serat pada kayu utuh sama dengan pengujian keteguhan rekat
internal pada papan untai.
Gambar 1. Hubungan Antara Keteguhan
Geser Tekan (X, kg/cm2) Dengan keteguhan
Rekat Internal (Y, kg/cm2)
Papan Untai pada Pengujian Kering
Gambar 2. Hubungan Antara Keteguhan Geser Tekan
(X, kg/cm2) Dengan keteguhan
Rekat Internal (Y, kg/cm2)
Papan Untai pada Pengujian Basah
Keeratan
hubungan antara keteguhan geser tekan dengan keteguhan rekat internal papan
untai cukup tinggi seperti terlihat dari nilai koefisien korelasinya yaitu r = 0,999
untuk papan untai pada pengujian kering dan r
= 0,975 untuk papan untai pada pengujian basah (Tabel 1). Sedangkan
nilai koefisien determinasi hubungan tersebut adalah r2 = 0,998
untuk papan untai pada pengujian kering dan r2 = 0,951 untuk papan
untai pada pengujian basah. Hal ini berarti bahwa keragaman keteguhan rekat
internal dapat dijelaskan oleh keteguhan geser tekan sebesar 99,80% untuk papan
untai pada pengujian kering dan 95,10% untuk papan untai pada pengujian basah.
Pada penelitian Hall et al. (1984)
terlihat pula koefisien korelasi yang cukup tinggi yaitu 0,96 untuk contoh uji
geser tekan yang tepinya tegak lurus dan 0,75 untuk contoh uji geser tekan yang
tepinya miring. Demikian pula pada penelitian Sutigno dan Sulastiningsih (1992)
nilai koefisien korelasinya cukup tinggi yaitu 0,91 untuk papan partikel tipe
interior dan 0,84 untuk papan partikel tipe eksterior.
Pada papan untai, ikatan antar
untai terjadi karena adanya perekat. Menurut Marra dalam Brown, Panshin dan Forsaith (1952)
hasil suatu perekatan dapat digambarkan seperti lima mata rantai. Dua mata
rantai menggambarkan keteguhan permukaan kayu (prinsip kohesi dari bahan yang
direkat), dua mata rantai menggambarkan ikatan permukaan kayu dengan perekat
(prinsip adhesi) dan satu mata rantai menggambarkan garis perekat (prinsip
kohesi dari perekat). Pada pengujian keteguhan geser tekan, mata rantai
tersebut diputuskan oleh gaya geser, sedangkan pada pengujian keteguhan rekat
internal diputuskan oleh gaya tarik. Karena bentuk hubungan antara kedua macam
keteguhan tersebut diketahui (Tabel 1), maka dapat disusun pasangan nilai dari
keduanya (Tabel 2)
Tabel
2.Nilai Keteguhan Rekat Internal dan Keteguhan Geser Tekan Papan Untai
Dibandingkan
Dengan Papan Partikel Hasil
Penelitian Sutigno dan Sulastiningsih (1992)
Papan untai pada pengujian kering/ papan
partikel interior |
Papan untai pada pengujian basah/ papan
partikel ekterior |
||||
Keteguhan rekat internal (kg/cm2) |
Keteguhan geser tekan (kg/cm2) |
Keteguhan rekat internal (kg/cm2) |
Keteguhan geser tekan (kg/cm2) |
||
|
a |
b |
|
a |
b |
1 2 3 4 5 6 7 8 9 |
8,83 (9) 17,61 (18) 26,38 (26) 35,15 (35) 43,92 944) 52,69 (53) 61,46 (61) 70,24 (70) 79,01(79) |
6,14 (6) 11,69 (12) 17,25(17) 22,80 (23) 28,36 (28) 33,92 (34) 39,47 (39) 45,03 (45) 50,58 (51) |
0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 |
4,29 (4) 8,56 (9) 12,84 (13) 17,11 (17) 21,38 (21) |
3,58 (4) 4,84 (5) 6,09 (6) 7,35 (7) 8,6 (9) |
Keterangan : ( ) :
Hasil Pembulatan
a :
papan untai
b : papan
partikel
Persyaratan
keteguhan rekat internal papan untai pada pengujian kering menurut Standar
Jepang (JIS, 1994), Standar Amerika, Standar Inggris dan Standar Kanada
(Walter, 1993) berturut-turut 3,10 kg/cm2, 3,52 kg/cm2,
5,10 kg/cm2 dan 3,52 kg/cm2. Berdasarkan data pada Tabel
2, nilai tersebut setara dengan nilai keteguhan geser tekan sebesar
berturut-turut 27,25 kg/cm2, 30,92 kg/cm2, 44,78 kg/cm2
dan 30,92 kg/cm2. Semua standar tersebut tidak mencantumkan nilai
keteguhan rekat internal papan untai pada
pengujian basah. Persyaratan keteguhan
rekat internal papan partikel pada
pengujian basah menurut Standar
Indonesia (SNI, 1996) adalah 1,5 kg/cm2. Berdasarkan
data pada Tabel 2, nilai tersebut setara dengan keteguhan geser tekan sebesar
12,84 kg/cm2.
Berdasarkan uji-t, data pada Tabel 2
menunjukkan bahwa keteguhan geser tekan papan untai pada pengujian
kering tidak berbeda dengan keteguhan geser tekan pada papan partikel interior,
demikan pula untuk papan untai pada pengujian basah dengan papan partikel
eksterior.
Pengujian
keteguhan rekat
internal papan untai relatif sukar, sehingga
dicari cara lain untuk menggantikannya yaitu dengan
cara pengujian keteguhan geser tekan. Hubungan antara keteguhan
geser tekan dengan keteguhan rekat internal papan untai dapat dinyatakan dengan
garis regresi linier, baik pada papan untai pengujian kering maupun basah. Dengan demikian dapat diperoleh
pasangan nilai dari keduanya. Sebagai contoh dapat dikemukakan bahwa menurut Standar Jepang keteguhan rekat internal
papan untai pada pengujian kering adalah 3,10 kg/cm2 yang setara
dengan keteguhan geser tekan sebesar 27,25 kg/cm2. Dengan demikian
pengujian keteguhan rekat internal dapat
diganti oleh pengujian keteguhan
geser tekan.
1. American Society for Testing Materials (ASTM). 1995. Annual Book of ASTM Standards Section 4. Construction. Volume 04.10, Wood. ASTM D 1037-93. Philadelphia. p. 137-166.
2. Blinn,
C.R., S.A. Sinclair, L.B. Gallagher, E.M. Wengert and J.B. Crist. 1986. Economic
Feasibility and Market Potential for Producing Yellow-Poplar Oriented Strand
Board in the Appalachians. Forest Product Journal 36(9) : 40 44.
3. Blomquist,
R.F., A.W. Christiansen, R.H. Gillespie, G.E. Myers (Editors). 1983. Adhesive
Bonding of Woods and Other Structural Materials. The Pensylvania State
University, New York. p. 391 393.
4. Brown,
H.P., A.J. Panshin and C.C. Forsaith. 1952. Textbook of Wood Technology. Vol.
II. Mac Graw Hill Book Co, New York. p. 185 207.
5. Hall,
H.J., J.G. Haygreen and Y. Lee. 1984. Minnesota Shear Test Reproducibility and
Correlation With Internal Bond. Forest Products Journal 34(9) : 49 52.
6. Japanese
Industrial Standard. 1994. Japanese Industrial of Particleboard. JIS A 5908
1994. Japanese Standards Association, Tokyo.
7. Martawijaya, A., I. Kartasujana, K. Kadir dan S.A. Prawira. 1981.
Atlas Kayu Indonesia. Jilid I. Balai Penelitian Hasil Hutan, Bogor.
8. Standar Nasional Indonesia. 1996. Mutu Papan Partikel. SNI 03-2105-1996.
Dewan Standardisasi Nasional, Jakarta.
9. Sutigno, P. dan I.M. Sulastiningsih. 1992. Hubungan Antara Keteguhan
Geser Dengan Keteguhan Rekat Internal Papan Partikel. Jurnal
Penelitian Hasil Hutan 10 (1) : 16 19.
10. Sutrisno,
Y.S. Hadi, P. Sutigno dan B. Prihanto. 1999. Pengaruh Nisbah Tekan Terhadap
Sifat Papan Untai Kayu Sengon dan Tusam. Tesis
Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.
11. Walter,
K. 1993. Oriented Strand Board (OSB), Parallel Strand Lumber (PSL) and
Lamination : Update, Applications and New Developments. Siempelkamp Gmbh,
Krefeld, Germany. Woodmac Asia 93 Conference, 24 25 November 1983, 11th
Floor, WTC Convention Centre. World Trade Centre Singapore, Asias Timber
Future : New Responses to New Challenges, Session 3 : The Woodbased Panel
Explosion. p. C1 C19.