© 2001
Djoko Kusyanto Posted:
19 Dec. 2001 [rudyct]
Makalah
Falsafah Sains (PPs 702)
Program
Pasca Sarjana / S3
Institut
Pertanian Bogor
December
2001
Dosen:
Prof Dr Ir
Rudy C Tarumingkeng (Penanggung Jawab)
PENGEMBANGAN PRODUK PERIKANAN SEBAGAI STRATEGI MEMPERLUAS
PEMASARAN BERORIENTASI EKSPORT MAUPUN LOKAL
Oleh :
E-mail: djok_1905@yahoo.com
1.1. Latar
Belakang
Menghadapi
krisis moneter dan ekonomi perlu dicari peluang ke sektor-sektor ekonomi yang secara komparatif dan kompetitif mampu
memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia. Sub sektor perikanan
yang merupakan andalan harus mampu mencari terobosan karena potensi sumber daya
perikanan laut saja 6,1 juta ton per tahun
baru dimanfaatkan 57 %.
Alasan yang utama yang mendasar sub sektor
perikanan menjadi andalan yaitu pertama: Sumber daya perikanan di Indonesia
masih cukup melimpah. Data terakhir menunjukkan potensi sumber daya perikanan
laut 6,1 juta ton pertahun baru dimanfaatkan 57 %, kedua: Kontribusi sub sektor perikanan menunjukkan kecenderungan
meningkat. Data produk domestik bruto ( PDB ) selama tahun 1993 – 1996
menunjukkan peningkatan rata-rata 5,08%.
Ketiga : Sumber daya perikanan sudah sangat dikenal
sebagai sumber daya yang menghasilkan komoditas dengan nilai gizi dan nilai
ekonomi tinggi.
Dilain pihak perkembangan kawasan Asia Pasific
sebagai masa depan dunia merupakan petensi pasar bagi produk perikanan, yang
permintaannya meningkat 3,47 % pertahun. Salah satu hambatan yang dirasakan
dalam pemasaran produk perikanan saat ini adalah bentuk produk yang dipasarkan
( termasuk ekspor ) masih didominasi “ Primary Products “ yang memerlukan
proses lebih lanjut disamping persyaratan mutu produk yang cukup ketat.
Salah satu strategi untuk memperluas pemasaran
dicoba diteliti melalui pengembangan produk perikanan sebagai terobosan baru
dalam menghadapi persaingan pemasaran ikan olahan ( Tuna Loin, Sashimi, Steak
Tuna ). Sehingga dapat memberikan nilai tambah melalui mutu, gaya, kemasan bentuk produk menyerap tenaga kerja
dan meningkatkan harga / yang pada gilirannya mendapatkan keuntungan untuk
mengembangkan perusahaan.
1.2. Perumusan Masalah
Dari
latar belakang masalah tersebut
diatas, beberapa hambatan yang perlu diketahui dan dicari pemecahannya adalah
produk perikanan yang
dipasarkan ( bentuk utuh ) saat
ini masih didominasi
“ Primary Product “
dengan harga jual
relatif rendah; dapat dilakukan processing melalui strategi
pengembangan produk yang
siap saji ( “ Ready to eat “ ). Upaya pencapaiannya perlu didukung melalui
strategis pengembangan produk dan upaya pemasaran. Kendala – kendala pemasaran
ikan seperti tuna utuh didalam negeri dan diluar negeri, termasuk faktor-faktor yang perlu dikaji
karena negara-negara eksportir ikan tuna lainnya merupakan hambatan ekspor ikan
tuna dari Indonesia, sehingga dengan cara pengembangan produk benar-benar dapat
diterima masyarakat baik dalam negeri maupun luar negeri.
Untuk mengembangkan produk baru perikanan menjadi produk olahan yang siap saji; perlu dikaji secara hati-hati. Identifikasi permasalahan yang dapat dikemukan dalam pemasaran produk perikanan, tuna / cakalang dalm bentuk “ utuh “ (“Primary Product“) antara lain :
a. Apakah dalam pengembangan produk baru menjadi olahan dapat meningkatkan volume penjualan.
b. Apakah perlu menambah kemasan dan promosi dalam pengenalan produk baru berbentuk olahan.
c. Apakah penambahan biaya produksi masih cukup efisien dan kompetitif guna menetapkan harga jual yang menguntungkan.
d. Apakah masih dapat meningkatkan permintaan dengan produk baru.
e. Apakah ada peluang menambah lapangan pekerjaan
f. Ada hasil sampingan ( tulang, kepala, insang, isi perut apakah dapat ekonomis apabila diproses lebih lanjut menjadi tepung ikan ( nilai tambah ).
g. Konsumen sulit memasak dan kurang praktis dikonsumsi oleh keluarga kecil.
h. Ukuran terlalu besar ( paling kecil satu ekor beratnya 30 Kg ).
Dari identifikasi masalah diatas, maka akan dirumuskan masalah utama dalam upaya pengembangan produk ikan dikaitkan dengan strategi pemasaran yang berorientasi eksport maupun lokal melalui Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta yaitu :
Apakah kegiatan pemasaran produk olahan benar-benar mempunyai prospek pemasaran yang dapat menjanjikan; sebagai akibat :
a. Pengaruh kenaikan biaya produksi yang ada pada gilirannya meningkatkan harga.
b. Pengaruh produksi hasil olahan terhadap volume penjualan.
c. Permintaan hasil produk olahan dapat ditingkatan.
Perumusan masalah yang dapat dikemukakan adalah apakah pengaruh variabel X1 (Nilai Penjualan) ; X2 (Produksi) dan X3 (Permintaan Produk) dapat dipakai untuk meramalkan terhadap volume penjualan (Y) dengan rumus regresi linear berganda :
Y = bo +
b1 x 1
+ b2 x 2 +
b3 x 3
+ e
Apabila prospek cukup menarik, akan ditujukan dengan trend produksi selalu meningkat sesuai dengan permintaan yang akan datang.
1.3. Tujuan
Penulisan
Tujuan
penulisan disamping sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah Falsafah Sains
Program Studi Pasca Sarjana pada Teknologi Kelautan diharapkan penulisan tentang Pengembangan Produk
Perikanan Menjadi Komoditas Olahan sebagai salah satu strategi memperluas
pemasaran yang berorientasi ekspor maupun lokal di Pelabuhan Perikanan Samudera
Jakarta dapat dipakai
untuk :
a.
Mengetahui prospek
melalui cara-cara pengembangan produk
komoditas perikanan ( ikan tuna
/ cakalang ).
b.
Mengetahui strategis
pengembangan produknya cukup berhasil dalam upaya meningkatkan nilai tambah
komoditas perikanan.
1.4. Kegunaan Penulisan
Diharapkan hasil penulisan yang disusun melalui kajian
falsafah sains dapat :
a. Membuka peluang usaha dan kesempatan
kerja pada saat krisis ekonomi di Indonesia saat ini.
b.
Sumbangan informasi
tentang starategi pengembangan produk
perikanan secara riel dapat memberikan nilai tambah.
c.
Peningkatan nilai
tambah produk perikanan melalui pengembangan produk merupakan peningkatan
penanganan pasca panen, sehingga strategis memperluas pemasaran baik eksport
maupun lokal.
d.
Pengembangan produk
diarahkan agar dapat dihasilkan “Secondary Product“ atau “End Products“ untuk menggantikan “Primary Products“
yang selama ini merupakan ciri dari produk hasil perikanan yang
dipasarkan baik dalam maupun luar negeri ( ekspor ).
1.5. Kerangka Pemikiran
Falsafah
dasar dalam penulisan ini adalah pemasaran produk perikanan yang masih
didominasi dalam bentuk “Primary Product“ dengan harga jual relatif rendah
apabila di proses lebih lanjut menjadi product yang siap saji ( “Ready to eat”
) dapat meningkatkan nilai tambah produk sehingga mendorong harga jual dan
keuntungan yang lebih baik.
Gambar berikut menunjukkan pemasaran “ Primary Product “ yang secara sederhana masih dilaksanakan.
Gambar 1. Pemasaran “ Primary Products “
Gambar 1 diatas menunjukkan bahwa sejak ikan ditangkap dilaut dan dibawa kapal perikanan; kemudian mendaratkan ikan di
Pelabuhan Perikanan. Selanjutnya dipasarkan (lokal maupun ekspor) sampai ditangan konsumen ( “lokal dalam bentuk ikan utuh = Primary Product “ ) artinya ikan tidak mengalami proses olahan dan masih berbentuk utuh sejak ditangkap dilaut sampai dipasaran.
Dalam kaitannya dengan pengembangan
perikanan disini, kerangka pikir yang dikemukakan adalah pemasaran ikan melalui
perubahan bentuk, gaya, kemasan yang siap saji ( “ end product “ ) sehingga
mempunyai nilai tambah. Dengan pengembangan produk tersebut dicoba analisa
melalui metode regresi linear berganda untuk melihat pengaruh dari berbagai
variabel ( x1 ) terhadap
volume penjualan ( y ). Apabila ada
pengaruh positip berarti strategi memperluas pemasaran melalui pengembangan
produk perikanan cukup menjanjikan untuk dikembangkan. Pola pikir diatas dapat diilustrasikan pada
gambar berikut.
Gambar 2 menunjukkan bahwa ikan setelah di tangkap
dilaut masuk ke industri processing di Pelabuhan Perikanan ( input / row
material ) untuk diproses sehingga bentuk ikan tidak utuh termasuk fillet
dengan gaya dan kemasan yang dapat menarik konsumen. Tahap berikutnya (
out put / produk
baru ) memasuki saluran distribusi ( pemasaran dengan melalui promosi, penetapan dan
sebagainya ) yang pada akhirnya akan sampai pada konsumen baik ekspor maupun
lokal.
Gambar 2. Strategi Pengembangan Produk
1.6. Hipotesis
Dari data yang diperoleh di
beberapa industri pengolahan, maka hipotesis yang akan dirumuskan sesuai dengan
tujuan penulisan
adalah :
Hipotesis 1 :
Ho : m < o : Terima Ho, berarti tidak ada pengaruh yang kuat antara nilai produksi (x1), trend produksi (x2) dan permintaan produk baru (x3) terhadap volume penjualan (y) sehingga prospek pemasangan kurang menjanjikan.
H1 : m > o : Tolak Ho; berarti ada pengaruh antara nilai produksi (x1); Trend produksi (x2) maupun permintaan produk baru (x3) terhadap volume penjualan (y) sehingga pemasaran cukup menjanjikan (cerah).
2.1. Teori
Pengembangan Produk
Secara
filosophic pengembangan produk dilakukan adalah untuk memperbaiki penampilan
produk, sehingga pembeli lama mau membeli lagi produk dengan penampilan baru
(bentuk, ukuran, gaya, kemasan). Karena pelanggan merasa mendapat kepuasan dari
produk lama.
Pendapat
dari Pearce dan Robinson (1997) yang menyatakan bahwa pengembangan produk
seringkali digunakan untuk memperpanjang “daur hidup produk” yang sudah ada,
atau untuk memanfaatkan reputasi ataupun merk favorit. Pemikirannya adalah
menarik pelanggan yang puas untuk membeli produk baru sebagai akibat pengalaman
positif mereka dengan produk sebelumnya.
Langkah dan sasaran dalam upaya pengembangan produk disajikan pada tabel 1 berikut :
Tabel 1 : Pengembangan Produk
No. |
Langkah-langkah |
Sasaran |
1. |
Mengembangkan Atribut Baru |
-
Adaptasi
(gagasan lain, pengembangan) -
Modifikasi
(mengubah bentuk, rupa, ukuran) -
Memperbesar
(lebih tahan) -
Memperkecil
(lebih ringan) -
Penataan kembali (pola lain) -
Kombinasi (daya pikat, mencampur, meramu, rakitan). |
2. |
Mengembangkan
Beragam tingkat mutu |
-
Segmen pasar-pasar sasaran (Dalam Negeri, Ekspor) |
3. |
Mengembangkan model dan
ukuran lain. |
-
“Primary
Product” dirubah menjadi “Ready to Eat”. -
Mudah disajikan -
Ukuran
fleksibel -
Mudah
disimpan maupun diolah konsumen. |
Keterkaitan pengembangan produk baru dan strategi pemasaran yang berorientasi eksport atau lokal melalui beberapa tahapan dan langkah-langkah kegiatan disajikan tabel 2 berikut.
Tabel 2. Proses Pengembangan Produk Baru dan
Strategi Pemasaran
No. |
Tahapan-Tahapan |
Langkah-Langkah
Kegiatan |
1. |
Penggalian gagasan |
-
Sumber
internal, pelanggan, pesaing. -
Distributor,
pemasok dan lain-lain. |
2. |
Penyaringan gagasan |
-
Menyeleksi
gagasan, analisa biaya. |
3. |
Pengembangan dan pengujian
konsep |
-
Pengembangan
konsep. -
Pengujian
konsep. |
4. |
Pengembangan
strategi pemasaran |
-
Pasar sasaran
dan pemosisian produk, sasaran penjualan, laba. |
5. |
Analisis bisnis |
-
Tinjauan
ulang penjualan, biaya dan proyeksi laba. |
6. |
Pengembangan produk |
-
Produk fisik,
prototype produk, pengujian fungsional. |
7. |
Uji
pemasaran |
-
Uji pasar standard -
Uji pasar dengan simulasi. |
8. |
Komersialisasi |
-
Perkenalan produk baru, waktu dan tempat sasaran. |
Dari
tabel 2 diatas dapat dijelaskan masing-masing tahapan sebagai berikut :
a.
Tahap Penggalian Gagasan
Penggalian gagasan harus secara sistematis; sebagai sumber gagasan dapat berasal dari internal (penelitian), pelanggan (informasi pelanggan), pesaing (mengamati produk pesaing), distributor, pemasok, masalah konsumen dan kemungkinan produk baru.
b. Tahap
Penyaringan Gagasan
Untuk dapat mengenali yang baik dan mengesampingkan yang jelek sedini mungkin, sehingga gagasan yang dapat terseleksi benar-benar dapat lebih dikembangkan.
c. Tahap Pengembangan dan
Pengujian Konsep
Diambil contoh produk pengembangan dengan berbagai ukuran, bentuk, kemasan. Dilanjutkan dengan pengujian konsep dengan cara mengkonsumsi, fleksibel, mudah penyajian, lebih praktis dan lain-lain.
d. Tahap Pengembangan Strategi Pemasaran
Ada 3 sasaran yang harus diperhatikan pada tahap pengembangan strategi pemasaran :
1). Pasar sasaran adalah rumah tangga yang mengkonsumsi produk baru.
2). Harga produk yang ditawarkan dengan berbagai bentuk, rupa, kemasan maupun ukuran.
3). Rencana penjualan jangka panjang, laba, bauran pemasaran.
e.
Tahap Analisis Bisnis
Kegiatan Analisis Bisnis merupakan peninjauan ulang daripada penjualan, perhitungan biaya yang dikeluarkan dan proyeksi laba yang diharapkan dari produk baru untuk mengetahui apakah faktor-faktor ini akan memenuhi syarat.
f. Tahap Pengembangan Produk
Pengembangan produk dapat berupa perubahan bentuk fisi, prototype produk. Produk dapat mencirikan produk lama namun secara fisik dan kemasan merupakan produk baru yang dapat dimodifikasi ke segmen pasar sekarang.
g.
Tahap Uji Pemasaran
Kegiatan
dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti uji pasar standard (pemosisian,
iklan, distribusi, penetapan harga, merek); uji pasar terkendali (pengiriman ke
toko, berpartisipasi mengendalikan rak); uji pasar dengan simulasi maupun uji
pasar produk bisnis.
h. Tahap Komersialisasi
Pada tahap komersialisasi, produk baru perusahaan harus memutuskan waktu perkenalan. Waktu perkenalan produk baru harus tepat tempat, tepat waktu, tepat harga dan promosi. Perusahaan besar cara memperkenalkan dalam waktu singkat dan cepat keseluruh dunia untuk menghindari tiruan dan memantapkan posisi pasar sebelum pesaing dapat bereaksi.
Dalam kaitannya dengan hal diatas, berarti mengembangkan produk baru dengan memodifikasi produk berupa kemasan baru, bentuk baru, ukuran dan sifat produk merupakan upaya untuk memberikan nilai tambah atau manfaat produk inti atau disebut juga memperpanjang “daur hidup produk”.
Daur hidup produk diperpanjang merupakan strategi pemasaran dari manajemen perusahaan; setelah meluncurkan produk baru diharapkan produknya menikmati kehidupan yang panjang dan menyenangkan; artinya produk dapat dijual dalam waktu relatif lama dengan meraih laba yang memuaskan untuk menutup semua jerih payah dan resiko yang ditanggung. Dalam hal ini perjalanan penjualan dan laba suatu produk dalam masa hidupnya itulah yang disebut “Daur Hidup Produk”.
Dalam masa “Daur Hidup Produk” terdapat lima tahapan berbeda (Philip Kotler – Gary Armstrong, 1997) yaitu :
a.
Tahapan Pengembangan Produk
Pada tahapan ini perusahaan mulai menemukan dan mengembangkan gagasan produk baru; selama pengembangan produk, penjualan nol dan biaya investasi perusahaan menumpuk.
b.
Tahapan Introduksi
Adalah periode pertumbuhan penjualan yang lambat ketika produk diperkenalkan di pasar. Laba belum diperoleh dalam tahap ini karena pengeluaran besar untuk memperkenalkan produk.
c.
Tahapan Pertumbuhan
Merupakan tahap/periode penerimaan pasar dan peningkatan laba yang pesat dan ditandai dengan cepat meningkatnya penjualan.
d.
Tahapan Menjadi Dewasa
Adalah periode pertumbuhan penjualan yang menurun karena produk telah diterima oleh sebagian besar pembeli potensial. Tingkat laba tetap atau menurun karena pengeluaran pemasaran bertambah untuk mempertahankan produk menghadapi pesaing.
e.
Tahapan Menurun
Adalah periode ketika penjualan turun dan laba turun. Penurunan ini mungkin berlangsung lambat atau cepat. Berbagai sebab menurunnya penjualan seperti teknologi ; selera konsumen berubah atau meningkatnya persaingan.
Gambar 3. Penjualan dan laba
dalam rentang kehidupan sejak masih konsep sampai mati.
2.2. Jenis Produk yang dikembangkan
Ditinjau dari sifat produk perikanan; fokus pembahasan diutamakan pada komoditas ikan tuna yang saat ini masih sebagian besar dijual dalam bentuk ikan utuh (bulk fish) tanpa perubahan bentuk apapun dan merupakan “primary product”.
Hal ini dirasakan masih belum mendapatkan keuntungan yang optimal, karena nilai tambah dari produk tersebut belum dapat dimanfaatkan; dilain pihak kebutuhan ikan dunia akan terus meningkat seiring meningkatnya jumlah penduduk dan meningkatnya pendapatan masyarakat. Dari hasil penelitian Direktorat Jenderal Perikanan, pada periode 1990 – 1992 permintaan ikan tuna/cakalang meningkat 2,47% per tahun.
Data perkembangan volume ekspor hasil perikanan tahun 1994 – 1997 menunjukkan dominasi produk perikanan yang diekspor masih dalam bentuk utuh.
Tabel 3. Volume Ekspor Hasil Perikanan 1994-1997
No. |
Jenis
Ikan |
1994 |
1995 |
1996 |
1997 |
1. |
Udang |
99.523 |
94.551 |
100.230 |
103.774 |
2. |
Tuna / cakalang |
79.729 |
86.470 |
81.947 |
83.182 |
3. |
Ikan lainnya |
268.214 |
292.162 |
320.092 |
350.245 |
4. |
Kodok |
3.858 |
5.068 |
3.752 |
3.457 |
5. |
Ubur-ubur |
4.038 |
4.816 |
4.270 |
4.268 |
6. |
Kepiting |
6.884 |
6.490 |
5.947 |
5.755 |
7. |
Lainnya |
30.733 |
20.705 |
23.462 |
24.696 |
*) Sumber : Ditjen Perikanan
Menurunnya peranan Jepang dalam ekspor produk perikanan tuna/cakalang dalam bentuk kaleng memberikan peluang kepada negara-negara berkembang untuk dapat lebih kompetitif. Dilain pihak kebijaksanaan pemerintah adalah mengupayakan untuk menekan ekspor tuna beku dan mengembangkan tuna sashimi dan tuna loin serta cakalang dalam kaleng yang diharapkan dapat meningkatkan ekspor sekitar 20% jika dibandingkan tanpa pengembangan produk.
Untuk mengetahui “mengapa” strategi pengembangan produk perikanan harus dilakukan, maka disamping berbagai pertimbangan kondisi produk diatas serta adanya rekomendasi peneliti tentang pemasaran ekspor perikanan terdahulu pengembangan produk baru akan mempunyai prospek pemasaran yang menjanjikan. Dengan memodifikasi produk (merubah karakteristik produk) dari bentuk ikan utuh (bulk fish) menjadi ikan olahan (fillet, bakso, sashimi, tuna loin) dengan bentuk, ukuran dan kemasan menarik akan memberikan nilai tambah bagi produk tersebut dan dapat lebih kompetitif.
2.3. Teori Pemasaran
Di dalam falsafah pemasaran, secara teoritis ada lima konsep pemasaran yang perlu dikemukakan. (Philip Kotler – Gary Armstrong, 1997). Kelima konsep pemasaran yang dimaksudkan adalah :
a. Konsep Produksi
Dalam konsep produksi, manajemen percaya bahwa pelangganan
akan menyukai produk yang tersedia dan harganya terjangkau. Konsep ini bermanfaat pada dua tipe situasi
yaitu pada “situasi pertama”, terjadi kalau permintaan akan produk lebih dari
penawaran. Dalam hal ini manajemen segera mencari jalan untuk meningkatkan
produksi. “Situasi kedua”, terjadi kalau biaya produksi terlalu tinggi dan
perbaikan produktifitasnya diperlukan untuk menurunkannya.
b. Konsep Produk
Suatu gagasan bahwa konsumen akan menyukai produk yang mempunyai mutu terbaik; kinerja terbaik; dan sifat mempunyai mutu terbaik; kinerja terbaik; dan sifat paling inovatif. Manajemen harus terus menerus melakukan perbaikan produk (kemasan, bentuk, rupa, gaya, ukuran).
c. Konsep Penjualan
Konsep penjualan ini tujuannya adalah menjual apa yang mereka buat, bukan membuat apa yang diinginkan pasar. Konsep penjualan ini mengandung resiko cukup tinggi, konsep penjualan mempunyai perspektif dari dalam keluar. Gambar 4 menunjukkan konsep penjualan yang dimulai dari pabrik, fokus, cara penjualan dan promosi besar-besaran untuk memperoleh penjualan yang mampu mendatangkan laba dan berupaya menaklukkan pelanggan dan mendapatkan penjualan jangka pendek, sedikit perhatian mengenai siapa yang membeli atau mengapa membeli.
d. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran ini manajemen ingin mencapai sasaran tergantung kepada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan penyampaian kepuasan yang didambakan lebih efektif dan efisien dari pada pesaing. Konsep ini mempunyai perspektif dari luar ke dalam; perhatian dan fokus kepada pelanggan; mengkoordinasikan kepada semua aktivitas pemasaran yang mempengaruhi pelanggan. Kemudian memperoleh laba dengan menciptakan hubungan jangka panjang dengan pelanggan berdasarkan pada nilai bagi dan kepuasan pelanggan. Dengan konsep pemasaran ini perusahaan menghasilkan apa yang diinginkan oleh konsumen, sehingga memuaskan konsumen dan memperoleh laba.
2.4. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran produk baru
diupayakan dapat dilaksanakan dengan cepat dan singkat keseluruh segmen pasar
sasaran. Hal ini dimaksudkan untuk memantapkan posisi pasar, sebelum pesaing
dapat bereaksi. (Philip Kotler Gary Armstrong, 1997). Pola ini dilaksanakan
oleh perusahaan Colgate – Palmolive maupun Pampers – Phoses yang memperkenalkan
produk baru “ke pasar dunia” dalam waktu satu bulan setelah peluncuran di
Amerika Serikat. Pada saat ini
merupakan tantangan bagi perusahaan dalam penempatan harga terutama dalam
menghadapi pesaingnya.
Ada
empat pesaing dalam penetapan harga produk (gambar 6) terutama untuk produk
baru (Philip Kotler – Gary Armstrong, 1997).
Pertama, memutuskan strategi harga premium,
pada posisi ini menghasilkan produk bermutu tinggi dan menetapkan harga paling
tinggi (Rolex).
Kedua, memutuskan Strategi Nilai Baik; pada
posisi ini menghasilkan produk bermutu tinggi tetapi menetapkan harga rendah.
Ketiga, memutuskan Strategi Harga Tinggi; pada
posisi ini produk dengan mutu rendah dengan menetapkan harga tinggi.
Keempat, memutuskan strategi Ekonomi; pada
posisi ini produk bermutu rendah dan menetapkan harga rendah.
Dalam
kaitannya pengembangan produk perikanan melalui modifikasi produk beberapa
pertimbangan pemosisian harga yang telah ditetapkan atau diteliti kemungkinan
ada hubungannya antara penetapan harga dengan volume penjualan. Apabila harga
dan volume penjualan terjadi keeratan hubungan yang “positif” menunjukkan bahwa
penetapan harga cukup berhasil untuk memasarkan produk baru; berarti konsumen
merasa puas dengan kondisi produk sesuai harga yang dibayarkan.
2.5. Ramalan Prospek Pemasaran
Salah satu strategi pemasaran produk baru adalah mengukur ramalan penjualan berdasarkan data volume penjualan (mingguan, bulanan, tahunan). Variabel yang perlu dipertimbangkan untuk membuat ramalan pemasaran adalah berbagai data ekonomi seperti nilai penjualan, produksi menurut jenis; jumlah permintaan; tingkat perkembangan harga, jumlah uang beredar, ekspor dan impor, serta teknik pengumpulan data yang terus menerus diperbaiki.
Secara umum metoda untuk membuat ramalan
pemasaran adalah :
a.
Berdasarkan Pendapat
Para Eksekutif
Metode terbaik untuk melaksanakan ramalan eksekuti adalah dengan mengumpulkan para anggota eksekutif melalui rapat kerja; dimana para anggota memberikan ramalan yang diperoleh dengan caranya sendiri‑sendiri. Didalam rapat akan timbul ide‑ide baru; dan dengan demikian dimungkinkan akan membuat adjustment terhadap nilai ramalan yang mungkin over estimate atau under estimate.
b.
Menggunakan beberapa tenaga penjual.
Metoda ini hampir sama dengan cara pertama;
dimana dengan metoda ini terdiri dari para anggota yang langsung melakukan
penjualan yang harus membuat ramalan pemasaran.
c.
Metode langsung konsumen.
Metoda ini dilaksanakan dengan
menanyakan langsung kepada para masyarakat pembeli yang dipilih secara acak (
random ) mengenai apakah ingin membeli jenis barang yang akan diramalkan pada
waktu yang akan datang.
d. Metode
statistik.
Metode statistik yang digunakan
untuk membuat ramalan cukup beragam tetapi pada umumnya sering digunakan
analisa regresi dan korelasi; yaitu suatu analisa untuk mengetahui dua variabel
(X) dan variabel (Y) mempunyai hubungan satu sama lain. Variabel (X) dinamakan
variabel bebas yang dapat menerangkan variabel (Y) yang disebut variabel tidak
bebas.
Ramalan statistik yang akan datang digunakan dalam thesis ini didasarkan atas data time series yang sudah dikumpulkan dari waktu. Regresi linear yang menghubungkan dari waktu ke waktu. Regresi linear yang menghubungkan lebih dari dua variabel disebut regresi linear berganda.
Y = b0 + b1 + b1 x1 + b2 x2 + b3 x3 dst.
III. TINJAUAN EPISTOMOLOGI
3.1.
Metode
Pengumpulan Data
Data
volume yang diperlukan untuk mengetahui pengembangan produk yang akan
dipasarkan terdiri dari data volume penjualan, nilai penjualan,
produksi/pembelian, dan permintaan produk.
Untuk
pengumpulan data, pada dasarnya ada 3 metode dalam riset pemasaran,
yaitu :
a.
Metode Sensus.
Metode sensus dilaksanakan apabila pengumpulan data dilaksanakan dengan cara mencatat seluruh elemen yang menjadi obyek penelitian. Hasilnya merupakan data sebenarnya yang sebenarnya yang disebut parameter.
b.
Metode Sampling
Metode sampling dilaksanakan apabila pencatatan data dengan cara mencatat sebagian kecil dari populasi atau dengan perkataan lain mencatat sampelnya saja.
c.
Metode Studi Kasus
Metoda studi kasus dilaksanakan apabila pencatatan data dilakukan dengan jalan mengambil beberapa elemen atau satu elemen saja dan sering tidak jelas populasinya, kemudian masing-masing elemen diselidiki secara mendalam.
Berdasarkan teori di atas
pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan studi kasus; karena obyek di
Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta. Data yang dikumpulkan berasal dari informasi pada “faktur” atau daftar
barang dagangan. Pada faktur (invoice) tersebut tertera tanggal, jenis dan
jumlah barang, harga barang, permintaan (pesanan) produk.
Data
yang dikumpulkan untuk pengembangan produk perikanan sebagai strategi pemasaran
pada Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta adalah data tentang volume penjualan
(y) yang merupakan “variabel tidak bebas”, kemudian data nilai penjualan (x1),
produksi/ pembelian (x2) dan permintaan produk (x3). Ketiga variabel (x1;x2;x3)
dinamakan variabel bebas.
Alat pengumpul data adalah selain wawancara langsung dengan staff juga menyiapkan Tabulasi untuk mencatat data faktur dan laporan bulanan. Setelah diberi kode dari masing-masing bulan; pengelompokan masing-masing variabel dicatat dalam tabulasi.
Formulasi yang akan dipakai untuk menganalisa hubungan variabel (x) dan variabel (y)
didalam penelitian ini adalah
Y = b0 + b1 + b1 x1 + b2 x2 + b3 x3
Keterangan
Y = Volume
Penjualan
b0 = Intercept
b1 = Koefisien
Dari Nilai Penjualan
x1 = Nilai
Penjualan
b2 = Koefisien
Dari Produksi / Pembelian
x2 = Produksi
/ pembelian
b3 = Koefisien
dari Permintaan/Pesanan Produk
x3 = Permintaan
/Pesanan Produk Olahan
3.2. Metoda Analisa Data
Analisa data dimaksudkan untuk mengetahui besarnya
pengaruh secara kuantitatif dari beberapa kejadian atau variabel (X) terhadap
kejadian lainnya, serta dipakai untuk meramalkan kejadian lainnya (Y) tersebut.
Maksud peramalan ini Tidak lain untuk menduga apakah melalui pengembangan
produk dapat digunakan sebagai strategi pengembangan pemasaran yang mempunyai
prospek ekspor dan lokal.
Ada tiga variabel yang dicoba untuk menganalisa strategi
pengembangan produk yang mempunyai prospek pemasaran yaitu : nilai penjualan
(X1); produksi/pembelian (X2) dan permintaan produk (X3); ketiga
variabel ini disebut "variabel bebas". Sedangkan variabel lainnya (Y)
yang akan diramalkan dinamakan "variabel tidak bebas".
Untuk membentuk hubungan antara variabel (X1) dan
variabel (Y) digunakan multiple regresi 2 atau regresi linear berganda.
Sedangkan sampai sejauh mana keeratan hubungan digunakan "Koefisien
Korelasi" .
Penggunaan ekonometrik ini karena teori ekonomi
dirumuskan secara matematik yang berguna untuk memperkirakan nilai koefisien
dari fungsi‑fungsi tersebut termasuk untuk menguji hipotesis tentang
nilai koefisien dan bentuk fungsi yang cocok atau tidak untuk dipergunakan
sebagai suatu pendekatan terhadap data hasil observasi.
Langkah‑langkah metode analisa data yang digunakan
dalam penelitian sebagai berikut :
a. Data
Penelitian.
Data
yang dikumpulkan selama 15 bulan untuk keperluan analisa terdiri dari :
1). Volume
Penjualan (y) yang akan diramalkan.
2). Nilai
Penjualan (x1) untuk meramalkan.
3). Produksi/Pembelian
(x2)
4). Permintaan/Pesanan
(x3)
5). Waktu
pengumpulan data bulan ke 1 sampai ke 15.
b. Rumusan
Hipotesis.
Analisa
yang akan digunakan adalah Analisa "Regresi Linear Berganda" dengan 3
variabel bebas (x1,x2,x3) dengan perhitungan dibantu komputer dengan program
SPSS MS Windows Release 6,0.
Hipotesa yang
diajukan :
1). Ho : B1 < 0 ; Terima Ho ; berarti nilai produksi (x1) tidak
mempengaruhi dan tidak dapat digunakan untuk meramalkan volume penjualan (y).
H1 : B1 > 0
; Tolak Ho, berarti ; nilai produksi (x1)
mempengaruhi dan dapat digunakan untuk meramalkan volume penjualan (y).
2). Ho : B2 > 0 ; Terima Ho, berarti produksi / pembelian (x2)
tidak mempengaruhi dan tidak dapat digunakan untuk meramalkan volume penjualan
(y).
H1 : B2 > 0
; Tolak Ho, berarti produksi/pembelian
(x2) mempengaruhi dan dapat meramalkan volume penjualan (y).
3). Ho : B3 < 0 ; Terima Ho, berarti permintaan/pesanan (x3)
tidak mempengaruhi dan tidak dapat digunakan untuk meramalkan volume penjualan
(y).
H1 : B3 > 0 ; Tolak Ho, berarti permintaan/pesanan (x3) mempengaruhi dan dapat digunakan untuk meramalkan volume penjualan.
c. Perhitungan
Nilai t.
Digunakan regresi linear berganda (Multiple Regression) dengan perangkat komputer melalui program MS Windows Release 6,0 ; SPSS.
d.
Dicari
Nilai t Tabel.
Untuk penelitian dibidang ekonomi t Tabel dilihat
pada a = 0,100 dan derajat
bebas n – 1.
Pada penelitian ini t tabel
adalah t = 0,100 (14).
e.
Kesimpulan
Bandingkan t hitung dengan t
tabel pada tingkat a = 0,100 (14).
f.
Hitung
Koefisien Determinasi (R Square)
Untuk mengukur proporsi dari total variasi variabel
tidak bebas yang diterangkan oleh variasi dari variabel bebas dalam regresi.
g.
Koefisien
Korelasi (r)
Menunjukkan bahwa variabel bebas (x) mempunyai
hubungan atau dapat digunakan untuk meramalkan atau tidak mengenai hubungannya
dengan variabel tidak bebas (y).
IV. ANALISIS DAN KAJIAN PENGEMBANGAN PRODUK
SEBAGAI STRATEGI PENGEMBANGAN
PASAR
4.1.
Gambaran
Umum Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta
Untuk mengantisipasi kebutuhan konsumsi ikan laut
yang semakin meningkat; sejak tahun 1973 dilakukan study kelayakan pembangunan
pelabuhan perikanan. Pembangunan tahap I
dimulai tahun 1980 berupa reklamasi pantai, dilanjutkan tahap II tahun
1982 beberapa fasilitas dasar.
Tujuan
pembangunan pelabuhan perikanan adalah untuk :
i.
Menciptakan kondisi pelabuhan perikanan
yang bersih dan sehat.
ii.
Memberikan pelayanan yang cepat dan
tepat waktu sesuai keinginan pengguna jasa.
iii.
Memberikan
kesempatan yang sama kepada pengguna jasa pelabuhan didalam memperoleh
fasilitas pelayanan.
iv.
Melakukan
pengaturan terhadap kapal-kapal perikanan serta pemakai jasa lainnya didalam
kawasan pelabuhan sesuai dengan lahan peruntukkannya.
Untuk dapat lebih kondusif terhadap pelayanan
tersebut pelabuhan perikanan sebagai prasarana perikanan mempunyai fungsi dan
peranan sebagai :
1.
Pusat pengembangan masyarakat nelayan.
2.
Tempat berlabuh kapal perikanan
3.
Tempat Pendaratan ikan hasil tangkapan
4.
Tempat untuk memperlancar kegiatan-kegiatan
kapal perikanan
5.
Pusat penanganan dan pengolahan hasil
perikanan
6.
Pusat pemasaran dan distribusi hasil
perikanan
7.
Pusat pelaksanaan pembinaan mutu hasil
perikanan
8.
Pusat pelaksanaan penyuluhan dan
pengumpulan data
9.
Pusat pengawasan penangkapan dan
pengendalian pemanfaatan sumber daya ikan.
Dalam melaksanakan segenap
fungsi-fungsi tersebut di pelabuhan perikanan ; beberapa instansi sesuai
wewenang dan tanggung jawab dikoordinir oleh Kepala Pelabuhan Perikanan.
Tabel 4.
Jenis Kegiatan dan Kewenangan Instansi.
No. |
Instansi |
Kegiatan |
1 |
Unit
Pelaksana Teknis Pelabuhan Perikanan |
b.
Ijin kapal masuk / keluar c.
Keamanan dan ketertiban d.
Pengumpulan dta statistik e.
Penataan kawasan pelabuhan f.
Pas masuk pelabuhan g.
Kebersihan pelabuhan h.
Sewa alat jasa i.
Pemasangan reklame |
2 |
Perum Prasarana Perikanan Samudera |
j.
Tambat / labuh k.
Cold Strorage, pabrik es/pengadaan es; l.
Bengkel ; dock / slipang m.
Pengadaan air n.
Listrik / telephone o.
Sewa tanah p.
Pelayanan BBM q.
Sewa fasilitas komersial lainnya |
3 |
Syahbandar |
r.
Surat ijin berlayar |
No. |
Instansi |
Kegiatan |
4 |
Kesehatan pelabuhan |
s.
Kesehatan ABK / Sanitasi kapal dan pelabuhan. |
5 |
Bea dan Cukai |
t.
Eksport / Import |
6 |
Imigrasi |
u.
Orang ABK / Orang Asing |
7 |
Dinas Perikanan |
v.
Pelelangan ikan w.
Pembinaan nelayan x.
Pembinaan mutu hasil perikanan y.
Pembinaan organisasi profesi dan kelompok tenaga kerja |
8 |
Dinas Kebakaran |
- Pengendalian kebakaran |
9 |
Kepolisian, TNI-AL |
- Keamanan dan ketertiban |
10 |
WADKI |
- Pengawasan sumberdaya perikanan |
Data operasional pelabuhan
Perikanan Samudera Jakarta Tahun 1996 – 2000 adalah sebagai berikut:
1.
Jumlah ikan yang didaratkan.
2.
3.
Kapal ikan masuk
4.
Jumlah tenaga kerja asing dan nelayan
5.
Investasi
Swasta dan Perum PPS Cabang Jakarta.
No. |
Jenis Usaha |
Nilai Investasi |
Penyerapan Tenaga Kerja |
Keterangan |
I |
INVESTASI
SWASTA |
|
|
|
1. |
HASIL
PERIKANAN |
|
|
|
|
A.
Industri Skala Besar B.
Industri Skala Menengah C.
Industri Skala Kecil |
179 40 2.9 |
3.388 1.116 208 |
11 Perusahaan 17 Perusahaan 5 Perusahaan
|
2. |
PABRIK ES |
4 |
|
2 Perusahaan |
3. |
GALANGAN KAPAL |
12 |
|
1 Perusahaan |
4. |
PENYALURAN BBM |
4 |
36 |
2 Perusahaan |
5. |
BENGKEL / WORKSHOP |
0.80 |
9 |
1 Perusahaan |
6. |
KANTOR & TOKO |
2.20 |
|
55 Pengguna Jasa |
7. |
KEGIATAN DI PUSAT PEMASARAN IKAN (PPI) |
2.10 |
|
638 Pengguna
Jasa |
8. |
KANTIN |
0.50 |
|
4 Pengguna
Jasa |
9. |
KOPERASI |
1.40 |
|
4 Koperasi |
10. |
BANK |
1.50 |
|
Bank
DKI |
11. |
ANGKUTAN IKAN |
0.80 |
|
|
|
TOTAL |
251.20 |
|
|
II. |
INVESTASI
PERUM PRASARANA PERIKANAN SAMUDERA CAB. JAKARTA |
38.00 |
|
|
|
TOTAL
INVESTASI |
289.2 |
|
|
5. Industri Pengolahan Hasil Perikanan
Hasil Analisa Data
Data yang diperoleh dengan metoda yang sudah
ditetapkan adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Tata Hubungan Antara Variabel Bebas (X) dan
Variabel Tetap (Y) pada periode 15 bulan
Bulan Ke |
Volume (y) |
Nilai (x1) |
Produksi (x2) |
Permintaan (x3) |
1 |
1008 |
8.3 |
1102 |
2108 |
2 |
1336 |
11.3 |
1428 |
6118 |
3 |
1265 |
10.8 |
1197 |
6510 |
4 |
2533 |
22.4 |
2549 |
4771 |
5 |
3305 |
20.1 |
2447 |
7602 |
6 |
2365 |
24.8 |
3167 |
5363 |
7 |
1378 |
14.1 |
1842 |
4451 |
8 |
2272 |
21.1 |
2625 |
5330 |
9 |
2257 |
24.7 |
3145 |
4647 |
10 |
4430 |
34.5 |
5420 |
9298 |
11 |
7840 |
47.6 |
8040 |
12254 |
12 |
9580 |
61.3 |
16665 |
14179 |
13 |
6010 |
44.8 |
8575 |
9841 |
14 |
4150 |
31.7 |
5457 |
10112 |
15 |
5202 |
36.9 |
6218 |
12650 |
Keterangan
:
Y = Volume penjualan produk olahan
X1 = Nilai penjualan produk olahan
X2 = Produk / pembelian produk olahan
X3 = Delivery order (permintaan) produk olahan
Untuk perhitungan data menggunakan perangkat komputer
dengan bantuan MS Windows Release 6.0 dan SPSS. Sedangkan metoda statistik
menggunakan “Multiple Regression” dengan 3 variabel bebas yaitu x1, x2 dan x3.
Hasil analisa sebagai berikut:
- Multiple
R . 98861
- R
Square . 97736
- Adjusted
R Square . 97118
- Standard
Error 433. 07616
Analisis of Variance
DF Sum of Squares Mean Square
Regression 3 89058035.08244 29686011.69415
Residual 11
2063104.51756 187554.95614
F = 158.27900 Signif F =
.0000
Variable
in The Equation
Variable B SEB Beta
T Sig T
X1 107.827202 27.959725 .641669 3.857 .0027
X2 .134056 .091633 .215544 1.463 .1715
X3 .112643 .067742 .156060 1.663 .1245
(Constant) –819.354865 358.311965 -2.287 .0430
Hasil perhitungan diatas diimplementasikan dalam
persamaan sebagai berikut:
Y = -819.354465 + 107.827202 X1 + .134056 X2 + .11264
X3
27.959725 .091633 .067742
Pengujian t hitung
dibandingkan t tabel diperoleh :
1). Untuk Nilai Produksi (X1) : t
hitung diperoleh = 3,857 > to, 100 (14) = 1,345 ; berarti hipotesis Nol (Ho)
ditolak dan diterima Hipotesis Alternatif (Ha).
Kesimpulannya : bahwa nilai
penjualan (X1) mempunyai hubungan yang bermakna dengan volume penjualan (y).
2). Untuk Produksi/Pembelian (X2)
: t hitung diperoleh = 1,463 > to, 100 (14) = 1,345 ; berarti hipotesis Nol
(Ho) ditolak dan diterima Hipotesis Alternatif (Ha).
Kesimpulannya : bahwa
Produksi/Pembelian (X2) mempunyai hubungan yang bermakna dengan volume
penjualan (y).
3). Untuk Permintaan Produksi
(X3) : t hitung diperoleh = 1,633 > to, 100 (14) = 1,345 ; berarti hipotesis
Nol (Ho) ditolak dan diterima Hipotesis Alternatif (Ha).
Kesimpulannya : bahwa
permintaan (pesanan) produk (X3) mempunyai hubungan yang bermakna dengan volume
penjualan (y).
Ketiga bentuk
hubungan diatas, nilai variabel X1, X2, X3 baru dapat dipergunakan untuk
meramalkan nilai variabel y apabila Koefisien korelasi cukup bermakna.
4.2.
Kajian Hasil Analisa
Untuk mengetahui prospek
pemasaran melalui strategi pengembangan produk perikanan akan ditinjau dari 3
aspek ekonomi.
a.
Aspek Nilai Penjualan Terhadap Volume
Penjualan.
Secara teoritis, Fandy Tjiptono (1995) berpendapat bahwa
salah satu tujuan pemanfaatan harga adalah berorientasi pada volume penjualan. Dalam hal ini
harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume penjualan
atau pangsa pasar.
Disamping itu citra
produk bertujuan untuk membentuk atau mempertahankan citra prestisius. Bagi
produk perikanan tuna; terlebih lagi pengembangan produknya (tuna loin,
sashimi, bakso tuna) merupakan produk yang mempunyai kelas cukup spesial.
Ada 2 strategi pokok dalam menetapkan
harga produk baru yaitu :
1). Skimming Price :
Merupakan
strategi yang menetapkan harga tinggi pada suatu produk baru, dan bertujuan
melayani pelanggan yang tidak terlalu sensitif terhadap harga (selagi
persaingan belum ada) maupun menutupi biaya promosi dan riset pengembangan.
Harga ini harus sedikit demi sedikit diturunkan apabila sudah mulai ada
pesaing.
2). Penetration
Pricing
Harga
ditetapkan relatif rendah terutama pada tahap awal “daur hidup produk”,
bertujuan untuk mendapatkan pangsa pasar yang besar dan menghalangi masuknya para
pesaing. Dengan harga yang rendah perusahaan dapat mengupayakan tercapainya
skala ekonomis dan menurunnya biaya per unit. Hasil yang diperoleh dari
strategi ini adalah tingkat penjualan dan pangsa pasar yang tinggi dan skala
ekonomi yang pada gilirannya menyebabkan biaya menjadi lebih rendah dan daya
saing perusahaannya semakin besar.
Berdasarkan
teori ahli ekonomi diatas, dianalisa dengan regresi linear berganda dan
Koefisien korelasi melalui bantuan program komputer MS Windows Release 6,0 SPSS
didapatkan hasil bahwa nilai penjualan (variabel bebas X1) sangat berpengaruh
terhadap volume penjualan (variabel tidak bebas Y) dengan perhitungan t hitung
= 3,857 > t tabel 0,100 (14) = 1,345. Variabel X1 (nilai penjualan) sesuai
teori statistik dapat dipakai untuk meramalkan dan mempengaruhi volume
penjualan (variabel Y), karena hasil perhitungan didapatkan nilai Koefisien
korelasi (r) sebesar 0,983 atau 98%. Hal ini berarti hubungan antara variabel
x1 dan Y sangat erat dan saling mempengaruhi. Demikian pula dengan perhitungan
Koefisien Determinasi (R Square) didapatkan 98%; menunjukkan bahwa variabel Y
(volume penjualan) dapat diterangkan variabel x (nilai penjualan) menurut
persamaan regresi linear berganda.
Y =
819,354865 + 107,827202X1 + 0,134056X2 + 0,112643X3
Berdasarkan
teori dan perhitungan diatas menunjukkan bahwa strategi penetapan harga dan
pemasaran cukup berhasil; terlihat dari data nilai penjualan (penerimaan
penjualan) dapat mempengaruhi volume penjualan berarti produk tersebut dapat
diluncurkan ke pasar.
Walaupun
demikian penjualan produk baru masih enggan melirik pasar luar negeri, walaupun
peluang dan tantangan cukup menarik.
Dari
bahasan di atas menunjukkan bahwa pengem-bangan produk perikanan (ikan tuna)
sebagai situasi pengembangan pemasaran mempunyai prospek pemasaran yang
menjanjikan.
b.
Aspek produksi terhadap volume penjualan
Pengembangan produk perikanan (ikan
tuna) menjadi produk baru (ikan olahan : Tuna Loin, Sashimi, Steak Tuna)
merupakan salah satu strategi penyempurnaan produk versi baru atau model produk
yang telah disempurnakan (Fandy Tjiptono, 1995). Penyempurnaan produk dapat
dilakukan dengan cara:
1). Menambah
ciri-ciri atau model baru.
2). Kebutuhan pemrosesan
3). Mengubah kandungan / unsur-unsur produk.
Aspek produksi terhadap volume
penjualan untuk mengetahui bagaimana reaksi konsumen terhadap produk baru
tersebut ; karena itu ingin diketahui dengan berbagai tingkat kenaikan produksi
dapat terkait erat dengan tingkat kenaikan volume penjualan. (Philip Kotler,
1997).
Teori ini dicoba dicoba untuk
mengetahui tingkat kenaikan produksi dalam lingkungan konsumen menggunakan dan
membeli kembali produk aktual. Sebagai indikatornya untuk mengetahui penggunaan
atau pembelian produk dilihat dari volume penjualan. Sehingga dalam penelitian
pengembangan produk perikanan ini aspek produksi digunakan untuk meramalkan
volume penjualan.
Dari data yang dianalisa
bersama-sama dengan variabel nilai penjualan dan permintaan terhadap volume
penjualan dengan metoda “Regresi Linear Berganda” diperoleh hasil perhitungan
bahwa produksi (Variabel bebas X2) berpengaruh nyata terhadap volume penjualan
(variabel tidak bebas Y) dimana t hitung = 1,463 > t tabel 0,100 (14) =
1,345.
Variabel X2 (produksi) sesuai dengan teori
statistik dapat dipakai untuk meramalkan volume penjualan (variabel tidak bebas Y); karena perhitungan koefisien
korelasinya (r) menunjukkan nilai sebesar 96 % (0,957). Berarti hubungan antara
variabel X2 (produksi) dan variabel Y (volume penjualan) sangat erat dan saling
mempengaruhi satu sama lain. Maksudnya setiap kenaikan produksi dapat menaikkan
volume penjualan. Demikian pula hasil koefisien determinasi (R Square) yang
menyatakan bahwa variabel Y dapat diterangkan variabel X2 (produksi).
Berdasarkan perhitungan diatas, teori
Pearce dan Robinson (1997) maupun Philip Kotler (1997) serta Fandy Tjiptono
(1995) dapat mendukung strategi
pengembangan produk baru. Salah satu tujuannya dapat berhasil yaitu
untuk memenuhi kebutuhan baru dengan menawarkan produk yang lebih baru yaitu
ikan olahan (Tuna Loin, Sashimi; Steak Tuna) dari produk sebelumnya (ikan tuna
utuh). Kemudian pengembangan produk baru dinamakan strategi “ofensif”.
Pada
tahap pertumbuhan ini maka strategi perusahaan menggunakan strategi untuk
mempertahankan pertumbuhan pasar yang pesat selama mungkin melalui cara :
1). Meningkatkan kualitas produk dan menambah
keistimewaan produk baru dengan gay serta kemasan yang menarik.
2). Menambah model-model baru dan produk-produk
penyerta (yaitu produk-produk dengan berbagai ukuran, rasa dan sebagainya untuk
melindungi produk utama).
3). Memasuki segmen pasar yang baru.
4). Meningkatkan cakupan distribusi dan memasuki
saluran distribusi baru.
5). Beralih iklan dari orang menyadarai produk ke
iklan yang membuat orang memilih produk.
6). Menurunkan harga untuk menarik pembeli yang
sensitif terhadap harga dilapisan berikutnya.
Berarti dengan mengikuti strategi di atas,
maka perluasan pasar ini akan memperkuat posisi persaingannya, sehingga
strategi pengembangan produk periklanan mempunyai prospek pemasaran yang
menjanjikan; disamping produk sudah mulai memasuki tahap pertumbuhan pada daur
hidup produk (siklus hidup produk).
c.
Aspek Permintaan Terhadap Volume
Penjualan
Pada aspek permintaan terhadap
volume penjualan ini tidak lain dicoba menganalisa Ramalan Penjualan didasarkan
pada estimasi permintaan (Philip Kotler, 1997) tingkat produk yang berbeda ;
lima tingkat ruang yang berbeda dan tiga tingkat waktu yang berbeda. Berarti ada 90
jenis estimasi permintaan.
Lebih lanjut dikatakan bahwa permintaan
pasar untuk suatu produk adalah volume total yang akan dibeli oleh kelompok
pelanggan tertentu dalam wilayah geografis tertentu dalam periode tertentu
dalam lingkungan pemasaran tertentu dibawah program pemasaran tertentu.
Atas
dasar teori diatas; data permintaan produk baru hasil perikanan dikumpulkan
dari pencatatan “order” (“Delivery Order”) dari pelanggan setiap bulan. Data inilah yang dipakai untuk meramalkan volume
penjualan produk baru tersebut. Demikian pula data volume penjualan; dicatat
dari faktur penjualan dan dikelompokkan ke dalam volume penjualan setiap bulan.
Atas
dasar analisa data inilah dipakai untuk meramalkan volume penjualan produk
baru.
Model matematis (ekonometrik) berupa analisa
regresi linear berganda dengan bantuan komputer dengan program MS Windows
Release 6,0 SPSS dipakai untuk meramalkan dan pengaruh permintaan produk
(variabel bebas x3) terhadap volume penjualan (variabel tidak bebas Y). Hasil
perhitungan dan pengujian menunjukkan bahwa permintaan (variabel x3) sangat
berpengaruh nyata terhadap volume penjualan (variabel tidak bebas Y), dengan perhitungan : Nilai t hitung = 1,663 >
t tabel 0,100 (14) = 1,345.
Variabel x3 (permintaan) sesuai teori
statistik dapat dipergunakan untuk meramalkan dan mempengaruhi volume penjualan
(variabel Y); karena hasil perhitungan koefisien korelasi didapatkan nilai =
0,898 atau 90%. Hal ini berarti hubungan antara variabel x3 dengan variabel Y
sangat erat dan saling mempengaruhi. Apabila terjadi kenaikan permintaan selalu
terjadi upaya peningkatan volume penjualan. Perhitungan Koefisien Determinasi
(R Square) juga menunjukkan nilai 98%, yang
berarti variabel Y (volume penjualan) dapat diterangkan variabel x3
(permintaan) menurut persamaan regresi linear berganda :
Y = -819.354865 + 107.827202 X1 + .134056 X2 +
.112643 X3
27.959725 .091633 .067742
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil analisa dan kajian tentang Pengembangan Produk
Perikanan sebagai strategi pengembangan pemasaran di Pelabuhan Perikanan
Samudera Jakarta dapat ditarik beberapa kesimpulan.
a.
Strategi pengembangan produk perikanan
ditinjau dari aspek nilai penjualan terhadap volume penjualan dapat memberikan
nilai tambah produk dan mempunyai prospek pemasaran yang menjanjikan.
b.
Aspek produksi bila ditingkatkan dapat
juga mendorong volume penjualan ; artinya semakin besar produksi masih terbuka
peluang dan masih dapat ditingkatkan penjualannya; berarti prospek pemasaran
menjanjikan.
c.
Aspek permintaan terhadap volume
penjualan dapat memberikan peluang dan memberikan gambaran bahwa potensi pasar
masih cukup besar dan dapat diperluas.
d.
Strategi pengembangan produk dapat
memberikan nilai tambah baik terhadap peningkatan laba; posisi bersaing
perusahaan; lapangan pekerjaan dan kesempatan berusaha.
e.
Apabila
pengembangan pemasaran mau melirik keluar negeri (ekspor) berarti program
peningkatan ekspor yang diestimasi 20% masih dapat tercapai.
f.
Dengan
semakin banyaknya permintaan produk olahan; dan dengan penurunan harga dapat
menjangkau lapisan yang sensitip terhadap harga ikan; maka program peningkatan
konsumsi ikan 26,5 kg perkapita per tahun dapat tercapai.
g.
Dengan
produk baru (ikan olahan) berarti hasil sampingan yang dapat diproses (Tepung
ikan) dapat menjadi investasi usaha baru dan peningkatan pendapatan melalui
pengembangan usaha termasuk menyerap tenaga kerja.
5.2. Saran
Beberapa
saran yang dapat disampaikan adalah :
a.
Pemasaran
ikan yang masih didominasi oleh produk utuh (“Primary product”) dapat
dikembangkan melalui pengembangan produk berupa ikan olahan siap saji (“ready
to eat”).
b.
Perlu
diciptakan iklim yang “kondusif” dalam pelaksanaan pengembangan produk agar
dapat mendorong gairah berusaha; dapat membuka peluang usaha dan memberi
kesempatan kerja maupun menyerap tenaga kerja.
c.
Perlu
dicari inovasi baru dengan menengok peluang pasar luar negeri yang menjanjikan,
namun penuh dengan tantangan untuk dapat diterima konsumen.
d.
Masih
perlu dicari terobosan baru baik peluang pasar produk olahan dan mulai
dipersiapkan guna melirik pasar keluar negeri.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Bambang
Tri Cahyono Mec.Ph.D. Manajemen Strategi Pemasaran. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
IPWI Program Magister Manajemen. Badan Penerbit IPWI Jakarta 1995.
2.
---------------,
Manajemen strategi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IPWI. Program Magister
Manajemen. Badan Penerbit IPWI Jakarta
1996.
3.
Fandy
Tjiptono. Strategi Pemasaran. Penerbit
Andi Offset. Yogyakarta 1995.
4.
Pearce dan Robinson. Manajemen
Strategik. Formulasi, Implementasi dan Pengendalian. Jilid Satu. Alih Bahasa
Terbitan Pertama Bina Aksara. Jakarta
1997.
5.
Philip Kotler. Manajemen Pemasaran.
Marketing Management 9 e. Analisis Perencanaan Implementasi dan Kontrol. Simon
& Schuster (Asia) Pte. Ltd. 1997.
6.
Philip Kotler dan Gary Armstrong. Dasar-Dasar
Pemasaran. Principle of Marketing 7 e.
Jilid I. Simon & Schuster (Asia) Pte. LTd. 1997.
7.
Supranto
J. MA. Metode Riset. Aplikasinya Dalam Pemasaran. Penerbit PT. RINEKA CIPTA. Jakarta 1991.
8.
----------------------. Ekonomi,
Manajemen dan Pemasaran Berwawasan Internasional/Global. Kumpulan Tulisan
Naskah. Badan Penerbit IPWI Jakarta 1994.
9.
10.
Wee Chow Hou. Practical Marketing : An
Asia Prespective Pemasaran Praktis Cara Asia. Penerbit Mega Asia. 1997.