© 2001 Masyhudulhak Posted: 28 May 2001 [rudyct]

© 2001    Masyhudulhak                                                                    Posted: 28 May 2001   [rudyct]  

Makalah Falsafah Sains (PPs 702)  

Program Pasca Sarjana / S3

Institut Pertanian Bogor

Juni 2001

 

Dosen:

Prof Dr Ir Rudy C Tarumingkeng (Penanggung Jawab)

Prof Dr Ir Zahrial Coto

 

 

 

 

 

 

STUDI PEMBANGUNAN KABUPATEN BENGKULU SELATAN

BERBASISKAN EKONOMI  WILAYAH PESISIR

( Suatu Tinjauan Peranan  Perikanan Laut )

 

Oleh:

 

Masyhudulhak

SPL/P31600002

E-mail: masydk@yahoo.com

 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

I . Latar  Belakang

     Pemerataan Pembangunan ekonomi bagi bangsa Indonesia  sudah lama dinantikan serta diinginkan oleh rakyat Indonesia. Harapan dan cita-cita yang ingin  dijadikan  kenyataan tersebut dapat diimplementasikan melalui pembangunan ekonomi untuk dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat, yang merupakan amanat dari Undang– undang Dasar  45.

     Oleh karena itu dalam Pembangunan Nasional intinya adalah untuk kesejahteraan dan kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia, agar supaya pelaksanaan pembangunan ekonomi bisa tercipta dan  terlaksana dengan baik serta dapat dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat banyak terutama di pedesaan, termasuk dikawasan pesisir yang sampai sekarang belum banyak tersentuh dalam pembangunan, sehingga perlu untuk ditingkatkan, sebagaimana diketahui wilayah pesisir dalam beberapa hal mempunyai potensi untuk menjadi tulang pungung pembangunan ekonomi terutama dalam bidang perikanan laut,namun wilayah tersebut secara substansial belum tergarap secara terpadu,sehingga sampai sekarang wajah dari wilyah pesisir dan lautan tertinggal  dari wilayah – wilayah lainnya,baik itu pembangunan dibidang fisik (sarana dan prasarana dll) maupun dalam hal bidang non fisik(Sumber daya manusia).

Dengan berlakunya Undang –undang Otonomi Daerah No.22 tahun 1999 Pemerintah daerah haruslah mulai menata ulang Pada dasarnya telah ada dibuat oleh Pemerintaha Indonesia Undang – Undang tentang kelautan seperti UU No.5 Tahun 1985,tentang pengelolaan Sumber Daya Perikanan selanjutnya SK.Mentan No. 607/1976 mengenai jalur – jalur penangkapan ikan dan  UU No.9 Tahun 1985 operasional pengawasan perikanan,namun demikan perikanan di Propinsi Bengkulu masih belum optimal baik Produksi maupun penataan pengelolaan perikanan. Oleh karena itu  dalam tahun – tahun kedepan  wilayah pesisir dan lautan sebagai wilayah yang potensi untuk menjadi wilayah andalan sekaligus tulang punggung ekonomi  Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan, haruslah diciptakan perencana yang mendasar dan terpadu sehingga  pembangunan wilayah pesisir dan lautan dapat menjadi wilayah menjadi andalan,termasuk dalam bidang perikanan.   

     Bertitik tolak dari pemikiran diatas kebijaksanan pembangunan perikanan dan pemberdayaan pesisir dan lautan sebagai bagian intergral dari pembangunan Daerah,termasuk  masyarakat desa pesisir yang dapat memberikan dorongan masyarakat berperan aktip untuk membangun dirinya dan lingkungan sekitarnya, sehingga dapat keluar dari kemiskinan dan ketertinggalan menuju kearah kehidupan yang lebih baik  minimal sejajar dengan saudara-saudaranya yang lain yang telah menikmati hasil-hasil pembangunan ekonomi.

     Dalam kaitan tersebut prioritas sasaran yang ingin diwujudkan didalam pembangunan perikanan laut adalah pemberdayaan masyarakat desa pesisir, untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat secara adil dan merata. untuk itu pemberdayaannya baik dibidang sosial maupun  ekonomi diarahkan kepada hal - hal pokok yang saling terkait yaitu;  Meningkatkan peranan sektor perikanan sebagai basis ekonomi, sekaligus mengentaskan kemiskinan, ketertinggalan, serta merobah pola usaha  ke orientasi pasar; meningkatkan kesadaran  kelestarian ekosistem.             

1.2. Permasalahan

Kabupaten  Bengkulu Selatan yang luasnya 5.000 Km2 , sebagian besar (sekitar90%) merupakan daerah pertanian, dengan kondisi tanah yang subur, dengan bentuk tanahnya bergelombang dengan kemiringan 10 - 50° (derajat). Dikarenakan Kabupaten  Bengkulu Selatan  tepat berada pada punggung gunung bukit barisan, selanjutnya daerah ini mempunyai garis pantai yang panjang membentang dari utara ke selatan sepanjang  lebih kurang 230 Km2, dengan  bermacam-macam potensi kelautannya(BPS : Bengkulu  Dalam Angka Tahun 1999)

      Adapun batas-batas Kabupaten Bengkulu Selatan berbatas dengan  Propinsi tetangga antara lain  Lampung dan sebelah barat dengan lautan samudra Indonesia, sebelah utara dengan Kota Bengkulu,sebelah timur dengan Sumatera Selatan..

      Sebagaimana lazimnya di daerah yang sedang berkembang, dalam hal pembangunan dititik beratkan pada sektor pertanian dalam arti luas terdiri dari lima sub sektor yaitu : tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan. Kelima sub sektor ini kesemuanya ada di Kabupaten Bengkulu Selatan, pada dasarnya sub sektor pertanian dibidang perikanan sangat menjanjikan, terutama garis pantai yang panjang, dengan segala potensi kelautan jika diolah dengan baik serta terpadu, tetapi pada saat ini masih banyak dihadapkan berbagai persoalan terutama Kebijaksanaan Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan belum ada suatu Peraturan Daerah yang menindak lanjuti Perundangan undangan dari Pemerintah Indonesia mengenai perikanan dan kelautan, permasalahan perikanan laut, sekarang ini dalam hal pukat harimau  serta permasalahan nelayan tradisional dan nelayan pemakai perahu motor, juga kondisii usaha-usaha nelayan, yang usahanya hanya bisa menutupi kehidupan sehari-sehari ini kesemuanya menjadi permasalahan yang saling berkaitan satu sama lainnya,di daerah Kabupaten Bengkulu Selatan. Dengan kondisi perikanan  tersebut, wajar   produktivitas  sektor perikanan yang relatif belum optimal sesuai dengan apa yang diharapkan, selanjutnya masih ada permasalahan lainnya yang menjadi hambatan seperti : lemahnya kelembaga secara struktural (keuangan Tataniaga Modal) pada masyarakat pesisir pantai dan rendahnya Sumber daya manusia, rendahnya pembangunan dan lingkungan yang tidak mendukung (Rokhmin Dahuri ,2001), dalam hal pengolahan hasil tangkapan belum adanya  industri pengolahan hasil perikanan dan lemahnya sistem pemasaran hasil perikanan .

     Yang menjadi permasalah pula dalam hal nilai tukar dari hasil usaha dibidang perikanan laut tersebut masih sangat tidak menguntungkan pihak nelayan  bahkan nelayan dalam kegiatan  usahanya cenderung menjadi sapi perahan dari pihak – pihak tengkulak .

     Hasil-hasil usaha perikanan laut pada dasarnya jika ditata dengan baik secara menajerial serta ada kebijaksanaan dari pihak Pemerintah Daerah dalam mendorong perikanan laut  untuk ditumbuh kembangkan yang berorientasi agribisnis, maka potensi yang besar itu akan dapat menjadi tulang punggung perekonomi  di Kabupaten BengkuluSelatan, serta dapat mengentaskan kemiskinan serta pemberdayaan ekonomi akan tercapai.

      Berdasarka kondisi diatas maka bagi pemerintah daerah perlu adanya pembangunan sektor – sektor yang dapat berperan sebagai basis ekonomi dalam mendorong dan memberikan pemasukan terhadap daerah terutama Pendapatan Asli daerah ( PAD). Dan dapat mendorang perkembangan ekonomi wilayah pesisir serta pemberdayan ekonomi masyarakat pesisir.

 

I.3.Rumusan Masalah

Adapun Rumusan masalah Penulisan ini yaitu :

Bagaimanakah Profil perikanan laut di Kabupaten Bengkulu Selatan ?

Apakah Peranan sektor  Perikanan laut di Kabupaten Bengkulu Selatan.dapat menjadi basis ekonomi?

 

II.                Tinjauan Ontologi

 

2. 1. Pengertian Pembangunan

 

            Pembangunan suatu proses untuk menuju perbaikan yang dicapai oleh masyarakt  disegala bidang. Pembngunan ekonomi suatu proses yang meyebabkan pendapatan perkapita  penduduk sesuatu masyarakat  meningkat dalam jangka panjang (Sadono  Sukirno.1985-11) didalam analisa, pembangunan ekonomi perlu dipandang sebagai suatu proses yang saling berkaitan  dan hubungan mempengaruhi antara faktor – faktor yang menghasilkan pembangunan ekonomi.

            Pembangunan sub perikanan yang bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat nelayan pada khususnya juga memberikan dampak secara menyeluruh terhadap pembangunan yang lainnya, karena potensi perikanan di Indonesia cukup besar serta penyerapan tenaga kerja yang besar ada 14 juta tenaga kerja yang terserap pada sektor perikanan ( Effendi. 1998-8).Selanjutnya pembangunan perikanan diarahkan dalam penyediaan sumber protien hewani baik sebagai konsumsi demostik maupun sebagai konsumsi ekspor.

 

2.2.  Pendapatan Regional

PDRB  suatu indikator untuk menunjukan laju pertumbuhan ekonomi   suatu daerah   secara sektoral,sehingga dapat dilihat penyeabab pertumbuhan ekonomi suatu wilayah tersebut. sElain daripada itu PDRB juga alat ukur  untuk menganalisa perubahan tingkat kemakmuran secara rill atas harga konstan.

 

2.3.  Konsep Basis Ekonomi

Konsep basis ekonomi untuk mengetahui suatu sektor pembangunan ekonomi wilayah dan kegiatan basis, yang dapat melayani pasar daerah itu sendiri maupun pasar luar daerah( Kadariah. 1985 ).

Dalam mengukur  suatu sektor menjadi basis  dilakukan dengan  Location Quotien(LQ) perbandingan  relatip kemampuan  suatu sektor dalam wilayah yang ingin analisis, location quatien mempynyai kelebihan dan kekurang , kelebihannya (Richardson.1997) LQ memiliki konsep yang sederhana, mudah diterapkan, sedangkan kelemahannya, adalah  penambahan unit lokasi  harus disesuaikan dengan penentuan  kegiatan basis  dan non basis, model ini kurang bisa diandalkan jika wilayah lebih luas.

 

2.4.  S W O T

Strategi digunakan dalam pembangunan perikanan menganalisis keragaan yang dikenal dengan S W O T, analisis SWOT ini memiliki  kelebihan   sebagai model yang sederhana , menyeluruh  dan fleksibel ( Ferdy Rangkuti.1999)Swot dapat menindentifikasikan apa – apa yang harus dilaksanakan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang yang kerterkaitan dengan data yang ada.

Dalam membuat model swot ini harus dilihat faktor internal dan eksternal  dengan analisis Kekuatan, kelemahan, peluan dan ancaman, analisis swot membandingkan  faktor eksternal  dengan faktor internal,dengan memberikan bobot untuk bobot yang dianggap pentin diberi nilai satu (1) dan tidak penting nol  (0).

 

III.             Tinjauan Epistemologi

 

3.1. Metode Pengumpulan data

 

Metode yang dipakai dalam penulisan Paper ini yaitu studi kasus, yang mengambarkan  khusus  dalam keseluruhan personilitas ( Nazir. 1988) data yang diambil data skunder dari Pemda Kabupaten Bengkulu selatan Tahun 1995 –1999. Data skunder ini juga dilakukan dengan wanacara dengan Ketua Bepeda, Kepala Dinas dan Jepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bengkulu Selatan.

 

1.5.  Metode Analisis Data .

Analisis  data dilakukan secara kuantitaif dan kualitatif  yaitu :

1.      Analisis Kuantitatif dilakukan dengan metode Location Quoantient (LQ) tujuanya untuk mengetahui  pembangunan  perikanan dengan teknik analisis (swasno dan endang.1983) yaitu :       

 

 

              Vi = PDRB sub perikanan Kabupaten Bengkulu Selatan.

              Vt=  PDRB sub sektor perikanan Propinsi Bengkulu

              Pi =  PDRB seluruh sektor Kabupaten Bengkulu Selatan

              Pt = PDRB Seluruh sektor  Propinsi Bengkulu

 

2.      Analisis  Shift Share.

Analisis ini bertujuan mengetahui kontribusi sub sektor perikanan terhadap PDRB

 

                       P = S/ T  X  100 %

 

3.      Efek Penganda

Analisa bertujuan untuk mengetahui keterkaitan antara sub sektor perikanan dengan sektor lainnya

K  = DY / DYp

 

 

BAB IV

 

 Diskripsi Dan Analisis  Perikanan Laut Di Kabupaten Bengkulu Selatan 

 

 

2.1.Profil  Perikanan Laut Kabupaten Bengkulu Selatan

 

1.      Potensi Perikanan Laut Di Kabupaten bengkulu Selatan dapat dilhat dalam Tabel dibawah ini .

 

Tabel 1-2. Potensi Perikanan Dikabupaten Bengkulu Selatan

( Data dari Dinas Perikanan Kabupaten Bengkulu Selatan )

No.

Tahun

1995

1996

1997

1998

1999

Potensi Lestari/ Th

Pemanfaatan (%)

1.

31.000 ton

49,4 %

2

31.000 ton

51,2 %

3.

31.000 ton

54,2 %

4.

31.000 ton

54,6 %

5.

31.000 ton

70,1 %

 

2.      Produksi Perikanan Dikabupaten Bengkulu Selatan

 

Tabel 2 - 2

(Data dari Dinas Perikanan Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun 1999)

No.

Tahun

Produksi

1.

1995

15.147,5 .Ton

2

1996

16.114,5 Ton

3

1997

17.099,2 Ton

4

1998

17.383,2 Ton

5

1999

21.421,3 Ton

 

 

3.      Armada  Tangkap dan  Alat Tangkap Perikanan Kabupaten Bengkulu Selatan

Tabel 2 – 3

Banyaknya Perahu/ Kapal Penangkap ikan laut Di Kabupaten Bengkulu Selatan

(BPS : Bengkulu  Dalam Angka Tahun 1999)

Tahun

Perahu Tidak Bermotor

Motor Tempel

Kapal Motor

1995

1996

1997

1998

1999

870

1148

1163

1160

1160

426

443

470

474

601

758

746

850

886

886

 

 

 

4.      Banyaknya Tempat Pendaratan Perikanan Laut .

Pendarat perikanan laut yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan lihat tabel 2 –4. dibawah ini.

Tabel 2 – 4

Banyak  Tempat Pendaratan Ikan Laut di Propinsi Bengkulu

( B P S : Bengkulu  Dalam Angka Tahun 1999)

Lokasi

Nama

Jumlah

1.Kecamatan Manna

 

 

2.Kecamatan Seluma

 

3.Kecamatan Kaur 

   Selatan

 

TPI

 

 

TPI

 

 

TPI

 

 

2

 

 

1

 

1

 

 

 

 

5.      Laju Pertumbuhan Produkdemostik  Regional bruto

 

Tabel 1 – 5 PDRB Kabupaten Bengkulu Selatan Atas harga Konstan

Tahun 1995 – 1999 (Rp.000.000) (Sumber  BPS: Bengkul Dalam Angka  Tahun 1999)

 

Sektor

1995

1996

1997

1998

1999

1. Pertanian

109.200

116.599

118.414

112.607

112.746

2. Pengembangan & Gali

    5.428

    5. 836

    6.277 

    4.884

    4.725

3. Industri Pengolahan

  10.162

  11.492

  14.332

  11.289

    4. 589

4.Listrik & Gas & Air

       947

    1.014

    1.225

    1.280.

    1.224 

5.Bangunan

  27.280

  29.659

  30.319

  32.408

  31.418

6.Perdangangan & Hotel & Restoran.

  30.064

  45.577

  46.628

  52.846

  52.826

7.Pengankutan & Kom

  38.624

  41.222

  43.855

  45. 568

  45.452

8.Keuangan &Persewaan & Jasa  Perusahaan

  11.148

  11.850

  12.076

  17. 348

  17.383

9. Jasa – jasa

  76.437

  79.757

  80.120

  82.803

  82.729

 PDRB

318.340

342.806

353.246

361.031

353.091.

 

 

 

 

6.      Penyerapan Tenaga Kerja.

Penyerapan tenaga kerja di  Kabupaten Bengkulu selatan dari Tahun ketahun naik  pada waktu pasca krisis ekonomi justru sektor perikanan masih mampu menyrap tenaga kerja lihat tabel  2  - 4 .

Tabel 2 – 6

Banyaknya Tenaga kerja disektor Perikanan

(BPS : Bengkulu Selatan Dalam Angka  Tahun 1999)

 

Tahun

Penyerapan Tenaga Kerja

 

1995

 

1996

 

1997

 

1998

 

1999

 

8.221.

 

10.720.

 

12.613.

 

14.603.

 

17.731.

             

7.      Perdagangan antar Propinsi dan Luar negeri Hasil Produksi Perikanan laut

Tabel 2 –7

Perkembangan Perdagangan Perikanan Di Kabupaten Bengkulu Bengkulu Selatan

Keluar Daerah

 

(BPS : Bengkulu Dalam Angka Tahun 1999) Tahun

Jumlah (Ton)

1995

 

1996

 

1997

 

1998

 

1999

1.045,6

 

1.327,0

 

1.395,0

 

1.559,5

 

1.602,8

 

 

 

 

 

 

8.      Tingkat Pendapatan Nelayan Kabupaten Bengkulu Selatan.

       Pendapatan Nelayan Propinsi bengkulu Rata – rata  dari tahun ketahun meningkat     

      rata- rata peningkatan pendapatan nelayan sebesar 11,56 % .

 

Tabel 2 – 8

Pendapatan Nelayan rata – rata

(BPS : Bengkulu Dalam Angka Tahun 1999)

 

Tahun

Besar Pendapatan (Rp.000)

1995

 

1996

 

1997

 

1998

 

1999

1.371.000

 

1.901.000

 

2.110.000

 

2.020.000

 

2.262000.

 

 

 

3.1. Sektor Perikanan Sebagai  Sektor Basis Ekonomi

 

            Analisis Location quotien(LQ) dengan indikator PDRB atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan  lebih besar dari satu ( LQ > 1 ) maka LQ dapat diterima maka sektor perikanan dapat menjadi basis ekonomi di Kabupaten Bengkulu Selatan dapat dilihat dalam tabel dibawah ini .

 

Tabel : 2- 9   Analisis Location Quotien (LQ) Denagn Indikator PDRB harga Konstan

                                                             ( 1995 – 1999) (Rp.000.000)

                        (Data diolah dari sumber data BPS: Bengkulu Dalam Angka 1999)

Tahun

Vi

Vt

Pi

Pt

LQ

1995

15.450

47.860

318.340

1.597.229

1,61

1996

17.280

51.841

342.808

1.688.755

1,64

1997

17.872

47.617

353.246

1.740.586

1,42

1998

17.961

53.885

361.031

1.631.372

1,50

1999

19.299

60.897

353.091

1.657.636

1,40

 

 

Tabel : 2 - 10  Analisis  Loqation  Quotion (LQ) indikator PDRB

Harga berlaku  Tahun 1995- 1999 (Rp.000.000)

(Data diolah dari sumberdata BPS : Bengkulu Dalam Angka 1999)

 

 

Tahun

Vi

Vt

Pi

Pt

LQ

1995

20.680

49.511

378.057

1.917.562

2,19

1996

24.103

54.303

437.831

2.206.475

2,28

1997

25.430

57.681

476.055

2.540.400

2,38

1998

28.853

119.186

494.597

3.610.484

1,78

1999

30.672

143.909

527.308

3.945.139

1,60

 

Dari kedua tabel diatas sektor perikanan menunjukan menjadi basis ekonomi bagi Kabupaten bengkulu Selatan.

 

3.2. Efek Penganda Nilai Tambah.

            Mengambarkan kekuatan basis perekonomian wilayah digunakan analisis  efek penganda nilai tambah ( K) lihat tabel berikut.

 

Tabel : 2 – 10 Analisis Efek Penganda Nilai Tambaha Perikanan dengan Indikator PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 1995 – 1999

(Rp.000.000)

(Data diolah dari sumberdata BPS : Bengkulu Dalam Angka 1999)

 

No

Tahun

Y

Yp

K

1.

1995

318.340

15.450

-

2.

1996

342.808

17.280

13.37

3.

1997

353.246

17.560

37.27

4.

1998

361.031

17.961

19.41

5.

1999

353.091

19.299

6.03

 

Tabel : 2 – 11 Analisis Efek Penganda Nilai Tambah Perikanan dengan Indikator PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 1995 – 1999(Rp.000.000)

(Data Diolah dari BPS Bengkulu Dalam Angka 1999)

No

Tahun

Y

Yp

K

1

1995

378.057

20.680

-

2

1996

437.831

24.103

17,46

3

1997

476.055

25.430

28.80

4

1998

494.547

28.853

5.40

5

1999

527.308

30.692

7.81

 

 

 

 

Tabel : 2 – 12 Analisis Shift Share PDRB  Atas Harga Berlaku & Harga Konstan Tahun 1995 – 1999 (%)

(Data diolah dari BPS : Bengkulu Dalam Angka Tahun 1999)

 

 

No

PDRB Harga Berlaku

PDRB Harga Konstan

1995

1996

1997

1998

1999

5.47

5.73

5.34

5.02

5.44

4.85

5.04

4.97

4.97

5.17

 

            Dari hasil analisis LQ dan analisis Efek penganda dan analisis Shift Share  peranan perikanan dapat dikatakan sebagai sektor basis ekonomi untuk Kabupaten Bengkulu Selatan . 

 

2.2. Analisis S W O T.

 

            Dari uraian diatas tentang profil perikanan di propinsi Bengkulu dapat dianalisis sebagai berikut : melalui  Tabel IFAS (Internal Strategic Factor Analysis Summary ) dan EFAS (Eksternal  Strategi Factor Analysis Summary),dengan mengunakan penghitungan

dan pembobotan  serta rating dilakukan yaitu :

-         Ditentukan faktor – faktor yang menjadi kekuatan,kelemahan, peluang, dan ancaman dan diberi bobot dengan skala  1(Satu) Paling Penting dan (0) tidak penting .

-          Tentukan Rating  untuk masing – masing memberikan skala mulai dari 4 sampai  1,untuk nilai 4  jika faktor – faktor itu bersifat mempengaruhi dan sebaliknya  nilai 1 (Satu) Faktornya kecil mempengaruhi.

 

Tabel Internal  IFAS

Faktor – faktor Strategi Internal

Bobot

Rating

Bobot X Rating

Kekuatan:

1.Daya dukung lahan besar

2.Motivasi berusaha nelayan besar

3.Adanya Dinas Instansi yang Membidangi .

4.Adanya Kelembagaan yang menunjang

5.Tempat Pendaratan Perikanan

 

0.10

0.15

0.5

0.5

0.10

 

3

4

2

3

2

 

0.30

0.60

0.10

0.15

0.20

KELEMAHAN:

1.SDM Nelayan  yang rendah

2.Tata Niaga Pemasaran belum berjalan dengan 

    Baik

3.Management Perikanan belum berjalan baik

4.Akses Permodalan Belum didapat

5.Sarana Pendukung penangkapan perikanan masih sangat kurang

 

0.20

0.15

 

0.5

0.10

0.5

 

4

4

 

3

3

2

 

0.80

0.60

 

0.15

0.30

0.10

Total

1

 

3.3

 

 

Tabel EFAS

Eksternal Factor Analysis

Faktor Faktor Strategi Eksternal

Bobot

Rating

Bobot X Rating

PELUANG:

1.Potensi daya Dukung Lahan sangat Besar.

2.Pemasaran hasil produksi Perikanan besar

 

0.15

0.25

 

3

4

 

0.45

1.00

ANCAMAN:

1.Kebijaksanaan Pemerintah Belum terpadu.

2.Adanya Pesaing dari luar Daerah

3.Pencemaran Laut/ Pengerusakan lingkungan

 

0.25

0.15

0.20

 

4

2

3

 

1.00

0.30

0.60

Total

1.00.

 

3,35.

 

 

2.3.Analisis Perikanan di Propinsi Bengkulu

            Dari  uraian analisis SWOT diatas melalui Tabel IFAS & EFAS   maka dapat duraikan Kekuatan (Strenghs) dan Kelemahan (weakness), Peluang (Opportunities),Ancaman (Therats) dengan Strategi sebagai  berikut :

1.      Dalam rangka untuk mengoptimalkan lahan yang besar (Luas laut Kabupaten Bengkulu Selatan,sesuai undang – undang No.22  4 mil dengan panjang garis pantai 230 Km2 untuk pengelolaan wilayah Kabupaten, belum termasuk wilayah ZEE maka untuk meningkatkan Produksi perikanan  melalui : Pembinaan dari Pemerintah Daerah (Perda tentang retribusi peraturan kelayakan melaut, izin yang berkaitan dengan perikanan haruslah satu atap, Fasilitas, dan pembinaan   pengembangan usaha)

2.      Akses Perbankan haruslah diberikan dan Pemerintah Daerah harus berani memberikan rekomendasi untuk dapat mengerakan usaha perikanan laut.

3.      Perlu dibangun penambahan Fasilitas Tempat pendaratan ikan atau pangkalan pendaratan perikanan di daerah yang nelayannya cepat berkembang ( TPI,PPI)

4.      Infra struktur  harus dibangun oleh pihak Pemerintah secara baik yang langsung menuju akses ke Pasar.

5.      Mendorong pendirian badan usaha bersama seperti koperasi dengan management yang baik.

6.      Harus dibenahi Sumber Daya Manusianya Nelayan dengan melalui latihan dan pendidikan yang sesuai dengan daya dukung nelayan itu sendiri,menumbuhkembangkan budaya kerja,sehingga terbangun ekonomi Sumber Daya manusianya ,dengan meningkatkan Produktivitas kerja.

7.      Tataniaga Perikanan harus di perbaiki melalui peraturan – peraturan Pemerintah dan tidak ada monopoli pasar serta pemotongan  jalur distribusi hasil produksi perikanan dengan mengunakan Badan usaha seperti Koperasi yang fropisional.

8.      Harus diadakan keterpaduan serta tanggung jawab yang jelas dalam hal pengawasan kelautan termasuk aspek penyidikan jika ada pelanggaran operasional dilaut ( Kapal asing – pemakaian alat tangkap yang tidak sesuai dengan peraturan)

9.      Penambahan Armada perikanan dan perbengkelan,termasuk pendirian Pabrik Es.

10.  Pencemaran dilaut dari Kapal motor Penangkap ikan maupun pencemaran memakai barang terlarang  yang mengakibatakn  laut tercemar harus ditindak tegas sesuai dengan peraturan yang ada,sehingga tidak menganggu pertumbuhan perikanan laut.

 

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

 

3.1.Kesimpulan

Dari kesemua analisis diatas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1.      Sektor perikanan laut sebagai basis ekonomi terbukti dari analisis LQ lebih besar dari 1 ( LQ > 1)  sektor perikanan dapat menjadi basis ekonomi dan di buktikan dengan angka efek pengandan dan shft share dari PDRB Kabupaten Bengkulu Selatan ( lihat Tabel 11 dan 12 ).

2.      Kebijaksanaan Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan di bidang Perikanan laut belum optimal dan masih bersifat partial  belum adanya Peraturan Daerah yang dapat memberikan dorongan untuk memacu sektor tersebut untuk tumbuh dan kemabang sebagai  sektor andalan kedepan di Kabupaten Bengkulu Selatan.

3.      Produktivitas nelayan  Kabupaten Bengkulu Selatan masih belum optimal dibandingkan dengan luas lahan daya dukung lahan,sehingga tercermin dengan produksi perikanan laut masih belum optimal.

4.      Perikanan Laut di Kbaupaten Bengkulu Selatan sangat besar potensinya sebagai pembangunan ekonomi di Kabupaten Bengkulu Selatan.

 

3.2. S a r a n 

Dalam mengoptimalkan luasnya lahan pesisir dan laut :

1.      Pemerintah Daerah harus berani mengambil terobasan dalam hal Peraturan Daerah yang mendukung dan mendorong terpacunya usaha kelautan.

2.      Memberikan  saluran yang berkeadilan terhadap pelaku usaha kelautan terutama nelayan  tradisionil, baik perlakukan dalam hal dibidang perbankan maupun perizinan,dan saluran pasar .

3.      Untuk lima tahun kedepan sektor perikanan laut sangat potensi menjadi andalan bagi Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan dalam rangka Otonomi Daerah,untuk  mengisi Pendapatan Asli Daerah,baik Retribusi maupun Pajak – pajak pembangunan.

4.      Pemerintah Daerah  sebaiknya mendirikan  Badan Usaha milik Daerah dalam bidang usaha  perikanan.

 

DAFTAR KEPUSTAKAAN

 

1.      Biro Pusat Statistik. 1999. Bengkulu Dalam Angka .Penerbit Pemda Kabupaten Bengkulu Selatan

2.      BAPPEDA. 1999 Perikanan Di Kabupaten Bengkulu Selatan.,Penerbit Pemda Kabupaten Bengkulu Selatan

3.      Freddy Rangkuti.1999. .Analisa SWOT Tekinik Membedah Kasus Bisnis,.Penerbit PT.Gramedia Pustaka Utama ,.Jakarta

4.      Drs.Hg.suseno Triyanto Widodo.1999. Indikator Ekonomi : Perhitungan Perekonomian Indonesia , Penerbit Kanisius Yogyakarta 

5.      DR.Ir.Rokhmin Dahuri M S. 2000. Kebijaksanaan Pengelolaan Kelautan, Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan  IPB,

6.   DR.Son Diamar, . Kebijaksanaan Pengelolaan Kelautan, SPL IPB, . Tahun 2000.