© 2001. Makhfud Effendy Posted 25 May 2001 [RCT]
Makalah
Falsafah Sains (PPs 702)
Program
Pasca Sarjana / S3
Institut
Pertanian Bogor
Mei
2001
Dosen:
Prof
Dr Ir Rudy C Tarumingkeng (Penanggung Jawab)
Prof
Dr Ir Zahrial Coto
SISTEM
INFORMASI BERBASIS KOMPUTER UNTUK
PENGEMBANGAN PERIKANAN DAN KELAUTAN INDONESIA
COMPUTER
BASED INFORMATION SYSTEM FOR DEVELOPING INDONESIA'S FISHERIES AND MARINE
Oleh:
MAKHFUD EFENDY
ABSTRACT
Infact, developing of marine production is much more difficult compared with the same effort inland production due to some straints, such as the avaibility of information. This fact is the reason being for the requirement of computer based information system.
The objective of this research is to design an computer based information system for developing utilization of Indonesia’s fisheries and marine resources.
The result of this research is a based on windows 2000 application program which is named SISTEMIK 2000 Version 1.0. The program is designed using programming language of Visual Basic Version 6.0 Enterprise Edition with two main components of program structures, i.e information supplier component (by browsing on menu search) and database processing component (by processing on menu bar and tool bar).
Some important informations available in the program are fish potential and fishing effort capacity, determination of fishing unit, allocation of optimal resources, feasibility of developing utilization and information of fish spesies and fishing gear.
PENDAHULUAN
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia mempunyai wilayah perairan laut yang sangat luas (hampir 80% dari luas wilayah) dengan kandungan potensi sumberdaya perikanan yang beragam dan berlimpah (6.18 juta ton/tahun). Potensi sumberdaya perikanan tersebut sesungguhnya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, namun demikian sampai saat ini potensi tersebut belum mendapat perhatian yang memadai
Nampak bahwa kepentingan pembangunan ekonomi di Indonesia lebih memanfaatkan potensi sumberdaya daratan daripada potensi sumberdaya perairan laut.
Urairan tersebut menunjukkan bahwa pengembangan sektor perikanan perlu
mendapat perhatian. Namun Usaha peningkatan produksi perikanan tersebut ternyata
lebih sulit dibandingkan peningkatan peningkatan produksi pada sumberdaya
daratan karena adanya beberapa
pembatas, diantaranya adalah ketersediaan informasi.
Oleh
karena itu suatu sistem informasi yang mendasar dan mencakup aspek perencanaan
dalam pengembangan usaha pemanfaatan sumberdaya perikanan sangat diperlukan
sebagai acuan pertimbangan dalam pengelolaan, pemanfaaatan dan pengembangan
perikanan di perairan Indonesia sehingga didapatkan suatu pola pengembangan
usaha pemanfaatan sumberdaya perikanan yang berguna bagi kesejahteraan
masyarakat. Karena keunggulannya, komputer dipakai sebagai sarana penunjang
utama untuk mengimplementasikan suatu sistem informasi.
Tujuan
penelitian ini adalah merancang sistem informasi berbasis komputer untuk
pengembangan usaha pemanfaatan sumberdaya perikanan laut Indonesia, dengan ruang
lingkup pendugaan potensi ikan dan kapasitas upaya tangkap, determinasi unit
penangkapan, alokasi sumberdaya optimal, dan kelayakan usaha penangkapan. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai Pertimbangan kepada pembuat
kebijakan dalam rangka pengelolaan dan pengembangan perikanan di perairan
laut Indonesia.
Dengan
diketahuinya nilai potensi sumberdaya yang meliputi potensi lestari serta
diletahuinya kapasitas tangkap optimum unit usaha penangkapan maka dalam wilayah
tersebut dapat dijabarkan kombinasi jenis dan jumlah unit usaha penangkapan yang
dapat dikembangkan (Gulland, 1983).
Jenis
unit usaha penangkapan ikan yang dapat dikembangkan tentu harus dipilih alat
yang sesuai dengan kondisi perairan, tujuan ikan tangkapan, tidak menimbulkan
masalah sosial serta mempunyai efisiensi teknis maupun ekonomi yang
tinggi.
Karena
pengembangan usaha penangkapan ikan mempunyai tujuan untuk memaksimumkan
pendapatan nelayan dan meminimumkan biaya dengan pembatas-pembatas seperti
sumberdaya ikan, tenaga kerja, modal dan sebagainya. Sehingga permasalahan
tersebut akan mencakup aspek perencanaan dalam alokasi penggunaaan sumberdaya
yang tersedia secara optimal.
Untuk
mencari ukuran menyeluruh baik secara finansial maupun ekonomi, tentang layak
tidaknya investasi dari unit usaha penangkapan dan fasilitas lainnya yang akan
dikembangkan, maka diperlukan penilaian investasi.
Kepentingan
pengumpulan, pengolahan penyajian dan penyimpanan data dan informasi sumberdaya
perikanan sebagai acuan pertimbangan dalam pengembangan usaha pemanfaatan
sumberdaya perikanan, membutuhkan sistem informasi (Moekijat,
1991). Sistem informasi yang baik dibutuhkan untuk menghasilkan kebijakan dan
keputusan yang tepat dalam pengembangan usaha pemanfaatan sumberdaya perikanan
laut Indonesia (good decision only can be
achieved by good information).
Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka kerangka pemikiran pembuatan perangkat lunak sistem informasi untuk pengembangan usaha pemanfaatan sumberdaya perikanan laut Indonesia dapat dikemukakan secara skematis seperti pada Gambar 1.
Gambar
1. Skema Konsepsi Sistem Informasi
Berbasis Komputer untuk Pengembangan
Perikanan Kelautan Indonesia
METODOLOGI
Waktu
pelaksanaan perancangan dan pemrogramam sistem informasi sumberdaya perikanan
laut Indonesia ini dimulai pada bulan juli sampai Agustus 2000 di Laboratorium
Instrumentasi dan Telemetri Kelautan, Fakultas perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilakukan dengan prosedur, identifikasi
kebutuhan (needed identification), perancangan sistem (system design), pembuatan tampilan (interface), pembuatan diagram alir (flow chart), pembuatan program (source
code) dan uji coba program dengan data (verification).
Metode pengolahan data yang digunakan mengacu pada konsepsi software sistem informasi yang akan dibangun. Model pendugaan potensi dan kapasitas upaya tangkap untuk menduga potensi lestari (MSY) dan upaya optimum (fMSY) dengan cara menganalisa hubungan upaya penangkapan (fishing effort) dengan hasil tangkapan persatuan upaya (cacth per unit effort). Model determinasi unit penangkapan untuk memilih alat tangkap yang cocok untuk dikembangkan di suatu wilayah perairan, dengan cara memberikan nilai skor terhadap aspek-aspek alat tangkap yaitu; biologi, teknik, sosial dan ekonomi. Model alokasi sumberdaya optimal untuk menyusun rencana pola pengembangan usaha penangkapan ikan yang menghadapi berbagai kendala yang berhubungan dengan keterbatasan sumberdaya, dengan cara mengalokasikan sumberdaya yang tersedia dan terbatas tersebut sehingga diperoleh manfaat yang optimum secara ekonomi. Model kelayakan pengembangan usaha pemanfaatan untuk menentukan kelayakan pengembangan usaha, dengan cara menganalisis beberapa kriteria investasi yaitu; NVP, IRR, NET B-C RATIO dan PAYBACK PERIODE.
HASIL
Skema sistem informasi untuk pengembangan usaha pemanfaatan sumberdaya perikanan laut Indonesia, dibagi menjadi empat bagian yaitu : bagian pemasukan data (input), bagian pengolah data (process), bagian keluaran data (output) dan bagian penampung data (database). Skema sistem ditampilkan pada Gambar 2.
Bagian masukan terdiri dari masukan kelompok wilayah pengelolaan perikanan (wilayah pengelolaaan, propinsi, kabupaten), kelompok sumberdaya ikan (sumberdaya ikan, spesies, alat tangkap), hasil tangkap, harga ikan, upaya tangkap, biaya operasi penangkapan, determinasi unit (efektifitas dan selektivitas alat, persepsi sosial alat, efisiensi teknis alat, efisiensi ekonomis alat), kendala produksi (potensi ikan, jumlah tenaga kerja, bahan bakar minyak, modal investasi dan operasi), finansial ekonmoi (arus pendapatan, arus pengeluaran, tingkat bunga pinjaman, umur proyek) dan informasi (spesies, alat). Bagian pengolah terdiri dari proses pengolahan data dengan menggunakan model surplus produksi, proses pengolahan data dengan menggunakan model determinasi, proses pengolahan data dengan menggunakan model alokasi dan proses pengolahan data dengan menggunakan model kelayakan. Bagian keluaran terdiri dari pendugaan potensi dan kapasitas upaya tangkap (perkembangan hasil tangkap, perkembangan upaya tangkap, perkembangan hasil tangkap per upaya, potensi lestari, tingkat pemanfaatan, peluang pengembangan, spesies unggulan, musim ikan, pendugaan determinasi unit penangkapan (alat tangkap yang cocok untuk dikembangkan), pendugaan alokasi sumberdaya optimal (sumberdaya yang ada dan terbatas yang dapat memaksimalkan tujuan), pendugaan kelayakan usaha pengembangan usaha pemanfaatan sumberdaya (kriteria-kriteria investasi kelayakan usaha) dan informasi mengenai spesies dan alat tangkap. Bagian penampung data terdiri dari masukan data mentah dari pengguna dan data hasil pengolahan oleh perangkat lunak bersangkutan. Program utama dari masing-masing bagian ditampilkan pada bagian Gambar 3.
Gambar 3. Program Utama Sistem Informasi Berbasis Komputer untuk Pengembangan Kerikanan dan Kelautan Indonesia.
Program aplikasi komputer yang dihasilkan dari perancangan ini adalah sebuah program aplikasi berbasis Windows 2000 yang digunakan untuk pengambilan keputusan untuk pengembangan usaha pemanfatan sumberdaya perikanan laut Indonesia, dengan nama SISTEMIK 2000 Versi 1.0 yang merupakan singkatan dari sistem informasi perikanan. Kata Versi 1.0 merupakan penanda bahwa program aplikasi ini adalah versi pertama yang dibuat, dan tidak menutup kemungkinan pada penyempurnaan berikutnya Versi 1.0 akan berubah atau bertambah. Tampilan utama Program SISTEMIK 2000 Versi 1.0 tampak pada Gambar 4.
Gambar
4. Tampilan Menu Utama Program SISTEMIK 2000
Pemakaian sistem operasi Windows’98 dan Windows 2000 sebagai plat
form program didasari oleh alasan kedua sistem operasi tersebut yang kini
banyak digunakan dalam dunia komputer. Dengan demikian diharapkan Program
SISTEMIK 2000 Versi 1.0
ini akan lebih luas tersosialisasi atau dipakai oleh banyak pengguna komputer di
Indonesia khususnya mereka yang menekuni dan ingin mengembangkan perikanan.
SISTEMIK 2000 Versi
1.0
dirancang dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic Versi 6.0
Enterprise Edition, yang merupakan salah satu bahasa pemrograman produksi
Microsoft dengan pendekatan yang berorientasi pada objek (object orientation programming). Dari hasil pemrograman didapatkan
dua buah program utama yaitu Program
SETUP
dan Program
SISTEMIK 2000.
Program SISTEMIK
2000 Versi 1.0
dibangun sebagai perangkat lunak untuk mengolah data-data perikanan untuk
menunjang penyediaan informasi dalam bidang perikanan, terutama informasi untuk
pengembangan usaha pemanfaatan sumberdaya perikanan laut Indonesia. Disamping
itu, paket program ini juga dibangun sebagai penyedia informasi siap pakai.
Program SISTEMIK
2000 Versi 1.0
dirancang dengan 2 komponen utama struktur program, yaitu komponen penyedia
informasi (melalui browsing pada menu
search) dan komponen pengolahan
data-data perikanan (melalui processing pada menu bar
dan tool bar).
Komponen penyedia informasi adalah komponen yang berisi
informasi-informasi penting perikanan. Informasi-informasi penting yang dapat
diperoleh dari Program
SISTEMIK 2000 Versi 1.0
antara lain potensi ikan dan kapasitas upaya tangkap, determinasi unit
penangkapan, alokasi sumberdaya optimal, kelayakan usaha pemanfaatan dan
informasi mengenai referensi spesies ikan dan alat tangkap.
Komponen pengolahan data-data perikanan adalah komponen yang mengolah
data-data perikanan. Data-data perikanan yang dapat diolah oleh Program
SISTEMIK 2000 Versi 1.0
antara lain data kelompok wilayah pengelolaan perikanan (wilayah pengelolaaan,
propinsi, kabupaten), kelompok sumberdaya ikan (sumberdaya ikan, spesies, alat
tangkap), hasil tangkap, harga ikan, upaya tangkap, biaya operasi penangkapan,
determinasi unit (efektifitas dan selektivitas alat, persepsi sosial alat,
efisiensi teknis alat, efisiensi ekonomis alat), kendala produksi (potensi ikan,
jumlah tenaga kerja, bahan bakar minyak, modal investasi dan operasi), finansial
ekonmoi (arus pendapatan, arus pengeluaran, tingkat bunga pinjaman, umur proyek)
dan informasi (spesies, alat).
Untuk browsing
informasi,
pengguna diminta untuk menuliskan atau memilih informasi yang diinginkan pada Menu
search, kemudian meng-klik button Go.
Misalnya pengguna menginginkan pilihan informasi potensi ikan dan tingkat upaya
pemanfaatan, maka pengguna tinggal menuliskan atau memilih pilihan tersebut pada
menu search kemudian meng-klik button
Go, sesaat kemudian akan ditampilan (tabel, grafik dan report) hasil browsing
informasi potensi ikan dan tingkat upaya pemanfaatan, seperti pada Gambar5.
Untuk processing
data,
pengguna diminta untuk memasukkan data yang informasinya ingin diketahui pada menu
input, kemudian meng-klik menu output.
Misalnya pengguna ingin memproses data finansial ekonomi untuk mengetahui
informasi kelayakan usaha pemanfaatan, maka pengguna harus mengisi data
finansial ekonomi pada menu input
kemudian meng-klik menu
output Kelayakan Usaha pemanfaatan, sesaat kemudian akan ditampilkan (tabel,
grafik dan report) hasil processing
data kelayakan usaha pemanfaatan, seperti pada Gambar 6.
Untuk processing data, Program
SISTEMIK 2000 Versi 1.0
seperti terlihat pada tampilan utama Gambar 4, dirancang dengan 2 komponen
pengolahan data-data perikanan yaitu melalui processing
pada menu bar dan processing pada tool bar.
Menu-menu processing data yang ada
pada menu bar dan tool
bar merupakan penjabaran dari menu
input dan menu output.
Jika pengguna telah melengkapi pengisian modul input untuk informasi yang
diinginkan, Program SISTEMIK 2000 siap menyajikan informasi yang diinginkan
tersebut melalui menu outputnya. Menu output menyajikan
informasi dari data yang telah dimasukkan oleh pengguna. Menu output dalam menyajikan informasi, memberikan dua pilihan sub
menu output kepada pengguna, yaitu sub menu output berdasarkan kelompok
wilayah pengelolaan perikanan (Gambar 7) dan sub menu output berdasarkan
kelompok sumberdaya ikan (Gambar 8). Pilihan ini akan memberikan kenyamanan
kepada pengguna, karena akan mempercepat penyajian informasi yang diinginkan.
Kelompok wilayah pengelolaan perikanan ditampilkan dalam bentuk peta
Indonesia yang dibedakan berdasarkan pengindekan untuk masing wilayah
pengelolaan. Dengan meng-klik sekali mouse pada suatu wilayah pengelolaan perikanan, program akan
menampilkan informasi nama wilayah, propinsi, kabupaten dan batas-batas wilayah
pengelolaan perikanan tersebut. Dengan meng-klik ganda mouse pada pada suatu wilayah pengelolaan perikanan, program akan
menampilkan informasi perkembangan hasil tangkap, perkembangan upaya tangkap,
hasil tangkap per satuan upaya (CPUE), standarisasi perkembangan hasil tangkap,
standarisasi perkembangan upaya tangkap, standarisasi hasil tangkap per satuan
upaya (CPUE), pendugaan potensi ikan dan tingkat upaya (hubungan antara upaya
terhadap hasil tangkap, hubungan antara upaya terhadap hasil tangkap persatuan
upaya, hubungan antara upaya terhadap pendapatan, spesies unggulan dan pola
musim ikan), pendugaan determinasi alat tangkap (jenis alat tangkap yang cocok
untuk dikembangkan), pendugaan alokasi sumberdaya optimal (jenis dan jumlah alat
tangkap optimum yang memberikan nilai maksimum pada pencapaian tujuan),
pendugaan kelayakan usaha pemanfaatan (kriteria-kriteria kelayakan usaha
pemanfaatan).
Kelompok sumberdaya ikan ditampilkan dalam bentuk gambar ikan yang
dibedakan berdasarkan spesies untuk masing-masing kelompok sumberdaya. Dengan
meng-klik sekali mouse pada suatu kelompok sumberdaya ikan, program akan menampilkan
informasi nama kelompok sumberdaya ikan, ikan-ikan utama yang termasuk dalam
kelompok sumberdaya ikan tersebut, daerah penyebaran, dan alat tangkap yang
cocok untuk menangkap kelompok sumberdaya ikan tersebut. Dengan meng-klik ganda mouse
pada pada suatu kelompok sumberdaya ikan, program akan menampilkan informasi
perkembangan hasil tangkap, perkembangan upaya tangkap, hasil tangkap per satuan
upaya (CPUE), standarisasi perkembangan hasil tangkap, standarisasi perkembangan
upaya tangkap, standarisasi hasil tangkap per satuan upaya (CPUE), pendugaan
potensi ikan dan tingkat upaya (hubungan antara upaya terhadap hasil tangkap,
hubungan antara upaya terhadap hasil tangkap persatuan upaya, hubungan antara
upaya terhadap pendapatan, spesies unggulan dan pola musim ikan), pendugaan
determinasi alat tangkap (jenis alat tangkap yang cocok untuk dikembangkan),
pendugaan alokasi sumberdaya optimal (jenis dan jumlah alat tangkap optimum yang
memberikan nilai maksimum pada pencapaian tujuan), pendugaan kelayakan usaha
pemanfaatan (kriteria-kriteria kelayakan usaha pemanfaatan).
Setelah meng-klik ganda mouse pada salah satu kelompok wilayah pengelolaan perikanan atau
pada kelompok sumberdaya ikan, program akan menyajikan option pilihan informasi diatas. Untuk menampilkan informasi
tersebut, pengguna harus mengisi pilihan kelompok wilayah pengelolaan atau
sumberdaya, propinsi, kabupaten,spesies dan atau alat tangkap. Jika setiap tahap
pemilihan tersebut telah dilengkapi, maka dengan meng-klik icon
option, program akan menampilkan informasi yang diiginkan.
Program
SISTEMIK 2000 Versi 1.0
telah di uji coba untuk merekomendasikan alternatif pengembangan usaha
pemanfaatan sumberdaya ikan laut dengan menggunakan data perikanan dari
Kabupaten Pamekasan (Madura), Propinsi Jawa Timur, Wilayah Pengelolaan Perikanan
3 Laut Jawa Tahun 1999. Hasil perhitungan untuk pengambilan keputusan terbaik
dari verifikasi program tersaji dalam keluaran informasi sub
menu output.
Berdasarkan
keluaran informasi sub menu output pendugaan potensi dan tingkat upaya, dari 3
alternatif pengembangan
usaha pemanfaatan sumberdaya kelompok ikan pelagis besar (tenggiri, cakalang dan
tongkol), terlihat bahwa hanya tenggiri yang mempunyai peluang untuk
dikembangkan, sedangkan cakalang dan tongkol sudah berlebihan pengusahaannya (over
fishing dan over capacity). Disamping itu, tenggiri merupakan spesies
unggulan dari tiga spesies kelompok sumberdaya ikan pelagis besar alternatif.
Berdasarkan keluaran informasi sub menu
output spesies
unggulan,
terlihat bahwa tenggiri mempunyai nilai keuntungan tertinggi dibandingkan dengan
nilai keuntungan spesies yang lainnya yaitu
berturut-turut,tenggiri(Rp.23,364,459,518) cakalang (Rp.17,423,258,426) dan
tongkol (Rp.17,093,147,233).
Untuk
mengetahui potensi
lestari
tenggiri, upaya
optimum
untuk menangkap tenggiri, tingkat
pemanfaatan potensi
tenggiri dan peluang
pengembangannya,
tingkat upaya
tangkap
tenggiri dan peluang
pengembangannya
dan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya over fishing
dan over
capasity,
rekomendasi yang diberikan oleh program komputer adalah seperti yang terlihat
pada keluaran informasi sub menu output
pendugaan potensi dan tingkat upaya. Berdasarkan keluaran informasi sub menu
output tersebut, hasil tangkap tenggiri pada tahun 1999 1322.843 ton, potensi
lestarinya (MSY) 1490.227 ton, tingkat pemanfaatannya 88.77% dan peluang
pengembangannya 1.23%, sehingga dengan demikian pada tahun tersebut belum
terjasi over fishing. Pada tahun yang
sama, upaya tangkap tenggiri 102,452 trip, upaya optimumnya (MSY) 143,967 trip,
tingkat upayanya 71.16% dan peluang pengembangannya 18.84% sehingga dengan
demikian pada tahun tersebut belum terjadi over
capasity.
Keluaran
informasi sub menu output pendugaan potensi dan tingkat upaya yang digunakan
untuk pendugaan potensi dan upaya dari tenggiri, adalah menggunakan model Fox.
Hal ini didasarkan pada nilai ketepatan (nilai
determinasi)
model Fox dalam menjelaskan ukuran hubungan linear antara upaya dengan CPUE
dibandingkan dengan model yang lain. Nilai determinasi dari ketiga model yang
digunakan berturut-turut, model Fox 52%, model Shcaefer 39% dan model general
51%.
Tingkat
pemanfaatan tenggiri disini mengacu pada tingkat pemanfaatan yang aman, lestari
dan berkelanjutan yaitu 90 % dari besarnya potensi lestari atau MSY (Maximum
Sustainable Yield). Tingkat pemanfaatan dan peluang pengembangan adalah
berlaku pada saat atau tahun pendugaan besarnya potensi. Dalam konteks ini data
terakhir adalah untuk tahun 1999, sehingga besarnya tingkat pemanfaatan dan
peluang pengembangan tenggiri tersebut adalah untuk tahun 1999. Untuk
tahun-tahun berikutnya, misalnya 2000 dan seterusnya besarnya tingkat
pemanfaatan dan peluang pengembangan tersebut tentu akan berubah, dapat menjadi
lebih kecil, tetap atau mungkin lebih besar tergantung pada besarnya dugaan
potensi dan tingkat pemanfaatannya. Kalau diasumsikan besarnya dugaan potensi
tenggiri tetap, sedangkan perikanannya terus berkembang yang artinya tingkat
pemanfaatannya bertambah maka peluang pengembangannya akan menjadi kecil.
Sebaliknya, kalau potensi tenggiri tetap, tetapi tingkat pemanfaatannya menurun
karena menurunnya aktivitas perikanan akibat krisis ekonomi misalnya, maka
peluang pengembangannya akan menjadi bertambah atau lebih besar.
Untuk
menentukan pola
musim penangkapan
ikan tenggiri, rekomendasi yang diberikan oleh program komputer adalah seperti
yang terlihat pada keluaran informasi sub
menu output pola musim ikan. Berdasarkan keluaran informasi sub
menu output tersebut, musim ikan terjadi pada bulan April sampai dengan Juli
dan pada bulan September sampai Oktober. Puncak musim ikan terjadi pada bulan
Mei dan Oktober, dengan indeks musim berturut-turut 0.16 dan 0.63 yang
menjelaskan bahwa pada puncak musim, produksi meningkat masing-masing sebesar
16% dan 63% dari produksi rata-rata bulanan (487,184 ton). Sebaliknya tidak
musim ikan terjadi pada bulan Januari sampai Maret dan pada bulan November
sampai Desember. Puncak paceklik terjadi pada bulan Februari dan November,
dengan indeks musim berturut-turut -0.37 dan –0.26 yang menjelaskan bahwa pada
puncak paceklik, produksi menurun masing-masing sebesar 37% dan 26% dari
produksi rata-rata bulanan (487,184 ton).
Untuk
pemilihan jenis
alat tangkap yang cocok
untuk menangkap tenggiri baik secara biologi, teknik, sosial, ekonomi, program
komputer merekomendasikan alat tangkap gillnet dan pancing. Berdasarkan keluaran
informasi sub menu output determinasi
alat tangkap, dari tiga alat tangkap (gillnet, pancing dan rawai), gilnet dan
pancing memiliki nilai diatas 40 atau memiliki 75% nilai dari nilai yang
dimiliki oleh alat penangkapan yang ideal yakni alat tangkap yang dapat
dipertanggungjawabkan secara biologi, teknik, sosial dan ekonomi.
Untuk pemilihan jenis
dan jumlah alat tangkap
untuk menangkap tenggiri melalui pengalokasian sumberdaya yang ada (sumberdaya
ikan, jumlah tenaga kerja, modal investasi dan operasi dan bahan bakar minyak),
rekomendasi yang diberikan oleh program komputer adalah seperti yang terlihat
pada keluaran informasi sub menu output alokasi sumberdaya optimal. Berdasarkan keluaran
informasi sub menu output tersebut,
dari 2 alternatif kelompok unit penangkapan (gillnet dan Pancing) yang cocok
untuk dikembangkan di perairan Kabupaten Pamekasan, hanya terdapat satu kelompok
yang memberikan solusi optimal yaitu kelompok unit gillnet. Jumlah unit
penangkapan yang dimungkinkan beroperasi agar sumberdaya ikan tenggiri dapat
dimanfaatkan secara optimal tanpa mengganggu kelestariannya diperairan Pamekasan
(Madura) adalah setara dengan 48 unit gillnet dengan total keuntungan
Rp.14,400,000,000. Pada solusi optimal, semua sumberdaya nelayan (960 orang)
yang dialokasikan untuk mengoperasikan semua unit penangkapan yang memberikan
pemanfaatan optimal, habis terpakai. Sumberdaya tengiri yang dialokasikan untuk
dimanfaatkan tanpa mengganggu kelestariannya sebesar 634.944 ton/tahun. Bahan
bakar minyak yang diperlukan untuk menunjang pengoperasian armada penangkapan
ikan sebesar 5899660.8 liter/tahun. Modal kerja yang perlu disediakan untuk
keperluan kegiatan operasi penangkapan ikan tenggiri dengan alat tangkap gillnet
diperairan Pamekasan adalah Rp.991,089,600.-.
Untuk
penentuan kelayakan
usaha pengembangan
perikanan tenggiri, rekomendasi program komputer adalah pengembangan usaha
perikanan tenggiri layak dikembangkan. Berdasarkan
keluaran informasi sub menu output
kelayakan usaha, dari empat kriteri investasi yang digunakan (NPV, IRR, NET B-C
RATIO dan PAYBACK PERIOD) terlihat bahwa pengembangan usaha pamanfaatan tenggiri
layak dilaksanakan. Nilai kriteria investasi untuk pengembangan usaha
pemanfaatan tenggiri adalah sebagai berikut: Nilai NPV pada tingkat suku bunga
28% sebesar Rp.630,540,-, nilai ini merupakan tanda go untuk suatu proyek atau
proyek tersebut dinyatakan layak, karena investasi tersebut menguntungkan (NPV
> 0). Nilai IRR 64.49%, nilai ini memberikan tanda bahwa tingkat suku bunga
maksimal untuk sampai kepada NPV sama dengan nol masih lebih besar dari tingkat
suku bunga yang berlaku atau NPV dari dari proyek tersebut lebih besar dari nol,
sehingga proyek tersebut dinyatakan layak. Nilai NET B-C RATIO 2.94, nilai ini
memberikan tanda bahwa perbandingan total nilai kini manfaat bersih yang positif
dengan total nilai kini manfaat bersih yang negatif lebih besar dari 1 (NET B-C
RATIO Ę
1) atau NPV dari dari
proyek tersebut lebih besar dari nol, sehingga proyek tersebut dinyatakan layak.
Rekomendasi
dari program komputer sebagaimana telah diuji cobakan pada data perikanan dari
Kabupaten Pamekasan, Propinsi Jawa Timur, Wilayah Pengelolaan Perikanan 3 Laut
Jawa tahun 1999 tersebut bukanlah keputusan yang dijamin mencerminkan kenyataan
yang sesungguhnya terjadi. Potensi rekomendasi yang dihasilkan oleh program
komputer untuk terjadi kesalahan dalam praktek sesungguhnya sangat besar, sebab
sebagaimana diketahui akurasi data yang digunakan sangat menentukan perolehan
informasi (Garbage
in Garbage
out).
Namun
demikian, rekomendasi program komputer untuk pengembangan usaha pemanfaatan
sumberdaya perikanan tenggiri ini tetaplah mencerminkan kebenaran secara
metodologis, yaitu metode surplus produksi, metode determinasi, metode alokasi
sumberdaya optimal dan metode kelayakan usaha.
KESIMPULAN DAN SARAN
Pengadaaan
sistem informasi berbasis komputer dengan sistem basis data secara multi
user selain dapat meningkatkan produktivitas dari segi kecepatan dan
keakuratan, menghindari pencatatan ganda terhadap data yang sama juga mengurangi
kebutuhan personal dalam pengelolaan dan penyampaian informasi.
Proses
pemilihan alternatif pengembangan usaha pemanfaatan sumberdaya perikanan laut
Indonesia dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu program komputer. Dengan
pengembangan sebuah software, pemilihan alternatif pengembangan usaha
pemanfaatan sumberdaya perikanan laut Indonesia dapat dilakukan dengan cepat
dibandingkan dengan cara manual.
Program SISTEMIK
2000 Versi 1.0
dibangun sebagai perangkat lunak untuk mengolah (processing) data-data perikanan untuk menunjang penyediaan informasi
dalam bidang perikanan, terutama informasi untuk pengembangan usaha pemanfaatan
sumberdaya perikanan laut Indonesia. Disamping itu, paket program ini juga
dibangun sebagai penyedia (browsing)
informasi siap pakai.
Pembangunan Program
SISTEMIK 2000 Versi 1.0
mempunyai peran penting untuk kajian strategis, perencanaan jangka panjang,
jangka menengah dan jangka pendek bagi terciptanya tingkat pengelolaan
sumberdaya perikanan laut yang optimal dan lestari. Disamping itu, Pembangunan Program
SISTEMIK 2000 Versi 1.0
juga dibutuhkan bagi pembangunan sumberdaya manusia profesional dalam semua
aspek pengusahaan perikanan.
Program
SISTEMIK 2000
untuk menentukan alternatif pengembangan usaha pemanfaatan sumberdaya perikanan
laut Indonesia, belum secara sempurna menggambarkan kondisi perikanan yang
sebenarnya, karena tergantung akurasi data yang digunakan. Untuk memperoleh
rekomendasi yang benar dari program komputer, disarankan pengisian data
referensi disesuaikan dengan data nyata yang ada.
Untuk memaksimalkan unjuk kerja dan nilai manfaat dari Program SISTEMIK 2000, diperlukan dukungan teknologi komunikasi yang mampu menciptakan kondisi free flow of information perikanan, sehingga Program SISTEMIK 2000 dapat dimanfaatkan semua pihak yang berperan sebagai the development agents perikanan yakni para perumus kebijakan, perencana, peneliti, ilmuwan, penyuluh, pengusaha dan nelayan.
DAFTAR PUSTAKA
Gulland,
J. A., 1983. Fish Stock Assesment. Annual
of Basic Methods. John Wiley and Sons, Chiester-New York, Brosbone, Toronto,
Singapore. 233 p.
Moekijat,
1991. Pengantar Sistem Informasi Manajemen. PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung. 97 hal.
Posted
25 May 2001 [RCT]