Sadarun

Re-edited  20 December, 2000

Copyright © 2000 Sadarun    

Makalah  Falsafah Sains (PPs 702)

Program Pasca Sarjana - S3

Institut Pertanian Bogor

 

Dosen:  Prof Dr Ir Rudy C Tarumingkeng

 

TERUMBU KARANG BUATAN SEBAGAI OBYEK FILSAFAT ILMU

 

 

 

Oleh :

 

Sadarun

P. 26600001

 

 

 

P E N D A H U L U A N

1.   Latar Belakang

Terumbu karang adalah objek filsafat ilmu yang merupakan cabang ilmu lingkungan yang membahas keterkaitan antara biologi dan ekologi yang mempunyai asas manfaat bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia.

Ekosistim Terumbu Karang merupakan suatu ekosistim khas daerah tropik, yang mempunyai produktifitas dan keanekaragaman jenis fauna yang tinggi.   Disamping itu ekositem terumbu karang yang juga merupakan tempat hidup, tempat mencari makan (feeding ground), daerah asuhan (nursery ground) dan tempat memijah (spawning) bagi berbagai biota laut.

Banyak biodata laut yang hidup didaerah terumbu karang yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia, diantaranya yaitu ikan karang. Sumber daya ikan karang dapat digolongkan menjadi dua yaitu Golongan Ikan Hias (ornamental fish) dan Golongan Ikan Konsumsi    (food fish).

Ikan karang merupakan salah satu komoditas perikanan yang mempunyai prospek cerah di Indonesia dalam upaya peningkatan ekspor non migas, meningkatnya permintaan pasar terhadap ikan karang untuk konsumsi dengan harga yang menggiurkan, telah mendorong masyarakat nelayan untuk mengeksploitasi ikan karang sebanyak-banyaknya.  Tetapi dilain pihak, penangkapan ikan karang di daerah terumbu karang seringkali dilakukan tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan sekitarnya.  Dibeberapa daerah telah menjurus kearah eksploitasi yang berlebihan.  Penggunaan alat tangkap yang efektif, jika tidak disertai dengan pengetahuan yang memadai akan sifat-sifat biologis dari fauna dan flora yang ada, dapat mengakibatkan kelangkaan bahkan kepunahan sumberdaya alam.

2.   Perumusan Masalah

Eksploitasi ikan karang yang berlebihan dan penggunaan alat tangkap destruktif cenderung merusak karang alami sebagai habitat ikan.  Rusaknya habitat akan mengancam ekosistim ikannya sendiri. Terumbu Karang buatan diduga dapat menciptakan habitat alami dan akan mengakibatkan ikan berasosiasi dengan terumbu karang buatan tersebut. Kemampuan terumbu karang buatan dalam memikat ikan untuk berasosiasi dengannya, perlu diamati dan dibandingkan dengan terumbu karang alami.

3.   Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

         Mengetahui dan membandingkan komposisi serta jumlah ikan karang yang terkumpul di sekitar terumbu karang buatan dan terumbu karang alami.

 

4.                                                    Perumusan Hipotesis.

Sebagai kerangka pemikiran dasar adalah filsafat ilmu dimana berfungsi untuk mendapatkan kesimpulan yaitu Ho = 0, dan H1 ¹ 0.

Hipotesisnya adalah sebagai berikut:

         Ho = Tidak terdapat perbedaan komposisi dan jumlah ikan karang yang terkumpul disekitar terumbu karang buatan dan terumbu karang alami yang kondisinya dikategorikan rusak.

         H1 = Terdapat perbedaan komposisi dan jumlah ikan karang yang terkumpul disekitar terumbu karang buatan dan terumbu karang alami yang kondisinya dikategorikan rusak.

 

TINJAUAN PUSTAKA

Sebagai objek filsafat ilmu terumbu karang buatan sangat berperan untuk organisme secara langsung dan manusia secara tidak langsung.

Terumbu Karang buatan adalah struktur yang dibuat dari bahan atau benda – benda keras yang diletakkan di lingkungan laut dan berperan untuk menyediakan tempat berlindung, sumber makanan dan tempat peninjauan bagi bermacam-macam ikan atau organisme lainnya pada daerah yang tidak memiliki habitat alami untuk keperluan tersebut (Miclat and Miclat, 1989).

Menurut Hutomo (1990) fungsi Terumbu Karang buatan adalah meningkatkan kekayaan kehidupan laut dengan memberikan sumber makanan dalam bentuk algae dan organisme penempel atau menjalar lainnya maupun ikan-ikan kecil dan invertebrata yang biasa hidup bersamanya.

Terumbu karang buatan dapat terdiri dari peletakan berbagai macam bahan keras seperti ban mobil bekas, beton, bambu, kapal bekas atau timbunan batu alam di dasar laut yang tidak memilki sifat-sifat alami serupa benda-benda tersebut. Benda-benda itu diharapkan mempunyai sifat tahan lama, mempunyai banyak lubang atau celah-celah untuk berlindung bagi biota laut, dan tidak mengganggu lalu lintas laut (Sukarno,1988).

Konstruksi terumbu karang buatan dapat dibuat menyerupai piramid atau kubus. Strukturnya diusahakan agar tidak mudah berubah dan tidak mudah hancur terkena ombak.

Ban mobil bekas sangat cocok sebagai terumbu karang buatan karena mempunyai karakter tidak berubah strukturnya dan tidak mengeluarkan zat kimia beracundalam air laut serta cepat tersedia, ekonomis untuk membuat konstruksi dalam bentuk susunan yang besar dan mudah diangkut ke lokasi terumbu karang buatan  (Isom, et.al, 1990).

 

 

DAFTAR  PUSTAKA

 

 

Hutomo, M., 1990. Teknologi Terumbu Buatan: Suatu Upaya Untuk Meningkatkan Sumberdaya Hayati Laut. Pewarta Oseana XVI (1): hal 23-33.

 

Isom, HS,.DG. Syahastha, Sutarto, 1990. Petunjuk Teknis Pembuatan Terumbu Karang Tiruan. Balai Pengembangan Penangkapan Ikan. Semarang 20 hal.

 

Miclat, R. and Miclat, 1989. Artificial Reefs : A Fishiers Management Tool For Ligayen Gulf. ICLARM Conference Proceeding 17.P : 109-117.

 

Sukarno, 1988. Terumbu Karang Buatan Sebagai Sarana Untuk Meningkatkan Produksi Perikanan di Peraiaran Jepara Dalam Perairan Indonesia: Biologi, Budidaya, Kualitas Perairan dan Oseanografi. Hal: 87-97.