Oleh :
P. 26600001
1. Latar
Belakang
Terumbu karang adalah objek filsafat ilmu yang
merupakan cabang ilmu lingkungan yang membahas keterkaitan antara biologi dan
ekologi yang mempunyai asas manfaat bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia.
Ekosistim Terumbu Karang merupakan suatu ekosistim
khas daerah tropik, yang mempunyai produktifitas dan keanekaragaman jenis fauna
yang tinggi. Disamping itu ekositem
terumbu karang yang juga merupakan tempat hidup, tempat mencari makan (feeding
ground), daerah asuhan (nursery ground) dan tempat memijah (spawning)
bagi berbagai biota laut.
Banyak biodata laut yang hidup didaerah terumbu karang
yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia, diantaranya yaitu
ikan karang. Sumber daya ikan karang dapat digolongkan menjadi dua
yaitu Golongan Ikan Hias (ornamental fish) dan Golongan Ikan
Konsumsi (food fish).
Ikan karang merupakan salah satu komoditas perikanan yang
mempunyai prospek cerah di Indonesia dalam upaya peningkatan ekspor non migas,
meningkatnya permintaan pasar terhadap ikan karang untuk konsumsi dengan harga
yang menggiurkan, telah mendorong masyarakat nelayan untuk mengeksploitasi ikan
karang sebanyak-banyaknya. Tetapi dilain
pihak, penangkapan ikan karang di daerah terumbu karang seringkali dilakukan
tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan sekitarnya. Dibeberapa daerah telah menjurus kearah
eksploitasi yang berlebihan. Penggunaan
alat tangkap yang efektif, jika tidak disertai dengan pengetahuan yang memadai
akan sifat-sifat biologis dari fauna dan flora yang ada, dapat mengakibatkan
kelangkaan bahkan kepunahan sumberdaya alam.
2. Perumusan Masalah
Eksploitasi ikan karang yang berlebihan dan penggunaan
alat tangkap destruktif cenderung merusak karang alami sebagai habitat
ikan. Rusaknya habitat akan mengancam
ekosistim ikannya sendiri. Terumbu Karang buatan diduga dapat menciptakan
habitat alami dan akan mengakibatkan ikan berasosiasi dengan terumbu karang
buatan tersebut. Kemampuan terumbu karang buatan dalam memikat ikan untuk
berasosiasi dengannya, perlu diamati dan dibandingkan dengan terumbu karang
alami.
3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
Mengetahui dan membandingkan komposisi serta jumlah ikan
karang yang terkumpul di sekitar terumbu karang buatan dan terumbu karang
alami.
4.
Perumusan Hipotesis.
Sebagai kerangka pemikiran dasar adalah filsafat ilmu dimana berfungsi
untuk mendapatkan kesimpulan yaitu Ho = 0, dan H1 ¹ 0.
Hipotesisnya adalah sebagai berikut:
Ho = Tidak terdapat perbedaan komposisi dan jumlah ikan
karang yang terkumpul disekitar terumbu karang buatan dan terumbu karang alami
yang kondisinya dikategorikan rusak.
H1 = Terdapat perbedaan komposisi dan jumlah ikan karang
yang terkumpul disekitar terumbu karang buatan dan terumbu karang alami yang
kondisinya dikategorikan rusak.
TINJAUAN PUSTAKA
Sebagai objek filsafat ilmu terumbu karang buatan sangat
berperan untuk organisme secara langsung dan manusia secara tidak langsung.
Terumbu Karang buatan adalah struktur yang dibuat dari
bahan atau benda – benda keras yang diletakkan di lingkungan laut dan berperan
untuk menyediakan tempat berlindung, sumber makanan dan tempat peninjauan bagi
bermacam-macam ikan atau organisme lainnya pada daerah yang tidak memiliki
habitat alami untuk keperluan tersebut (Miclat
and Miclat, 1989).
Menurut Hutomo (1990) fungsi Terumbu Karang
buatan adalah meningkatkan kekayaan kehidupan laut dengan memberikan sumber
makanan dalam bentuk algae dan organisme penempel atau menjalar lainnya maupun
ikan-ikan kecil dan invertebrata yang biasa hidup bersamanya.
Terumbu karang buatan dapat terdiri dari peletakan berbagai
macam bahan keras seperti ban mobil bekas, beton, bambu, kapal bekas atau
timbunan batu alam di dasar laut yang tidak memilki sifat-sifat alami serupa
benda-benda tersebut. Benda-benda itu diharapkan mempunyai sifat tahan lama,
mempunyai banyak lubang atau celah-celah untuk berlindung bagi biota laut, dan
tidak mengganggu lalu lintas laut (Sukarno,1988).
Konstruksi terumbu karang
buatan dapat dibuat menyerupai piramid atau kubus. Strukturnya diusahakan agar
tidak mudah berubah dan tidak mudah hancur terkena ombak.
Ban mobil bekas sangat cocok sebagai
terumbu karang buatan karena mempunyai karakter tidak berubah strukturnya dan
tidak mengeluarkan zat kimia beracundalam air laut serta cepat tersedia,
ekonomis untuk membuat konstruksi dalam bentuk susunan yang besar dan mudah
diangkut ke lokasi terumbu karang buatan
(Isom, et.al, 1990).
DAFTAR PUSTAKA
Hutomo, M., 1990. Teknologi Terumbu
Buatan: Suatu Upaya Untuk Meningkatkan Sumberdaya Hayati Laut. Pewarta Oseana
XVI (1): hal 23-33.
Isom, HS,.DG. Syahastha, Sutarto, 1990.
Petunjuk Teknis Pembuatan Terumbu Karang Tiruan. Balai Pengembangan Penangkapan
Ikan. Semarang 20 hal.
Miclat, R.
and Miclat, 1989. Artificial Reefs : A Fishiers Management Tool For
Sukarno,
1988. Terumbu Karang Buatan Sebagai Sarana Untuk Meningkatkan
Produksi Perikanan di Peraiaran Jepara
Dalam Perairan