Re-edited
Copyright © 2000 Ni Nyoman Tri Puspaningsih
Makalah Falsafah Sains
(PPs 702)
Program Pasca Sarjana
- S3
Institut Pertanian
Dosen: Prof Dr Ir Rudy C
Tarumingkeng
MANIPULASI
GENETIK SACCHAROMYCES CEREVISIAE DALAM UPAYA
MENINGKATKAN
PRODUKSI ETANOL
Oleh :
P17600004/BIO
nyomantri@hotmail.com
I. Latar belakang (Pendekatan Ontologi dan Epistemologi)
Saccharomyces cerevisiae merupakan mikroorganisme yang sangat dikenal oleh masyarakat luas sebagai
ragi roti (baker’s yeast). Ragi roti ini digunakan dalam pembuatan makanan, minuman
dan juga dalam industri etanol (Russel et al., 1991). Etanol merupakan
salah satu produk industri yang penting di Indonesia, baik sebagai alternatif
bahan bakar yang ramah lingkungan maupun fungsinya yang lain sebagai bahan baku
industri kimia, sebagai pelarut dan sebagai desinfektan dalam bidang kesehatan.
Etanol dapat diproduksi dari bahan baku glukosa, tetes tebu dan pati. Namun
demikian, dewasa ini bahan-bahan baku
tersebut cukup sulit diperoleh. Oleh karena itu, perlu dikembangkan
penelitian-penelitian dasar yang nantinya mampu diterapkan dalam industri
etanol. Penelitian-penelitian yang dapat dikembangkan antara
lain mencari bahan baku
alternatif yang tersedia dalam jumlah berlimpah, optimalisasi proses fermentasi
atau memanipulasi mikroorganisme yang berperan dalam proses fermentasi etanol.
Penelitian manipulasi genetik
terhadap mikroorganisme yang berperan dalam fermentasi etanol merupakan topik
penelitian yang penting untuk dilakukan. Hal ini disebabkan segala aspek
penelitian yang dilakukan dalam fermentasi etanol sangatlah bergantung pada
keunggulan dari mikroorganisme yang digunakan, dan dalam industri etanol
mikroorganisme Saccharomyces cerevisiae sering digunakan, termasuk
industri etanol di Indonesia. Oleh karena itu manipulasi genetik
Saccharomyces cerevisiae untuk meningkatkan produksi etanol perlu dilakukan,
sehingga ketersediaan dan efisiensi produksi etanol dapat terpenuhi.
Ragi Saccharomyces
cerevisiae mempunyai sekitar 14.000 kb DNA kromosom (85& dari DNA total) yang terdistribusi
ke dalam 16 kromosom yang berbeda dan telah dikarakterisasi secara genetik.
Selain itu Saccharomyces cerevisiae mempunyai dua unsur genetik yang lain, yaitu
DNA mitokondria dan DNA plasmid 2m. Beberapa galur mengandung unsur ketiga yang
disebut plasmid pembunuh (killer plasmid) (Watson et al., 1987).
Setiap sel haploid ragi mempunyai sekitar 10 - 15 mitokondria yang terdistribusi sepanjang sitoplasma (± 10% dari massa sel). Mitokondria ini mempunyai unsur genetik tersendiri (DNA mitokondria) (Watson et al., 1987). DNA mitokondria Saccharomyces cerevisiae berbentuk sirkuler dan peta restriksinya telah diketahui. Ukuran DNA mitokondria ini sekitar 75-80 kb bergantung pada jenis galurnya. DNA mitokondria ini berada dalam 40-50 kopi per sel dan sekitar 10% dari DNA total sel ragi (Guthrie et al., 1991). Perbedaan antara DNA kromosom dengan DNA mitokondria di antaranya adalah dalam DNA mitokondria tidak ditemukan aktivitas proofreading, sehingga menyebabkan laju mutasi di mitokondria lebih tinggi dibandingkan dalam gen kromosom. Protein yang dikode oleh DNA mitokondria disintesis dalam bagian mitokondria yang disebut mitoribosom. Perbedaan lain dalam sistem genetik mitokondria adalah bahwa kodon UGA tidak dibaca sebagai kodon terminasi melainkan dikode untuk asam amino triptofan (Watson et al., 1987).
Mitokondria
merupakan organela yang berperan penting dalam metabolisme respirasi untuk
menghasilkan ATP. Kerusakan pada fungsi DNA mitokondria menyebabkan mutan tidak
dapat melakukan respirasi dan akibatnya tidak lagi dipengaruhi oleh Efek
Pasteur, misalnya supresi oksigen selama glikolisis (Hutter, A. et al.,
1998). Peristiwa ini diduga menyebabkan laju fermentasi etanol menjadi lebih
tinggi. Mutasi pada DNA mitokondria akan menghasilkan mutan yang disebut mutan
petite. Hutter et al. (1998) telah melaporkan bahwa mutan petite mampu
meningkatkan kadar etanol 30 - 40% dibanding tipe liarnya. Dalam penelitian tersebut
digunakan Saccharomyces cerevisiae galur ATCC. Valadi, H. et al.
(1998) telah pula melaporkan upaya peningkatan produksi etanol menggunakan
mutan Saccharomyces cerevisiae pada lokus gen pengkode enzim
gliserol-3-fosfat dehodrogenase. Mac. Iver, F.H. et al. (1997) telah
mengidentifikasi DNA mitokondria Saccharomyces cerevisiae yang
berperansebagai promotor dalam mengendalikan sumber karbon.
Manipulasi
genetik DNA kromosom Saccharomyces cerevisiae telah dilakukan oleh
Puspaningsih, N.N.T. (1994) dengan cara mutasi secara kimiawi guna mempelajari
keterlibatan gen SAL4 dalam proses ketepatan translasi dan/atau faktor
terminasi. Mutasi pada penelitian tersebut menggunakan mutagen kimia dan cara
ini mempunyai kelemahan, yaitu mutagen kimia bersifat karsinogenik sehingga
dapat membahayakan peneliti. Oleh karena
itu , dalam penelitian ini akan dilakukan mutasi secara fisika sinar UV)
dalam suatu kotak bertutup sehingga tidak membahayakan peneliti.
1. Bagaimanakan perubahan genetik mutan petite
Saccharomyces cerevisiae dibandingkan dengan tipe liarnya ?
2. Berapa prosenkah mutan petite mampu
meningkatkan produksi etanol?
Hipotesis :
Mutan petite yang dihasilkan
dari mutasi DNA mitokondria Saccharomyces
cerevisiae tidak mampu meningkatkan produksi etanol
Tujuan Khusus :
1. memperoleh mutan petite Saccharomyces cerevisiae yang mampu meningkatkan kadar etanol
2. menentukan perbedaan genetik (analisis
restriksi) mutan petite dengan tipe liarnya
IV. Manfaat Penelitian (Pendekatan Aksiologi)
Mutan
petite Saccharomyces cerevisiae yang dihasilkan akan mampu meningkatkan
kadar etanol, sehingga walaupun ketersediaan bahan baku terbatas, mutan ini
mampu menghasilkan etanol lebih tinggi dibanding tipe liarnya. Hal ini tentunya
akan menguntungkan bagi industri etanol dan diharapkan kebutuhan etanol dalam
negeri dapat terpenuhi.
ultraviolet pada panjang gelombang 254 nm dalam kotak bertutup.
2. Isolasi mutan petite
menggunakan media selektif YPD (yeast peptone dextrose) dan YPG(yeast peptone glicerol).
Mutan petite mampu tumbuh dalam medium YPD sebaliknya tidak tumbuh dalam medium
YPG.
3. Isolasi DNA mitokondria
murni dari mutan petite dilakukan dengan metode
gradien densitas dengan
penambahan 4’,6-diamidino-2-phenylimdole yang akan terikat pada
DNA mitokondria yang kaya akan A+T, sehingga dapat dipisahkan dari DNA
kromosomnya. Tahap ini juga dilakukan terhadap DNA mitokondria tipe liar untuk
dibandingkan analisis genetiknya.
4. Karakterisasi terhadap DNA
mitokondria murni dari tipe liar dan mutannya
dilakukan dengan analisis
restriksi menggunakan beberapa enzim restriksi.
Hasil pemotongan oleh enzim
restriksi tersebut antara tipe liar dan mutan akan dibandingkan.
C. Penggunaan mutan
petite Saccharomyces cerevisiae untuk produksi etanol
1. Fermentasi etanol
oleh mutan petite dilakukan menggunakan metode
Krishnan, M.S. et al.
(1995). Sebagai perbandingan dilakukan
pula fermentasi
etanol oleh Saccharomyces
cerevisiae tipe liarnya.
2. Pemurnian etanol dengan
destilasi fraksi
3. Penentuan kadar
etanol dengan Kromatografi Gas
Ausubel, F.M., 1992, Short
Protocols in Molecular Biology, 2nd. Ed.,
Greene Publishing Associates & John Wiley & Sons, New York.
Guthrie, C. and Fink, R.G., 1991,
Guide to Yeast Genetics and Molecular Biology, Academic Press, New York.
Hutter, A. and Oliver, S. G.,
1998, Ethanol Production using Nuclear Petite Yeast Mutants, Appl.
Microbiol.Biotechnol., 49(5)
Krishnan, M.S. ; Xia, Y.; Tsao, T .G.; Kasthurikrishnan, N.;
Srinivasan, N. and Cooks, R.G., 1995, Process Engineering of High
Ethanol-Tolerance Yeast for
The Manufacture of Ethanol, Applied Biochemistry and Biotechnology, 51(52).
MacIver, F.H.; Dawes, I. A. and Grant, C. M., 1997, Identification of a
Saccharomyces cerevisiae Mithocondrial-DNA which can act as a Promotor
Tightly Regulated by Carbon
Source when Placed in the Nucleus, Curr.Genet.,
31
Puspaningsih, N.N.T., 1994,
Isolasi dan Karakterisasi mutan sal4 di Ragi
(Saccharomyces cerevisiae),
Tesis S2, ITB, Bandung
Russel,C; Mawson, J and Pak
Lam Yu, 1991, A Review of Production of
Recombinant Products in
Yeasts, Australian Journal of Biotechnology, 5.
Valadi,H; Larson,C and
Gustafson,L., 1998, Improved Ethanol production by
Glycerol-3-phosphate
dehydrogenase Mutants of Saccharomyces cerevisiae,
Appl.Microbiol Biotechnol.,
50(4).
Watson; Hopkins; Roberts;
Steitz and Weiner, 1987, Molecular Biology of The
Gene, 5th. Ed., The
benjamin/Cummings Publishing Company, Inc., California.