MODEL MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PERUSAHAAN PENGUSAHAAN HUTAN PRODUKSI

 

 

Re-edited  20 December, 2000

 

Copyright © 2000 Gunawan Santosa    

Makalah  Falsafah Sains (PPs 702)

Program Pasca Sarjana

Institut Pertanian Bogor

 

Dosen:  Prof Dr Ir Rudy C Tarumingkeng

 

 

MODEL MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA KEGIATAN PENGUSAHAAN HUTAN PRODUKSI

 

 

Oleh :

 

Gunawan Santosa

(P. 146.00002 /IPK)

 

 

LATAR BELAKANG

 

Pembangunan sektor kehutanan selain bertumpu pada pengelolaan sumberdaya alam yang lestari juga peningkatan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat sekitar hutan dan sumberdaya manusia yang terlibat dalam pengelolaan hutan.  Pengelolaan hutan tidak terlepas dari penerapan teknologi dan keterlibatan sumberdaya manusia.  Penerapan teknologi dalam pengelolaan hutan tercermin dari penggunaan alat-alat berat dalam kegiatan pemanenan kayu.  Penyerapan tenaga kerja yang relatif banyak menuntut perhatian yang lebih tinggi terhadap keberadaan pekerja hutan.

 

Kegiatan pemanenan kayu merupakan suatu kegiatan yang dapat dikategorikan berat  Hal ini terlihat dari produk yang ditangani berupa log (kayu bulat) dengan volume besar dan berat.  Penanganan log tersebut memerlukan dukungan alat-alat berat yang menuntut keahlian khusus dalam pengoperasiannya.  Selain itu kondisi alam dengan topografi berat serta sulitnya kondisi lapangan akan menambah beratnya pekerjaan pemanenan kayu.  Hal tersebut semakin akrab dengan anggapan bahwa bekerja di bidang kehutanan adalah berbahaya dan mengandung resiko kecelakaan tinggi. 

 

Beberapa penelitian yang telah dilakukan terhadap beberapa  perusahaan pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) di Indonesia menunjukkan bahwa tingkat kecelakaan yang terjadi cukup besar, dimana di beberapa tempat  terjadi kematian.  ILO (1981)  menyatakan bahwa Kegiatan kehutanan merupakan kegiatan yang memiliki tingkat kecelakaan tinggi, diantara kegiatan kehutanan yang dilakukan ternyata pemanenan kayu memiliki tingkat kecelakaan yang tertinggi.  Di beberapa negara di  Asia Tenggara dan Afrika Barat pekerja di bidang pemanenan kayu dapat mengalami kecelakaan dua kali dalam setahun dan selama masa kerjanya satu dari lima pekerja meninggal karena kecelakaan pada kegiatan pemanenan kayu. 

 

Merupakan hal yang wajar bila perhatian terhadap K3 pada kegiatan pemanenan kayu diutamakan.  Namun kenyataan yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa perhatian terhadap K3 pada pemanenan kayu relatif kecil tidak sebanding dengan resiko kecelakaan yang dihadapi.  Perhatian perusahaan pemegang HPH terhadap K3 masih rendah, hal ini dapat dilihat dari minimnya data dan belum dikelolanya K3 secara sungguh-sungguh.  Hal yang sama juga diperlihatkan oleh Departemen Kehutanan dan Perkebunan RI sebagai departemen teknis yang melakukan pembinaan kepada pengusahaan hutan, dimana belum ada kebijaksanaan dan aturan khusus yang menangani K3.  Kondisi ini diperburuk oleh anggapan diantara pekerja hutan bahwa bila ingin bekerja di pemanenan kayu harus sanggup mengatasi bahaya sehingga bila terjadi kecelakaan kerja dianggap sebagai hal yang lumrah dan wajar.

 

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka sudah waktunya bila setiap perusahaan yang bergerak di bidang pengusahaan hutan menerapkan manajemen K3.  Hal ini ditujukan untuk menjamin K3 tenaga kerja maupun orang lain yang berada di tempat kerja, sumber produksi, proses produksi dan lingkungan kerja dalam keadaan aman.  Pada akhirnya diharapkan penerapan manajemen K3 dapat meningkatkan produktifitas perusahaan. 

 

Penerapan K3 di berbagai perusahaan mungkin berbeda-beda tergantung pada standar operasional yang digunakan, jenis usaha perusahaan dan produk yang dihasilkan.  Oleh karenanya perlu dicarikan suatu model yang optimal sistem manajemen K3 pada perusahaan yang bergerak di bidang pengusahaan hutan agar  tercapai produktifitas perusahaan   yang tinggi dan peningkatan kesejahteraan pekerjanya.

 

TUJUAN

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka tujuan dari penelitian  ini adalah diperolehnya model manajemen K3 pada kegiatan pengusahaan hutan produksi yang meliputi model kelembagaan, kelestarian  usaha serta pembiayaannya dalam rangka meningkatkan produktifitas perusahaan dan peningkatan kesejahteraan pekerjanya.

 

METODOLOGI

 

Pola pikir yang selama ini digunakan bahwa penanganan K3 pada kegiatan pengusahaan hutan hanya sekedar memenuhi persyaratan saja harus benar-benar dirubah.  Perhatian yang besar terhadap produksi kayu harus diimbangi dengan peningkatan kesejahteraan pekerja.  Penerapan manajemen K3 tidak semata-mata hanya korbanan pembiayaan ekstra dari perusahaan namun manfaat yang diberikan akan jauh lebih berharga dibanding biaya yang dikeluarkan untuk menangani kecelakaan kerja.  Secara keseluruhan Manajemen K3 akan meningkatkan produktifitas perusahaan dan kesejahteraan bagi para pekerjanya. 

 

Terdapat banyak alternatif yang mungkin dapat diajukan sehubungan dengan gagasan tersebut.  Pemilihan alternatif-alternatif hingga diperoleh model yang optimal akan dilakukan dengan menganalisis :

  1. Kondisi lapangan dalam hal penanganan K3
  2. Faktor-faktor kunci bagi keberhasilan manajemen K3
  3. Model manajemen K3 yang telah diterapkan oleh berbagai perusahaan yang telah berhasil baik.

 

Hipotesis :

 

Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ho     : Manajemen K3 tidak berpengaruh terhadap peningkatan produktifitas perusahaan dan kesejahteraan pekerja.

H1 : Manajemen K3 berpengaruh terhadap peningkatan produktifitas perusahaan dan kesejahteraan pekerja.

 

Keluaran Yang diharapkan

1. Tingkat Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada kegiatan pengusahaan hutan produksi

2. Gambaran mengenai Pengelolaan K3 yang telah dilaksanakan oleh beberapa perusahaan Pengusahaan Hutan Produksi di Indonesia.

3. Gambaran mengenai sistem manajemen K3 di beberapa perusahaan non kehutanan yang telah dinilai baik.

4. Penentuan model manajemen K3 yang paling optimal untuk diterapkan pada perusahaan yang bergerak di bidang pengusahaan hutan produksi.

 

Kerangka Pendekatan

Secara garis besar kerangka pendekatan penyusunan model (pemecahan masalah) disajikan dalam gambar 1 berikut ini.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


     Gambar 1.  Kerangka Pendekatan Penyusunan Model Manajemen K3

 

 

Model Manajemen K3 yang diharapkan dapat diterapkan pada pengusahaan hutan produksi tidak terlepas dari Sistem yang berlaku pada kegiatan tersebut.  Interaksi berbagai faktor saling pengaruh- mempengaruhi  menyebabkan suatu hubungan sebab akibat, baik faktor yang berasal dari dalam sistem maupun yang berasal dari luar sistem. Pendekatan melalui simulasi terhadap sistem yang diharapkan merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mendapatkan model manajemen K3 yang optimal.  Hubungan sebab akibat dari berbagai faktor yang berinteraksi tercantum pada gambar berikut :

Diamond: Peraturan
Ketenaga
kerjaan
Diamond: Kebijakan
perusahaan
 

 


                                

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


   Gambar 2.  Diagram Hubungan Sebab Akibat Pengelolaan K3

 

 

DAFTAR PUSTAKA.

 

1.      Apud, Elias and Sergio Valdes.  1995.  Ergonomics in forestry : The Chilean Case.  International Labour Office.  Geneva.

2.      Hadi, Hardono.  1994.  Epistomologi ; Filsafat Pengetahuan.  Kanisius.  Yogyakarta.

3.      ILO.  1981.  Occupational Safety and Health Problems in The Timber Industry.  International Labour Office. Geneva.

4.      Idris, Maman M & Soenarno.  1988.  Kecelakaan Kerja dalam Kegiatan Eksploitasi Hutan di Kalimantan Tengah.  Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 5 No 1. 

5.      Roberts, Nancy  et al.  1983.  Introduction to Computer Simulation : a System Dynamics Modeling Approach.  Addison-Wesley Publishing Company.  Massachusetts.

6.      Suma’mur, PK.  1988.  Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja.  CV. Haji Masagung.  Jakarta.

7.      Tafsir, Ahmad.  1999.  Filsafat Umum : Akal dan Hati sejak Thales sampai Capra. PT. Remaja Rosdakarya.   Bandung. 

8.      Winardi.  1999.  Pengantar Tentang Teori Sistem dan Analisis Sistem.  CV. Mandar Maju. Bandung.